Perpisahan Keempat Belas

3.7K 389 116
                                    

Perpisahan Keempat Belas

Happy Reading﹋o﹋

'Pelatihan yang bagus, Aria.'

Cecillia menoleh ke arah Felix dan memandangnya dengan tatapan sendu. Kenapa Felix malah memuji Aria? Dirinyalah yang berhasil melakukan pelatihan ini, tapi kenapa Aria yang mendapatkan pujian?

Tubuh Cecillia bergetar merasakan ketakutan dan kemarahannya berkumpul menjadi satu. Dia rela menodai tangannya yang suci demi menunjukkan kepada Felix bahwa dia bukanlah gadis tidak berguna. Tapi kenapa Felix tidak melihatnya? Kenapa Aria yang selalu menjadi pusat perhatian Felix? Apa bagusnya gadis psikopat seperti Aria?

"Hey," Tepukan di pundaknya membuat Cecillia tersentak kaget. "Kau tidak apa?" Tanya Aria yang langsung diangguki oleh Cecillia. Cecillia menatap Aria lekat, mencoba membandingkan wajahnya dengan wajah Aria. Dilihat dari sisi manapun dia lebih cantik dari Aria.

"Apa kau ketakutan?" Pertanyaan Felix membuat Cecillia langsung menoleh dan menatap Felix yang asik bersandar di pohon. Ada setitik rasa senang di hati Cecillia mendengar Felix bertanya padanya dengan suara lembut.

"Aku tidak apa," Jawab Cecillia tersenyum malu-malu. Dia bahkan dapat merasakan kedua pipinya yang terasa panas. Merah merona.

Felix tersenyum miring melihat Cecillia, "Baguslah." Ujarnya sinis. "Paling tidak kau tidak akan terlalu merepotkan lagi." Cecillia yang terlalu terlena dengan khayalannya tidak mendengar sindiran tajam Felix. Biarlah dia merasakan kesenangan sesaat.

Felix memutar pandangannya menatap Aria. "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Tanyanya kemudian.

Aria menatap Cecillia yang masih tersenyum dengan kening berkerut. Ketika sebuah pemikiran melintas di fikirannya, dia menyeringai seperti harimau yang berhasil menjebak mangsanya. "Kita akan membagi tim."

"Tim?" Tanya Felix tak mengerti. Aria dan isi kepalanya adalah hal yang sangat sulit untuk ditebak Felix maupun orang lain.

"Ya. Kita akan bagi menjadi dua tim. Setiap tim akan berpisah mulai dari sini dan akan berkumpul kembali di Zona Netral Timur." Aria menjelaskan idenya yang tidak bisa ditolak oleh siapa pun.

"Baiklah aku setuju." sahut Felix yang diangguki oleh anggota lainnya. "Lalu, bagaimana pembagian timnya?" tanyanya kemudian. Dalam hati Felix berharap dia tidak akan mendapatkan pasangan yang merepotkan.

"Aku dengan Felix, dan Cecillia dengan Zen." jawab Aria yang membuat Felix tersenyum tipis. Merasa senang dapat berduaan lagi dengan Aria.

"Apa?" pekik Cecillia. "Tapi kenapa? Kau dan Felix sama-sama ahli dalam hal ini. Dan kalian akan selamat meskipun sendirian. Jika aku bersama Zen, tidak ada jaminan bahwa kami bisa selamat." Protes Cecillia tak terima dengan keputusan Aria.

Felix memutar bola matanya jengah. Zen mengerutkan dahi sedikit merasa terganggu dengan ucapan Cecillia. Aria menatap Cecillia datar. "Lalu kau mau apa? Kau mau berpasangan dengan Felix?" tanya Aria sinis.

Felix mengumpat dalam hati, berharap tidak berganti pasangan dengan Cecillia yang merepotkan. Wajah Cecillia memerah membayangkan dirinya hanya berduaan dengan Felix. "U-um.." gumam Cecillia. "

"Jangan buang-buang waktu! Kita pergi sekarang dan bertemu lagi di Zona Netral Timur!" Sentak Felix tak sabaran dan langsung menarik Aria meninggalkan Zen dan Cecillia yang diam terpaku.

"Fe-Felix!!" Teriak Cecillia berusaha mengejar Felix, namun tangannya ditahan oleh Zen.

"Jangan menjadi beban cepat jalan!" Ujar Zen dingin dan langsung meninggalkan Cecillia. Cecillia kebingungan antara harus mengejar Felix atau Zen pun hanya diam berdiri. Setelah beberapa menit barulah Cecillia berlari mengejar Zen.

'Suatu saat kau akan berakhir di tanganku.'

°To be Continue°

Yahoooooo....... ada yang kangen sama cerita ini? ('-') Nggak ada ya? Oke FIX nggak masalah :3 lagian juga mau hiatus lagi :3 // *digeplak reader*

Ah~~ anu... ituh,, tolong dong dikoreksi part ini :v soalnya entah kenapa bagian ini rada 'aneh' '_' ituh sih kalau ada yang mau :v

Au ah :v jangan lupa Voted yaaaaaaaaaa......... bubbbaaaayyy~~~~

 9 Desember 2016 ©

Psycho GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang