Prolog

16.1K 937 102
                                    

PROLOG


"Selamat ulang tahun, Sayang. Semoga kau selalu menjadi putri Mama yang terbaik." Ucap Xena Vermillion kepada putrinya, Aria Vermillion. Dengan balutan dress hitam yang dipadukan dengan high heels hitam, Aria Vermillion tampak memukau dan menyita pandangan semua orang.

"Terima kasih, Ma. Aku pasti akan membanggakanmu dan Papa." Senyum manis tersungging di bibir Aria, menciptakan lesung pipit di pipi kananannya. Matanya berbinar senang atas pesta ulang tahunnya yang ketujuh belas ini.

Setelah saling berpelukan, Xena meninggalkan Aria untuk menemui tamu yang lain. Meskipun ini adalah pesta Aria, tetapi tamu yang datang sebagian besar hanyalah rekan bisnis ayahnya ataupun teman-teman ibunya. Teman Aria yang datang pun hanyalah sebatas kenalan. Karena itulah tidak ada yang bisa Aria lakukan untuk menjamu para tamu dan menyerahkan urusan tersebut pada ibunya.

Aria mengedarkan pandangannya ke pintu menanti kedatangan ayahnya, mengingat ayahnya saat ini masih dalam perjalanan setelah kemarin melakukan perjalanan bisnis. Bukannya menemukan sang ayah, pandangan Aria malah tertarik pada sesuatu yang lain. Dilihatnya seorang lelaki tua yang bertingkah aneh.

Karena penasaran, Aria memandangi lelaki itu dengan pandangan menyelidik. Dengan kemeja hitam dan syal yang melilit lehernya serta topi fedora hitam di kepalanya, lelaki itu terlihat sama seperti tamu tamu yang lain. Akan tetapi, lelaki itu terlihat gelisah dan ketakutan akan sesuatu. Dan pada saat pandangan Aria bertemu dengan lelaki itu, reaksinya bahkan lebih mencurigakan. Lelaki itu terlihat semakin ketakutan dan langsung berjalan dengan cepat meninggalkan tempat pesta.

Merasa telah menemukan sesuatu yang menarik, Aria berjalan –lebih seperti berlari– mengikuti lelaki tua itu. Aria tahu bahwa arah yang dituju lelaki itu adalah taman belakang, karena itulah Aria semakin cemas jika lelaki itu melakukan sesuatu di rumahnya.

Ketika Aria keluar dari pintu belakang, Aria kehilangan jejak lelaki tersebut. Seluruh halaman belakang terlihat remang remang karena minimnya pencahayaan. Entah kenapa tiba-tiba Aria memiliki firasat buruk. Dia merasa akan terjadi sesuatu yang mengerikan menimpanya.

Merasa kurang nyaman, Aria memutuskan untuk melaporkan kejadian ini pada orang tuanya, dan biarkan mereka yang mengurus masalah ini. Saat berbalik ingin kembali memasuki rumah, Aria mendengar suara pekikan yang cukup keras. Suara itu berasal dari taman tengah.

Mengabaikan firasat buruk dan melupakan keputusannya sedetik lalu, Aria berjalan menuju arah suara tadi. Semakin dekat dengan taman, Aria bisa melihat kursi panjang yang ada di taman itu. Aria melihat seseorang duduk di kursi tersebut, karena itulah Aria semakin mendekat. Namun, saat Aria berada di jarak yang dekat, darah Aria berdesir melihat pemandangan di depannya. Tubuhnya terasa menggigil dengan sesuatu di dalam dirinya bergejolak.

'Itu adalah mayat'


Revised on May 30, 2020

Psycho GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang