4. Work and First Rejected
"Ada urusan apa kau ada disini??" Tanyaku kepadanya
"Aku ingin bertemu dengan Mr. Rhys, aku ada urusan dengannya. By the way, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanyanya. Aku terkekeh.
"Ya kita pernah bertemu sebelumnya. Dan kau tau akulah Mr. Rhys yang kau cari itu" ia terkejut dan wajah terkejutnya menjadi salah satu favoritku. Mateku sangatlah lucu.
"Be.. benarkah? Astaga maafkan aku, aku benar-benar tidak tau. Aku tidak seharusnya berada di-- KAU MEMBAWAKU KE KAMARMU? ASTAGA YANG BENAR SAJA!" Ia langsung memeriksa tubuhnya. Yatuhan dia benar-benar lucu.
"Kita masih di kantor, dan kau berada diruanganku. Tenang saja aku belum melakukannya" ucapku
"Sorry. Aku datang kesini untuk melamar pekerjaan. Aku membawa surat-suratnya" ucapnya merasa bersalah. Untuk apa ia bekerja? Aku dengan mudah dapat memenuhi semua kebutuhannya.
"Aku menerimamu. Sebagai sekertaris pribadiku. Kau harus menemaniku kemanapun aku pergi" aku langsung menerimanya. Kenapa? Karena aku tidak ingin perusahaan lain menerimanya, ia terlalu cantik dan sexy untuk menjadi tontonan pria mesum.
"Kau bahkan belum membaca surat-suratnya" huh mateku terlalu keras kepala
"Aku mempercayaimu. Kalau perlu kau tidak usah bekerja, aku akan memenuhi semua kebutuhanmu" aku berusaha untuk meyakininya
"Ahh tidak tidak. Aku tidak ingin seperti itu. Aku mau mendapatkan uang dengan hasil jerih payahku sendiri Mr. Rhys" ia tetap pada pendiriannya, dia sungguh keras kepala
"Nathan please?" Ucapku lirih
"Maaf??"
"Panggil aku Nathan. Just Nathan"
"Tapi itu tidaklah sopan. Maksudku kau atasanku sedangkan aku bawahanmu. Aku tidak bisa hanya memanggil namamu saja tanpa ada kata 'Mr atau tuan'" Zaphyr, kau membuatku frustasi.
"Tidak ada tapi tapian, kau tetap akan memanggilku--"
"Mr. Rhys" dia memotong ucapanku. Astaga mengapa ia melakukan hal seperti ini. Aku sangat ingin menandainya sekarang.
"Maaf aku telah menyela ucapanmu Mr"
"Jika hanya berdua denganku, kau bisa memanggilku Nathan. Tidak ada penolakan. Aku tidak menerimanya"
Zaphyr pov.
Boss baruku ini sangatlah keras kepala. Bagaimana bisa aku hanya memanggil namanya tanpa ada embel-embel Mr? Aku tidak mau dianggap sebagai pegawai baru yang berani memanggil namanya.
"Bisakah kudengar kau memanggil namaku? Kumohon" ia terdengar frustasi. Yatuhan apa kesalahanku yang pernah aku perbuat? Mengapa bossku ini sangat memaksaku untuk memanggil namanya.
Dengan satu tarikan nafas aku mengangguk "baiklah, Nathan?"
Wajahnya berbinar, ia tersenyum kepadaku lalu menggenggam tanganku. "Terima kasih Moon Goddess kau telah mempertemukanku dengannya". Moon goddess? Siapa moon godeess? Tiba-tiba ia membawa tanganku yang dipegangnya ke dadanya.
"Eehh" spontan aku menarik tanganku, tetapi ia menahannya
"Kau harus mendengarkan detak jantungku sweetheart" pipiku memanas, aku merasakan jantungnya berdebar dengan kencang didalam sana. Aku berpikir apakah ia menyukaiku? Tetapi rasanya sangatlah
Aneh
Akupun tersadar dari lamunanku dan menarik tanganku. Memalingkan wajahku, sedangkan pria dihadapanku terkekeh. Apa yang salah dariku? Mengapa ia selalu tertawa dan senang begitu aku menyebut namanya.
"Baby, kau sangatlah lucu. Ughh aku jadi tidak sabar membawamu menemui keluargaku" pipiku memanas. Apa dia serius dengan ucapannya? Maksudku kami baru saja bertemu, apa dia selalu menggoda wanita-wanita yang masuk ke perusahaan ini?
"Ugh dengar Mr. Rhys yang terhormat. Pertama, aku datang kesini untuk bekerja. Kedua, kau bukan siapa-siapaku jadi jangan bertingkah layaknya aku adalah pacarmu. Ketiga, jika kau tetap menggodaku maka aku akan mengundurkan diriku dari perusahaanmu. Jadi bersiap-siaplah dengan semua kemungkinan yang bisa terjadi disini" wajahnya memerah, menahan amarah. Apa aku salah bicara?
"Dengar. Kau pasanganku, belahan jiwaku, separuh nafasku. Aku membutuhkanmu, sangat membutuhkanmu" suaranya menjadi lebih berat, terdengar sangat
Memprihatinkan
"Aku bukanlah pasanganmu! Aku bukan belahan jiwamu! Dan aku tidak membutuhkanmu. Seharusnya aku tidak pergi kesini" ucapku acuh sambil menghentakkan tanganku lalu melangkah keluar
"Terima kasih atas waktunya Mr. Rhys" aku menutup pintu ruangannya. Terdengar suara benda terbanting dan geraman dari dalam ruangannya.
Seorang pria berlari kearah ruangannya, aku melihat kekhawatiran diwajahnya. Ia mengetuk bahkan menggedor pintu ruangan tersebut. Lalu pria itu berjalan kearahku wajahnya menahan amarah.
"Apa yang kau katakan kepadanya, Luna?" Pria itu bertanya, mencoba menahan amarahnya kepadaku
"Aku hanya mengatakan bahwa aku bukan pasangannya, itu saja" aku mencoba untuk mengacuhkan pria itu. "Lagi pula, dia memang bukan pasanganku" aku melenggang pergi dari tempat itu
"Rejected" gumam pria itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted To Her
WerewolfBerawal dari mimpi yang terus membayanginya. Sampai aku menemukannya. Bertemu dengannya langsung tanpa perantara mimpi. Maukah ia menerimaku? Menerima takdirku? Menerima kenyataan bahwa aku adalah monster yang ada di dongeng? Akankah ia pergi saat t...