Chapter 6 : Call Her (Chris Point of View)

53 9 0
                                    

6. Call Her

Chris pov.

Kemana Zaphyr pergi? Apa ia melupakan janjinya? Ia tidak pernah melupakan atau melanggar janjinya. Aku menelan salivaku, Zaphyr benar-benar melupakannya.

Aku mengambil sebuah kotak kecil dihadapanku, melihat isinya. Benda berbentuk lingkaran pipih yang menyerupai mahkota. Ia menggenggam cincin tersebut lalu menciumnya. 'Mungkin malam ini bukan hari keberuntunganku' ucapnya dalam hati. Lebih tepatnya meyakinkan dirinya sendiri.

Aku menghawatirkan gadis itu, sudah hampir tengah malam namun ia belum menelfonku juga. Tadi, gadisnya itu bilang bahwa ia harus wawancara untuk pekerjaan. Padahal aku bisa saja menghidupinya dengan uangku, kami bisa saja mempunyai kehidupan yang indah. Setelah ia menerimaku, setelah kami menikah tentunya.

Aku terus menghubunginya. Zaphyr tetap tidak mengangkatnya, aku semakin menancap gas ke arah rumahnya. Aku menghubunginya lagi, semoga kali ini ia mengangkatnya.

'Ada apa Chris?' Hatiku tenang setelah mendengar suaranya yang bagaikan lantunan lagu

'Aku menghawatirkanmu Zaph, aku benar-benar menghawatirkanmu. Kemana saja kau? Apa kau melupakan janjimu malam ini?'

'Astagaa. Maafkan aku Chris, aku tidak bermaksud untuk melupakannya. Maaf telah membuatmu menunggu sedangkan aku tidak datang. Ma--' 

'Sudah Zaph cukup. Aku pasti mengerti, kau sudah mulai bekerja. Wajar kalau kau melupakannya, bagaimana jika kita makan malam lain kali?'

'Itu ide yang bagus Chris! Kuharap aku bisa datang. Bisa aku memberitaukanmu sesuatu?'

'Apa itu?' Aku sangat penasaran tentang apa yang akan ia katakan

'Boss baruku. Dia sepertinya terobsesi denganku. Maksudku dia menyuruhku untuk memanggil namanya langsung, menyuruhku untuk tidak bekerja namun tetap saja itu aneh. Bahkan menjijikan' ada rasa sakit didadaku saat Zaph bilang kalau boss barunya terobsesi dengannya. Zaphyr memanglah cantik, sangat cantik. Semua pria memang bisa saja menyukainya, namun hanya aku yang bisa menyentuhnya. Itu terdengar sangat egois.

'Yang benar saja? Dia menyuruhmu untuk melakukan itu? Oh astaga. Apa ia menyukaimu?' Aku menyembunyikan rasa cemburuku

'Tidak mungkin! Kami bahkan baru bertemu, ia terus meracau tentang akulah pasangannya, aku harus menikah dengannya. Memangnya dia yang menentukan aku harus menikah dengan siapa?!' Boss barunya benar-benar menyebalkan. Aku rasa aku harus berhati-hati dengannya.

'Boss barumu gila. Lebih baik kau tinggalkan saja, cari pekerjaan yang baru. Aku takut kau kenapa-napa' aku mulai khawatir dengannya. Aku sepertinya akan mendapatkan saingan baru.

'Ehh tidak-tidak enak saja, kau pikir mencari pekerjaan adalah hal yang mudah, huh? Biarkanlah bossku itu gila, asalkan dia tidak menggangguku itu lebih dari cukup'

'Huh terserahlah. Aku sudah mengingatkanmu, jika kau kenapa-napa. Ingatlah aku sudah memperingatimu'

'Iya Chris, kau tenang saja aku bisa kok menjaga diriku sendiri. Bagaimana keadaan Joe dan Zoe?'

'Mereka baik, bahkan mereka sangat merindukanmu'

'Ohh ya? Apa mereka sudah tidur?'

'Baru saja mereka tertidur. Apa ibunya merindukan anaknya, eh?'

'Aku bukan ibu kandungnya!'

'Tapi dia kan anak kakakmu'

'Tetap saja mereka bukan anakku!'

'Kau sudah memenuhi kriteria untuk menjadi ibu yang baik. Kapan kau akan mencari pasanganmu?'

'Entahlah, aku belum berniat untuk menikah dalam jangka waktu dekat. Aku masih mau sendiri dan menikmati dunia'

'Baiklah, jika ada seorang pria yang melamarmu namun kau tidak--belum menyukainya apa kau mau menerimanya?'

'Tidak. Aku tidak mau menikah dengan pria yang aku tidak cintai. Kau tau itu. Aku lelah, selamat malam Chris' panggilan telfonnya tertutup. Ia menutup panggilannya. Perkataannya terus teringat dikepalaku, bagaikan kaset rusak.

Aku tidak mau menikah dengan pria yang aku tidak cintai.

Apakah Zaphyr mencintaiku? Mengapa tadi aku berani untuk mengungkapkannya tapi sekarang tidak? Bagaimana jika dia menolakku? Bahkan lebih nyaman untuk menjadi teman bahkan sahabatku? Ah sudahlah.

Aku berjalan ke kamar Joe dan Zoe. Anak kandungku, bersama dengan kakak Zaphyr--Chloe. Aku menyembunyikan hal ini agar Zaphyr tidak menjauhiku. Agar aku mempunyai kesempatan untuk membangun keluarga dengannya. Aku mencintai Zaphyr setulus hatiku. Namun, kakaknya yang tergila-gila denganku. Aku tentu tidak menyukainya. Sampai aku tiada pun aku tidak akan menyukainya.

Aku membuka pintu secara perlahan. Menghampiri kedua anak berusia 4 tahun yang tidak tau siapa ayah dan ibunya. Aku mengelus puncak kepala mereka, lalu mencium kepala mereka bergantian. Satu-satunya alasan aku mau menerimanya karena Zaphyr, gadisku sangat mencintai keponakannya ini. Aku bahkan berniat untuk memberi taunya kebenaran ini setelah ia jadi milikku. Seutuhnya.

"Maafkan ayahmu ini. Aku memang berengsek telah membuat ibu kalian pergi dari kalian. Meninggalkan kalian. Tapi aku berjanji akan menjadi ayah yang baik untuk kalian" ucapku lalu meninggalkan mereka yang tengah terlelap.

A/N : hahaha gajelas yaaa konfliknya? Actually gue gatau harus nulis apalagi. Dan gapapa lah ada konflik antara Chris sama Chloe. Dont forget to give feedback. Thank you! Btw cincin yang mau dikasih Chris ke Zaph ada di mulmed👌

Addicted To HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang