1. Dreams
Nathan pov.
Selama beberapa hari belakangan, mimpi-mimpi aneh terus menghantuiku. Mengejarku tanpa kenal lelah. Lagi, aku harus terbangun karena mimpi anehku itu. Seorang wanita cantik yang tersenyum kepadaku, memberikanku kebahagiaan. Hingga akhirnya ia menjauhiku.
"Shit" keringat membasahi seluruh tubuhku. Aku mengusap wajahku kasar. "Ada apa dengan wanita itu, demi Moon Goddess". Ini adalah kali ke lima aku memimpikan gadis yang sama.
Kulirik jam yang ada di nakas. Pukul 5.30 pagi, lebih baik aku bersiap-siap untuk kekantor. Saat aku ingin memasukki kamar mandi, sebuah ketukan menginterupsi kegiatanku.
"Masuk" suara baritonku mendominasi perasaanku.
"Alpha, aku menemukan gadis yang muncul di mimpimu beberapa hari yang lalu" ucap Zack -- Betaku.
"Taruh saja dokumennya di mobilku. Akan aku baca nanti" mataku melihat dokumen itu.
"Baik Alpha, maaf mengganggumu" Zack pamit dan aku melanjutkan aktivitasku yang tertunda.
-----☆-----
Aku membaca beberapa dokumen-dokumen, tetapi satu dokumen yang menarik perhatianku. Aku baca secara seksama dokumen itu. Gadis itu, gadis yang selalu hadir dalam mimpiku. Zaphyr Rainforest.
"Nama yang indah" teriak John dalam pikiranku
"Kenapa gadis ini selalu mengganggu tidurku?" Tanyaku pada John
"Mungkin ia Mate--" sebelum John menyelesaikan ucapannya. Aroma memabukkan menginterupsi pikiranku. Aroma vanilla yang bercampur lavender. Aroma itu sangat memabukkan, sebelum John berteriak dalam pikiranku.
"Mate! Mate!" Teriak John senang
Aroma itu makin tercium. Mateku sedang berjalan kearah sini. Sampai mataku melihat seorang gadis yang tengah menyamakan tubuhnya dengan anak kecil dihadapannya. Rambut pirangnya menutupi wajahnya.
"Ohh ia sangatlah sempurna, ia bisa menjadi ibu dari anak-anakku nantinya" ucap John senang
"Dia sudah mempunyai keluarga John, janganlah terlalu percaya diri"
"Hey jika dia sudah mempunyai keluarga, mengapa aku harus meributkan masalah itu? Aku bisa menerima anaknya dengan senang hati" aku menggeram, memutuskan mind-link ku secara sepihak.
Seorang pria menghampirinya, menyamakan tingginya dengan anak itu. Entah apa yang mereka bicarakan, aku dapat melihat anak itu tertawa. Pria itu pasti ayahnya.
Mateku menyingkirkan rambutnya, membuat aroma tubuhnya makin keluar. Ia tertawa, seutas senyuman mengembang pada diriku. Seharusnya aku yang membuatnya tersenyum. Seharusnya aku mencari mateku terlebih dahulu. Bodohnya aku sampai melupakan hal itu.
A/N : haiiii, cerita kedua yang sama sekali gak berkaitan sama cerita yang pertama. Sorry yaa cerita My Best Friend(zone)nya di gantung dulu. Gaada ide+tiba2 kepengen bikin cerita werewolf. Maaf yaa kalo bahasanya ambigu atau sejenisnya. Maklum pendatang baru hehe😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted To Her
Manusia SerigalaBerawal dari mimpi yang terus membayanginya. Sampai aku menemukannya. Bertemu dengannya langsung tanpa perantara mimpi. Maukah ia menerimaku? Menerima takdirku? Menerima kenyataan bahwa aku adalah monster yang ada di dongeng? Akankah ia pergi saat t...