Pagi ini hari yang cerah... Cerah untuk memulai hari namun rasanya aku masih ingin bermalas malasan di tempat ini ya ini kamarku. Saat kulihat jam telah menunjukan pukul 8 pagi. Lalu panggilan yang tak ingin kudengar tiba tiba datang "Sssshhhhaaaassssaaa....Banguuun"
Wanita itu tidak lain adalah ibuku. Seperti biasa itulah kebiasaan ibuku saat membangunkanku tidur dengan berteriak teriak serta menggedor ngedor pintu kamarku.Dengan ogah ogahan aku beranjak dari tempat tidurku menuju pintu kamar. Kudapati ibu yang telah rapi mengenakan setelan pakaian kerja dengan blazer coklat yang pas saat dipakainya. Ohh See, aku mengakuinya, dia lebih cantik dariku. Tapi tak kuhiraukan.
Tubuhnya tinggi semampan, bak seorang model. Padahal usianya hampir mencapai setengah abad. Rambutnya yang gelombang tergerai bebas. Kulitnya putih bersih, tampak kalau ibu selalu merawat dirinya dengan baik.
Sungguh aku iri padanya.
"Shasaa! Kamu pikir ini jam berapa? Kamu anak gadis, Sha Kamu pikir setelah kamu lulus SMA kamu seenaknya malas malasan! Pokoknya kamu siap siap sekarang juga. Mama akan daftarin kamu ke kampus terkenal di Jakarta ini". "Shasa gak mau kuliah mah Shasa kan udah bilang itu dari kemaren. Shasa mau kerja". Jawabku setengah berteriak. "Tugasmu adalah belajar kamu kan masih jadi tanggung jawab mama. Setelah tamat kuliah mama akan izinkan kamu bekerja. Jangan membuat mama marah Sha". "Tapi ma,". "Udah cepat mama tunggu kamu di bawah".
Itulah yang aku tidak suka dari mama. Ia selalu ingin supaya aku menuruti semua keinginannya. Dan aku harus kuliah di jurusan Sastra supaya aku bisa meneruskan perusahaan mama. Maklumlah mamaku mempunyai perusahaan majalah Girl's Zona. Majalah remaja terbaik di Jakarta. Tapi sebenarnya aku paling males yang namanya menulis. Dan aku lebih suka menari. Tapi mama selalu memaksaku dan melarangku menari.
Kami akhirnya masuk ke mobil dan bersiap untuk pergi. Sekitar 1 jam agak macet sedikit akhirnya aku dan mamaku telah sampai di kampus. Sementara mamaku mengurus pendaftaranku aku pergi berjalan jalan untuk melihat isi kampus. Tak sengaja kulihat ada seorang gadis tang nampaknya ku kenal sangat malah iya itu ternyata adalah Marselly. Marselly adalah sahabatku dari SMA. Langsung kuhampiri Selly yang tengah duduk di bangku besi dekat taman. "Selly, ngapain kamu disini?" tanyaku pada Selly. "Aku gak diterima di Singapura Sha, aku malu aku kan sudah bilang ke guru dan teman temanku kalau aku akan kuliah di Singapura, tapi malah aku gak diterima,dan aku putusin untuk kuliah disini" kata Selly sambil menangis. "Udalah Sell, gak papa kamu kuliah disini kan masih jadi temanku yang setia. Hehehe" kata Shasa sambil menghibur. "Makasih ya Sha, kamu memang baik" kata Selly sambil tersenyum. Lalu mereka berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Heart
Teen FictionHanya aku dan hatiku yang mengetahui semua tentang rasa dalam hatiku yang tak bisa dirasakan oleh orang lain. Dari rasa jatuh cinta yang amat sangat hingga sakitnya hati ini karena cintaku tak diterimanya. Namun aku hanya bisa menunggu hingga pada...