6. Jatuh cinta kembali

2.3K 249 215
                                    

Senyum Keira tersungging, menyapa rekan-rekan kerjanya saat berjalan menuju ruang kerja atau camp. Sepercik rasa bahagia telah dirasakannya pagi ini. Pemandangan indah di pagi hari yang selalu diimpikannya pun telah menjadi kenyataan. Suaminya, Raykarian dan putrinya, Kaisa, berada di sampingnya ketika kedua matanya terbuka dari tidurnya. Kaisa terlihat sangat nyaman dan lelap berada di pelukan ayahnya. Keira pun tak pernah lupa untuk selalu berdoa, agar kebahagiannya saat ini bisa selalu terjaga selamanya.

"Pagi, Kei," sapa Ferry yang baru bisa berkunjung kembali ke cabang WO terbarunya.

"Pagi, Bang Ferry. Kapan datang?" sahut Keira sopan diiringi senyum manisnya.

"Tadi malam, Kei," jawab Ferry sambil menatap Keira dengan bahagia, "kayaknya ada yang lagi bahagia nih," ledek Ferry yang membuat Keira terkekeh.

"Apaan sih, Bang. Bahagia itu harus setiap hari tahu," ujar Keira.

"Senyum kamu beda pagi ini, Kei. And I love it," puji Ferry tak sungkan membuat Keira hanya tersenyum kecil, "mana Kaisa? Kenapa sendirian?"

"Kaisa di rumah, Bang. Sama ayahnya," cerita Keira yang membuat jantung Ferry seakan berhenti berdetak.

"Ayahnya?!"

"Iya, Bang. Ayah Kaisa ada di rumah sekarang."

"Syukur alhamdulillah."

Keira tersenyum, lantas mengangguk, "Keira ke atas dulu ya, Bang," pamit Keira sebelum meninggalkan Ferry yang sudah kehabisan kata-kata dan menahan rasa sakit di hatinya.

Ferry menolehkan kepalanya. Memandang Keira yang sedang berjalan menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya. Helaan napas beratnya berembus. Penantiannya selama ini pupus sudah. Ia tak menyangka jika suami Keira akan kembali setelah berpisah selama bertahun-tahun. Ia memang tak ingin mencari tahu bagaimana Keira berpisah dari suaminya. Baginya, itu adalah masa lalu Keira. Yang ia butuhkan hanya sebuah masa depan bersama Keira.

"Abang kenapa? Kenapa mukanya jadi nggak terkondisikan begitu?" ledek Fiya, yang tak lain adalah adik Ferry.

"It's over," sahut Ferry lesu menatap adiknya.

"Over? What do you mean?" tanya Fiya bingung.

"Ayah Kaisa pulang."

"Really?! Oh my God! Alhamdulillah."

"Ko kamu bahagia banget sih?!"

"Ya bahagialah, Bang. Akhirnya Mas Raki dan Keira bertemu kembali. Abang yang sedang bermain api di sini, jadi siap-siaplah terbakar. Mereka belum bercerai, Bang. Keira masih istri sah Mas Raki. Makanya, jangan berani-berani jatuh cinta sama istri orang! Sakit kan akhirnya?!"

Ferry menoyor kepala adiknya sebelum pergi. Ia benar-benar kesal dengan Fiya yang tak pernah mendukung atau membantunya untuk mendapatkan Keira.

"Abang!!!" Teriak Fiya kesal, membuat bawahannya dan kekasihnya Rega menutup telinga rapat-rapat.

"Beib! Bisa diturunin nggak nada tingginya," pinta Rega menghampiri Fiya.

"Nggak bisa!" Sungut Fiya kesal sebelum meninggalkan Rega dan berjalan cepat menuju camp di lantai dua.

"Ya salam, pagi-pagi udah kena semprot aja," keluh Rega.

"Tapi cinta kan, Mas?" tanya Resti yang baru saja datang.

"Banget!" Sahut Rega berjalan menyusul Fiya, diikuti Resti yang sedang terkekeh di belakangnya.

Fiya membuka pintu camp yang terbuat dari kaca dengan kesal. Membuat Keira, Vigo, Leon dan Rida menoleh ke arah pintu. Fiya segera menarik salah satu kursi yang mengelilingi meja berbentuk huruf S. Keenam rekan satu timnya hanya terdiam menatap Fiya yang sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dengan tak bersemangat.

SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang