9 Setan

12K 871 79
                                    

Hai, nama gue Panji Atmaja. Umur? Hah, perlu apa? Nggak usah lah, gue udah tua. Yang pasti diatas 16 tahun dan dibawah 18 tahun. Ah, sama aja. Lama deh. Iye-iye, gue 17 tahun. Gue baru aja naik ke kelas 2 SMA.

Sehari-hari gue dipanggil Panji, atau kalau nggak —paling buruk— diplesetin jadi Panty. Gue cuma cowok biasa dengan kehidupan normal. Kecuali, berteman sama 8 orang setan yang sekarang lagi nongkrong di sekretariat ekstra. Bagi gue, itu udah masuk kategori abnormal. Masak ada temen baik-baik yang ngajak bolos 4 mata pelajaran sekaligus buat main dakon? Begonya, gue mau-mau aja diajakin dakonan berjamaah.

"Hoi Panty, lo curang!"

Satu setan tiba-tiba ngamuk waktu gue terus main dan gak berhenti sampai 2 putaran. Iri kali gara-gara biji kopi imitasinya lebih sedikit daripada punya gue. "Su'udzon nambahin dosa," jawab gue santai.

Jadilah satu ruangan kompakan sama teriakan 'huuuuh'. "Ciye kompakan." Balas gue pakai nada sinis.

Gue paling males kalau kedelapan setan itu udah bersekutu buat menyerang gue. Sialan, 1:8 keliatan lah siapa yang menang. Bukan pesimis, hanya mencoba realistis. Mentang-mentang gue yang paling ganteng, mereka jadi seenaknya gitu? Behaahahahaahaa.. Oke, gue narsis.

Betewe, asal mula grup para setan begal ini sebenarnya murni kecelakaan. Dimulai dari seringnya ngelanggar aturan —karena yang ngelanggar tetep anak itu-itu aja— guru BK jadi napsu buat hukum kami ber-9 bareng-bareng. Mulai dari yang paling gampang, keliling lapangan. Sampai yang paling susah, minta tanda tangan kepala sekolah, tim tatib, beserta jajaran guru dengan jabatan penting yang —alamak, bejibun! Tentu aja gue tau tuh guru BK sengaja bikin kami semua malu dan famous di kalangan para guru. Alhasil, sadar atau nggak, kami jadi ngerasa senasib sepenanggungan. Kami sering nongkrong bareng daripada yang pernah kami rencanain. Anggotanya? 6 cowok, 3 cewek. Cakep kan?

Biar gak penasaran, gue bakal ngenalin kedelapan setan itu satu-satu. Yaiyalah jadi delapan, kan gue udah kenalan bos!

Satu, Yudhan si preman. Meskipun gak ada istilah atasan-bawahan, di grup kami dia bisa jadi yang paling dewasa —kalau kepepet. Semua omongannya penuh pertimbangan. Bersifat kebapakan tinggi. Iya, karena gak mungkin kan dia keibuan(?). Tapi, ini nih gak enaknya. Sekali Yudha jahil, dia gak akan pernah puas sebelum korbannya nangis darah!

Dua, Fuad si bencis. Kebalikan dari si Yudha, si Fuad adalah sasaran paling empuk buat dibully. Tentu aja kami niatnya main-main. Gue curiga, nih anak kromosomnya XXY kali ya. Meskipun gak sampai melambaikan tangan saat ngomong —kayak banci di tv— gue gak bisa memungkiri sifat feminimnya bikin sakit mata.

Tiga dan empat, si kembar Aldi dan Aldo. No comment deh buat mereka berdua. Pokoknya perfect!

Lima, si cool Diandra. Dia cuma cowok biasa. Yang paling gue kagumi dari dia adalah sifat tenangnya sekalipun negara api menyerang. Great guy!

Enam, Lola si peak. Sesuai nama, dia paling gila kalau ngasih ide. Percaya sama gue, keberhasilan setiap idenya cuma 0,001%.

Tujuh, Muh si kampret. Jangan ketipu sama namanya. Eits, bukan Muhammad lho ya. Muha. Dia adalah tipe orang dengan 1% bagian otak berisi pelajaran dan 99 % sisanya berisi hal-hal berbau mesum. Gue aja yang cowok kadang-kadang takut diperkosa kalau deket dia radius kurang dari 2 meter. #bukanauthorplis--"

Delapan, Arma si ustadzah. Nah, sesuai julukan, Arma adalah gadis teralim di kelompok kami. Tapi yaa, itu, kadang alimnya kelewatan. Masa waktu kita ber9 nge-game di game center, si Arma baca Yasiin?!? Bikin gue merindang, serasa dirukyah.

Udah ye, sampai sini dulu kenalannya. Bye..

*maksa tamat*

###

A/n : mengertilah cerita ini memang terinspirasi dari novel 5 cm, tapi bukan plagiat dah \(-ㅂ-)/

Yang sama cuma 1 : saya mau bikin parodi perjalanan muncak bareng temen2 yang kedjeh sekali. Haha. #kalau.paham.guyonan.receh.sih :'v

SatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang