The Real Me

774 56 0
                                    

Saat ini Deva sangat kesal karena mereka dipanggil untuk pergi ke tempat pelatihan Nasioal, padahal sebelumnya sudah dikatakan bahwa mereka mendapat jatah liburan seminggu penuh.

"Kenapa mereka seenaknya seperti ini?" tanya Deva pada Sion

"Entahlah. Kau harus sabar Dev" ucap Sion

Kesialan datang menghampiri mereka, liburan 1 minggunya ditunda menjadi minggu depan, dan hari senin itu hanya dispensasi untuk waktu beristirahat mereka.

Deva sangat membenci hal itu, jadi sebelum latihan dimulai Deva menelpon Angga. Dia sudah berjanji agar datang hati ini tapi rencananya tidak bisa diwujudkan saat ini.

"Halo kamu dimana?" tanya Angga

"Aku tidak bisa datang. Mereka mengubah Jadwal liburannya menjadi minggu depan. Apakah tidak apa-apa?" tanya Deva, terdengar suara hembusan napas berat

"Tidak apa-apa. Aku hanya berharap jika kau baik-baik saja" ucap Angga

Setelah mengakhiri sambungan telepon Devapun langsung ikut latihan dengan terpaksa.

Setelah satu minggu mereka akhirnya benar-benar diberikan waktu liburan selama seminggu penuh lalu waktu ke kampus selama 1 minggu juga sehingga Deva akan kembali kesana dalam 2 minggu. Hal itu seakan menjadi liburan panjang bagi Deva.

Dengan tampilan ke kampus biasanya dengan menggunakan pakaian tebal dan penutup wajah, Deva datang ke kampus.

Saat sedang berjalan menuju asramanya, Irene dan teman-temannya menahannya. Kali ini dia tidak merasa terintimidasi atau takut, tapi seseorang mengambil gelang yang diberikan Angga untuknya lalu melemparkannya ke kolam renang outdoor tempat dimana Irene pernah mendorongnya. Kolam itu sangat dalam.

"Katanya itu gelang dari Angga yah, ups sorry" ucap Irene

Ingin rasanya mencabik-cabik wajah sombong Irene tapi yang Deva pikirkan adalah gelang itu. Jika melompat dengan pakaian yang super tebal ini bisa-bisa Deva juga tenggelam, jadi dengan secepat kilat Deva melepaskan pakaian tebalnya hingga tersisa kaos hitam dan celana selutut berwarna hitam kemudian dia langsung meluncur ke dalam kolam.

Irene dan teman-temannya yang melihat tubuh asli Deva terdiam dan membatu disitu. Ternyata Deva tidak gemuk, bahkan tubunya lebih langsing dan tinggi, kenyataan itu membuat Irene dan teman-temannya syok.

Beberapa mahasiswa sudah mengerubuni mereka, penasaran dengan apa yang dilakukan Irene. Deva keluar dari dalam kolam setelah beberapa saat berada di dalam, hampir semua mahasiswa yang mengerubuni mereka bahkan tidak bisa mengenal Deva yang sangat berbeda.

Angga berlari setelag mendengar Deva datang dan Irene mengerjainya lagi.

"Kamu Deva?" tanya Angga kaget

"Iya" Jawab Deva, Badannya tidak gendut, wajahnya juga tidak jelek.

Deva melepas softlens yang dipakainya karena sangat tidak nyaman jika berenang menggunakan softlens. Angga langsung memakaikan Jaket yang Deva lepas tadi ke tubuh Deva, Deva terlihat sangat jauh berbeda, karena rambutnya yang juga ternyata panjang.

"Kamu kenapa sih selalu gangguin Deva? Masalah kita belum selesai yah Irene" Ucap Angga lalu menemani Deva sampai depan asrama, karena laki-laki tidak boleh masuk ke dalam asrama perempuan.

Deva masuk ke dalam kamarnya dan Yunna tidak ada di dalamnya, Deva langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah Mandi Deva langsung mengganti pakaiannya dengan Kaos hitam dan Celana trainning hitam. Dia sudah tidak mau menutupi apapun lagi mulai sekarang, toh semua orang juga tau sekarang.

Saat sedang mengeringkan rambut, Yunna dan Naya masuk. Mereka kaget melihat ada orang asing di kamar Yunna.

"Kamu siapa? Teman kami belum pindah hanya saja belum kembali, tolong minta kamar lain" ucap Yunna

Deva tertawa karena perkataan Yunna.

"Aku Deva, apakah kalian sudah tidak mengenaliku?" tanya Deva

"Benarkah? Jadi selama ini ada bidadari yang bersembunyi dalam pakaian besarmu itu? Ohh kami sangat merindukanmu" ucap Naya lalu memeluk Deva begitupula dengan Yunna

"Kau sangat cantik, kenapa memilih untuk menjadi bahan hinaan kalau begitu?"Tanya Yunna

"Hanya mencoba hal yang baru" ucap Deva

Merekapun larut dalam canda tawa yang sudah tidak pernah mereka rasakan.

Seseorang mengetuk pintu kamar mereka, Devapun membukanya karena Yunna dan Naya sudah tertidur setelah selesai bercerita.

"Jadi benar jika senior ternyata sangat cantik? Senior Deva kau yang terbaik" ucap salah satu Junior Deva di jurusan lempar lembing

"AH ada-ada saja kamu ini, kenapa mengetuk?" tanya Deva

"Aku hampir lupa, Senior Angga dari jurusan Renang menunggumu di depan lintu asrama" ucap junior itu lalu pergi

Deva memutar otaknya karena dia masih ragu bertemu Angga. Tapi dia tetap harus bertemu dengan Angga.

Dia berjalan sangat pelan hingga sampai ke depan pintu asrama.

"Angga?" panggil Deva

"Kamu punya latihan?" tanya Angga masih dengan suara lembut biasanya membuat Deva legah, Deva menggeleng

"Ikut aku yah" ucap Angga lalu menarik tangan Deva hingga sampai ke tempat biasa dimana mereka selalu menghabiskan waktu bersama

Angga memeluknya erat, sangat erat.

"Aku sangat merindukanmu" ucapnya Parau, Deva membalas pelukkan Angga

"Aku juga" ucap Deva lalu menangis, ternyata dia sangat merindukan pria didepannya ini

"Hey hey jangan menangis" ucap Angga menghapus air mata Deva

Mereka berdua duduk disalah satu dahan pohon yang ada. Deva menceritakan semuanya, alasan kenapa dia memilih masuk kampus ini dan alasan kenapa dimenyamar. Dan Angga mengerti semuanya.

"Tapi dengan tampilanmu yang seperti ini aku akan lebih sulit untuk melepasmu pergi ke tempat pelatihan, di kampus saja kamu sudah menarik banyak perhatian termasuk teman-temanku yang selalu saja mengatakan cinta itu buta padaku. Kamu mungkin bisa saja tertarik dengan pria tampan di luar sana dan itu membuatku sangat takut" ucap Angga merangkul Deva

"Jadi kamu lebih memilih aku jadi jelek lagi? dimana kepercayaan dirimu ketika mengatakan aku tidak kurang tampan dari mereka" sindir Deva

"Aku mengatakan hal itu karena dulu kamu tidak cantik, jadi tidak ada pria tampan yang akan menyukaimu kecuali dia buta karena cinta seperti aku" ucap Angga dengan Yakin

"Aku akan berhenti menjadi seorang atlet lempar lembing. Aku ditawarkan sebuah agensi untuk menjadi Traine, dan aku pikir aku akan menerimanya"ucap Deva

"Apakah kamu yakin? tapi apakah kamu tidak akan meninggalkan aku?" tanya Angga khawatir

"Tidak. Aku sudah tau pria mana yang mencintaiku walaupun aku dalam keadaan terburuk dan terjelek sekalipun. Mana mungkin aku bisa melepaskannya begitu saja" ucap Deva

Hal itu membuat Angga sangat senang dan kiss her lips for the first time.

Secret of BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang