Part 5

312 10 3
                                    

Aku hanya berani menundukan kepalaku karena takut melihat wanita yang memancarkan aura mencekam dari seluruh badannya.

"Apa apaan sih! Dia yang telat. Lo enggak." jawab wanita itu
"Gue dateng bareng dia."
"Apaan sih. Gak jelas."
"Kalo gue bilang gue telat, ya gue telat. Ngerti?" jawab pria itu dingin
"Kenapa sih? Lo berubah tau gak! Lo gak kayak dulu lagi."
"Lo yang milih untuk pergi ! Jangan salahin gue kalo gue ninggalin lo.."

Aku yang merasa sedang menganggu urusan mereka berdua pun memutuskan untuk angkat bicara.

"Sorry, apa gak sebaiknya saya duluan? Gak enak disini.."
"LO TELAT !" teriak wanita itu tepat di depanku
Tanpa berkata apa apa, Ia menggandeng tanganku dan menarikku untuk masuk ke dalam, aku yang masih dalam keadaan shock tidak menyadarinya.
Namun tangan Bianca langsung menghadang tubuhku.
"Diem disini!"
Aku tak berani menatap mukanya.
"Berapa kali gue harus bilang sama lo? Dia telat berarti gue juga telat" jawab pria itu.
"Gak bisa. Lo disini senior!" kata Bianca pada pria itu
"Terserah. Gue mau masuk sekolah, cuma kalo dia juga boleh masuk" kata pria itu
"Fine! Kali ini lo menang.!" sahut Bianca akhirnya menurunkan tangannya, tanda memperbolehkan aku masuk. Aku bisa merasakan semua mata tertuju padaku dan pria ini. Dengan posisi ia masih menggandeng tanganku dan kita masih berjalan, aku memutuskan untuk memulai percakapan.

"Semua orang liatin kita.." kataku
"Terus?"
"Mungkin karena kita gandengan tangan..." sahutku lirih
"Terus saya harus apa?"
"Mungkin kita jangan gandengan tangan biar ga di liatin orang orang"
"Saya maunya gandeng kamu, salah?"

Entah apa namanya perasaan ini. Yang jelas, hatiku berdebar debar dan pipiku memerah.

"Jangan malu-malu gitu mukanya.. Nanti saya sayang lohh.." katanya sambil tersenyum sedikit.

"Maaf.." kataku. Entah mengapa aku meminta maaf. Mungkin karena saking gugupnya.

"Buat apa..?" tanyanya

Aku sibuk memikirkan alasan yang tepat. Tidak ketemu. Sial, batinku.

"Kamu bingung aja ya teruss.." katanya sambil sedikit ketawa

"Kenapaa..?" tanyaku bingung

"Kamu lucu kalo bingung.."

"Makasih.." sahutku malu-malu

"Saya Nael.." katanya sambil mengulurkan tangannya

"Putri.." sahutku

Janji Nael Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang