Part 9

350 13 1
                                    

Setelah selesai briefing, Nael kemudian bangun dan mengulurkan tangannya. Aku berfikir dia berniat untuk membantuku untuk bangun. Namun, setelah aku menyambut tangannya.. Belum sempat aku berdiri penuh, ia menarikku kedalam pelukannya.

Erat sekali. Wangi parfum nya bisa kucium.. Aku tak berani membalas pelukannya. Takut orang lain akan berfikir aneh aneh.

"Gak akan saya lepas sebelum kamu bales peluk saya juga.." bisiknya

Aku masih belum berani untuk membalas pelukannya. Walaupun tanganku ingin sekali membalas pelukan itu.

"Oke.. kita sepanjang siang bakal terus pelukan disini.. "

Tanpa berfikir apapun. Aku pun membalas pelukannya.

"Kurang kenceng meluknya.." katanya sambil tertawa sedikit.

Mukaku merah lagi, dan langsung kukencangkan pelukanku. Nael pun melepaskan pelukannya.

"Saya suka kalau kamu lagi malu malu.. Cantik.." katanya.

Ia pun meninggalkanku berdiri disana.

Vanya lantas menarik tanganku yang membuatku menjadi sadar.

"WHATTT THE HELL ?!?!" teriak Vanya

"Sssttttt..Vanyaaa! Please jangan teriak..."

"Lo cerita semua sekarang."

"Tapi janji abis gue cerita lo jangan teriak."

"JANJIIIII !!!" kata Vanya.

Akupun menceritakan semua kejadian dari tadi pagi hingga kejadian Bianca pada Vanya. Tidak ada yang ku lebih-lebihkan dan tidak ada yang ku kurang-kurangkan. Aku bercerita jujur.

"Hahh..? Lo bohong kan?" kata Vanya bingung

"Hadehhh.. gak Bianca gak elu.. Respondnya juga sama aja .. percuma gua cerita juga.." kataku sambil menyapu halaman sekolah

"Tapi.. Seorang Nael.. yang dinginnya itu melebihi es batu.. bisa luluh sama lo.."

"Emangnya... Nael itu siapa sih..? Kok kayaknya terkenal banget.." tanyaku pada Vanya

"HAHHHHHHH ?!?! Lo gak tau seorang Nael ?!?!?!?!" teriak Vanya. Tentu saja semua mata kembali melihat kita berdua.

"Vanya..." kataku setengah menunduk karena malu.

"Iyaaa.. sorryyyyy.. udah kebiasaan..." kata Vanya.

"Ahhh.. Please kalo gue cerita lagi jangan teriak. Awas ya lu kalo teriak lagi.." kataku

"Okeoke. Jadi .... Nama lengkapnya itu Nathanael Galvano Putra .."

Bagus sekali namanya... batinku

"Woi !" teriak Vanya di kupingku.

"Ehhh.. sorry.. Gue dengerin kok"

"Ya gitu. Dia ketua osis ! Kalo soal pelajaran sih gak terlalu jagoo.. Tapi kalo soal seni sama olahraga.. BEUHHHH JANGAN DI TANYA LAGIII. Dia jago banget main gitar, Terus kalo main bola juga jago banget ! Dan kalo sekolah kita ada acara pasti dia itu jadi panitia terus dia anak orang kaya! tapi orang tuanya cerai.. kasihan yaa.."

"Ohh.. terus.. Bianca itu siapa nya Nael ?" tanyaku penasaran

"Cieeeee.. penasaran ya sama Naelll ? .." Goda Vanya.

"Ih ! Gue kepo doang.."

"HAHAHHAHA ! Bianca sama Nael dulu sempet pacaran. Tapi terus putus gara gara Bianca selingkuh sama sahabatnya Nael. "

"Serius ? Jahat bangett.." kataku

"Iya.. Nama temennya itu..."

"Siapa ?.." tanyaku

"Gue lupa.. HEHEHEHHEHE.."

"Ah Vanya .. Inget inget dong.."

"Lupa ! Nanti gue tanya sama temen temen yang lain deh.."

Janji Nael Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang