Aku dan Vanya terus mengobrol karena merasa jenuh dengan pekerjaan kami.
"KERJA ! JANGAN NGOBROL TERUS !" teriak Bianca pada kita berdua
Kita berdua lantas menundukan kepala karena takut akan menimbulkan masalah. Kami berdua pun sedang asik mengerjakan pekerjaan kamu sembari bercanda satu sama lain. Ternyata Bianca tidak bisa menerima hal ini.
"HARUS BERAPA KALI GUE BILANG?! KERJA JANGAN NGOBROL!"
"Maaf, Kak.." sahut Vanya.
"Maaf, Kak.. Tapi dari tadi banyak anak-anak lain yg bercanda kayak kita tapi kakak gak ada masalah.." sahutku.
Vanya lantas memberiku tatapan "Lo salah banget ngomong ini ke dia..".
"Lo anak baru disini udah bisa bikin masalah?"
"Bukannya gitu tapi..." belum selesai aku berbicara, Bianca memotong pembicaraan ku.
"LARI KELILING LAPANGAN 10 KALI!" bentak nya.
"Kak, saya..."
"CEPET! Lo juga!" Sambil menunjuk Vanya.
Kami berdua langsung menuruti perintah tersebut tanpa menghiraukan hal lain.
"Lo gila ya.?!" kata Vanya
"Engga lahh, kalo gila gua di RSJ bukan di sekolah..."
"Ih gue serius !"
"Kenapaa sih?"
"Lo berani ngomong gitu sama Kak Bianca...?"
"Loh emang salah ? Kan gue cuma menyampaikan pendapat.. Masa gak boleh.." sahutku.
"Bukan masalah nyampein pendapat. Ga pernah ada sejarahnya di sekolah ini orang yg nge bantah Bianca kecuali Nael.. Dan skrng nambah lo.."
"Hah? Jadi selama ini semua orang nurut gitu sama dia?"
"Bukan cuma nurut, Kalo Bianca mau sesuatu dia akan nyuruh satu sekolah buat dapetin hal itu.."
"Siapa sih dia emang? Anak yg punya ni sekolah?"
"Yes. Bener.."
"Ya bukan brarti dia bisa seenaknya dong ! Semua orang berhak ngasih pendapat nya masing-masing.. " sahutku.
"Iya ! Setuju banget tuh gue !" sahut
Nael yg entah darimana munculnya, Ia sekarang sedang lari di sebelahku."Lo darimana..?" tanyaku bingung
"Kenapa? kangen ya sama saya ?" katanya sambil menaikkan alisnya.
Aku tak menjawab apapun.
"Eh ditanya malah diem. Jawab kali.."
"Enggak." jawabku datar
"Bohong.. Gausah malu gitu dong! Udah tau saya makin cinta kalo kamu malu malu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Nael
RomanceSeorang perempuan dari Bandung pindah ke Jakarta dan bertemu secara tidak sengaja oleh pria dingin yang meluluhkan. Akankah mereka bersatu atau memilih jalannya masing-masing?