Masih dalam keadaan shock, aku menuruti tangan Nael yang menarikku keluar kelas. Tepat di depan pintu kelas, Nael langsung melepas tanganku tanpa berkata apa apa
"Ma..." belum sempat ku ucapkan terimakasih, Ia langsung pergi meninggalkanku tanpa berucap satu kata pun.
Mengapa dia dingin sekalii.. batinku
Tanpa menunggu lagi, aku langsung bergegas menuju lapangan basket. Untungnya pada saat aku sampai, acara belum dimulai..
"Putri !" panggil Vanya dari kejauhan
"Vanyaaa.." sahutku yg langsung menghampirinya
"Lo di apain sama Bianca ?" tanya Vanya
"Gak papa kok.. cuma di.." belum sempat aku bercerita, Kakak pembina MOS berbicara
"Oke , sekarang kaliam duduk. Gue sama anak anak lain bakal jelasin teknis nya gimana." kata salah satu pembina.
MOS kali ini kita bertugas untuk membersihkan sekolah. Di tengah tengah briefing, Vanya memutuskan untuk mengobrol denganku.
"Jadi.. Gimana si Bianca ?"
"Tadi cuma di tanyain doang" jawabku
"Tanyain apaan?"
"Kenapa bisa di boncengin sama Nael.."
"APAAAAA ?!?! LO DI ANTERIN KE SEKOLAH SAMA NAELLLL?!?!?!" teriak Vanya yg tentu saja membuat seluruh murid diam dan menengok ke arah kita berdua
1 detik.. 2 detik.. keheningan yang sangat canggung
"Oke.. kita lanjutin ya."
Malu. Akuu malu sekali. Aku hanya menundukan kepalaku. Tak berani melihat keatas.
"Duh.. sorry kan.." ucap Vanya pelan.
"Vanyaaaa...." sahutku pelan.
Aku melihat sekeliling ku. Nael Berdiri di tiang bendera. Entah sejak kapan dia berdiri di situ. Kaki nya yang satu ditekuk sampai lutut dan tangannya bersidekap di depan dadanya. Melirik ke arahku, sambil tersenyum dikit
"Dia manis kalau tersenyum.." batinku.
Aku yakin muka ku pasti sudah merah seperti kepiting rebus kali ini.1..2..3.. detik mata kita bertemu satu sama lain.
Ia lalu jalan ke arahku dan duduk di sampingku
"Saya udah bilang.. Jangan malu malu gitu mukanya.. Kamu mau ber urusan dengan perasaan saya..?" katanya sambil membetulkan rambutku ke belakang telinga.
Aku terpaku. Tidak tau harus berbuat apa. Semua mata sekarang tertuju pada kita berdua..
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Nael
RomanceSeorang perempuan dari Bandung pindah ke Jakarta dan bertemu secara tidak sengaja oleh pria dingin yang meluluhkan. Akankah mereka bersatu atau memilih jalannya masing-masing?