maaf

230 11 4
                                    

*masih jihoon pov yahh 😃😃

Mama terus menggenggam erat tangan Mia yang masih tergeletak lemah.

"Dino ya.. Dimana kau? Cepatlah kerumah sakit!"  ujarku saat panggilan ku dijawab oleh dino.

"Aku sudah disini hyung.."  sahut Dino yang ternyata sudah bereda di ruang rawat Mia.
Aku menyudahi panggilan tak berguna itu. "Dari mana saja kau? Bukan kah sudah ku katakan kau datang kesini dengan cepat?!"  tanya ku dengan memasukkan ponselku kesaku celana.

"Aku ada urusan. Lagi pula.. Ini tak penting hyung."  dengusnya melirik Mia sejenak.

Senyum miring dipancarkan nya ketika melihat Mia yang berbaring dengan selang infus ditangannya.

Aku menarik tangan Dino agar menjauh dari ruang an itu.

"Berhenti bertingkah seperti itu. Dia sekarat karena ulahku!". Ujarku dengan meredam amarah pada Dino.

"Itu bukan urusanku. Lagi pula, tak ada yang menyuruh dia untuk bertingkah seperti pahlawan."

"Jika dia tak menolongku. Aku yang ada diranjang itu saat ini.!!"  bentakku pada dino 

"Lalu apa? Kau berharap aku akan bersimpati padanya?. Ah jangan harap"  dengusnya lagi

"Aku juga tak menyukai keberadaannya Dino-ya. Tapi aku tak menyangka kalau kau akan bertingkah sebrengsek ini!!"  pekik ku padanya.   "Aku tak pernah berfikir akan memiliki adik se brengsek dirimu!"

"Ini lah aku hyung!" 

'BHUKK'

Aku menglemparkan pukulan tepat diwajah Dino. Tubuhnya memang lebih tinggi sedikit dariku. Membuat ku sedikit berjinjit meraih wajahnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!"  bentaknya memegang sudut bibir nya yang sudah mengeluarkan darah segar.

Sekuat itukah pukulanku? Woahh ternyata ada hal terpendam pada diriku

"Itu pantas untuk orang brengsek sepertimu."  balasku dan pergi meninggalkan nya.

"Hei kau!". Panggil seseorang padaku saat berjalan menuju ruang rawat Mia.

"Ikut aku!"  ucapnya lagi dan menarik tanganku menuju sebuah ruangan.

Terdapat beberapa kasur disana. Dan beberapa obat-obat tersusun rapi.

"Apa yang kau lakukan? Menarik seseorang yang tidak kau kenal secara sembarangan.!"  celotehku melepaskan genggaman tanganya.

"Aku hanya ingin menyelamatkan seseorang yang sedang sekarat.". Ujarnya dan mengeluarkan beberapa obat obatan.
"Duduk disana.". Ucapnya lagi menunjuk sebuah ranjang.

"Cepat!"  bentaknya padaku.

Aku hanya menurutinya untuk duduk diatas ranjang itu.
Dia meraih kakiku dan menuntunnya keatas sebuah meja kecil yang sengaja ia dekatkan dengan ranjang itu.

Dia mulai menekan pergelangan kakiku.

"Kau cukup kuat untuk ukuran tubuh seperti ini!"   ucapnya.   "Pergelangan kakimu sedikit bergeser. Kau hebat bisa menahan sakit yang tidak biasa ini. Jika aku menjadi kau. Mungkin aku akan menangis sejadi-jadinya"  ocehnya lagi.

Aku baru sadar kalau ada lebam dipergelangan kakiku. Sedikit membengkak .

Aku menatap sosok yang ada dihadapan ku saat ini.

"Aku seorang dokter. Aku tak sengaja melihat kau berjalan dengan kaki seperti itu. Karna kau memakai celana pendek!"  jelasnya seolah tahu apa yang sedang kupikirkan.
"Kau berada dirumah sakit tapi tak memeriksakan kondisimu. Apa kau waras?" 

"Seorang Dokter. Tapi mulutmu tak mencerminkan kau seorang dokter."  ocehku dan bangkit dari posisiku.

Aku keluar dari ruangan yang berisi mahluk aneh itu.

#JIHOON POV END

'eemhh'

Aku menyesuaikan cahaya lampu ruangan ini. Ruangan yang didominasi dengan warna putih.

"Mama!". Panggilku saat kurasakan ada genggaman erat pada tanganku.

"Eohh kau sudah sadar?". Ucap mama dengan berdiri disampingku dan menyentuh lembut wajahku.

"Bagai mana? Apa yang sakit? Kakimu! Atau bagian lainya?"  tanya mama dengan bertubi-tubi.

Aku hanya membalasnya dengan senyum kecil ku ini.








*******

Votment bebbbbb..
Love dah yang baca!!

"My Brother's" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang