just smile

153 8 1
                                    

Cuaca hari ini sedikit lebih panas dibandingkan beberapa hari yang lalu. Cahaya matahari benar-benar menyengat siang ini .

"Sedang apa?"  suara Mama terdengar disaat aku sibuk mengobrak abrik lemari es

"Minuman dingin tidak ada Ma?"  tanya ku

"Mama akan beli dulu. Berikan ini pada kakakmu."  ucap mama dengan memberikan buah semangka   "Dino ada dikamar dan jihoon ada di ruang kerja Papa"  lanjut mama lagi dan bergegas menjauh

Kulahap buah manis itu dengan perlahan, mereka sukses menggodaku untuk memakan mereka hari ini. Cuaca panas seperti ini buah semangka memang yang paling cocok.

Tok tok tok

Aku memasuki ruang kamar Dino oppa

"Oppa. Ini ada buah untukmu!". Ucapku dan mendapati sosok yang ku ajak bicara dengan asiknya terlentang diatas kasur dengan AC yang menyala.

Ku letakkan sepiring semangka diatas meja .  tanpa membangunkan Dino oppa karena, yahh mata tajam nya itu tak ingin ku lihat.

Dengan sigap aku beralih ke ruang kerja Papa dimana Jihoon oppa berada.

Tok tok tok

Kembali aku mengetuk pintu kayu dihadapanku ini secara ber irama.
Karena tak ada jawaban dari dalam aku memutar kenop pintu dengan perlahan.

Kuedarkan penglihatanku mencari sosok
Pria mungil itu.

"Jihoon oppa!". Panggil saat melihat sosoknya sedang fokus pada buku ditangannya.  "Ini ada buah dari Mama."  ucapku lagi dan meletakkannya tepat dihadapan jihoon oppa.

Ia bangkit dari tempatnya. Melangkahkan kakinya mendekati rak buku yang berada diruang kerja Papa.

Aku berbalik untuk pergi dari ruangan yang akwardw itu. Berharap tak ada kalimat tajam dari jihoon oppa.

'Rak itu sudah tua. Itu masih dalam perbaikan!'.  

Terbesit kalimat dari Papa semalam.
Aku membalikkan tubuh agar lebih mudah
Melihat apa yang sedang dilakukan jihoo oppa.

"Oppa.." 

Jihoon oppa hanya melirik ku sesaat dan kembali berusaha meraih buku yang ada dirak paling atas.

Dia terlihat sedikit kesulitan karena tubuh nya yang memang tidak terlalu tinggi.

Kriettkk 

Aku bisa mendengar suara aneh dari arah rak itu. Suaranya seperti sesuatu yang bergerak dari posisi awalnya.

"Oppa!"  kali ini aku benar-benar memanggilnya.

"Ada apa? Kenapa kau masih disitu? Pergilah!"  dengusnya saat melihatku masih berada diruangan yang sama dengannya.

"Papa bilang rak itu sudah tua. Itu masih dalam perbaikan. Sebaiknya hati-hati oppa!"  jelasku pada jihoon oppa yang masih belum mendapat bukunya.

'Krieettkk'

Dapat kulihat rak buku yang pada awalnya menempel pada dinding, kini mulai ada jarak dan sedikit condong kearah jihoon oppa.

"Oppa rak nya akan jatuh. Menjauh dari sana!"  ucapku padanya.

"Pergilah. Jangan menggangguku!!"  dia justru mengeluarkan kalimat itu dengan penuh penekanan.

"Oppa menjauhlah sebelum rak itu menimpa mu!"  jelasku lagi yang melihat rak buku itu sudah semakin condong kearahnya.

"Oppa! Kau ini keras kepala atau Bodoh?!". Bentakku  padanya  

'Krieeetttkkk'

"OPPA AWASSS.. DASAR BODOH!!"  teriakku saat rak itu sudah benar benar tidak dalam posisinya.

Aku berlari kearah jihoon oppa yang memang berjarak beberapa langkah dihadapanku.

Aku mendorong sekuat tenaga tubuhnya yang lebih besar dari tubuh mungil ku ini. Berharap runtuhan rak itu tak mengenainya sama sekali.

'BRAKKKK'.  Suara keras itu dapat kudengar sesaat aku mendorong kuat tubuh jihoon oppa.

"Hhahah kau tak apa kan? Oppa"  tanya ku saat melihat jihoon oppa yang diam mematung tepat disampingku.

"BODOHH!!  BAGAIMANA BISA KAU TERTAWA DALAM KEADAAN SEPERTI INI?".  Bisa kudengar bentakan keras keluar dari mulut jihoon oppa.

"Haha ini- bukan a-pa a-pa. Kau baik-baik saja kan?"   masih saja tawa itu keluar dari mulut mungilku ini. 

Jihoon oppa semakin menatapku tajam. Ia masih mencoba mengangkat rak buku yang menimpah tubuh bagian bawahku.

Kurasakan sakit yang teramat sangat pada bagian kakiku. Tapi, melihat jihoon oppa yang baik-baik saja. Membuatku juga berasa baik-baik saja.

Itu sebab nya aku tertawa senang.

"Keluarlah!". Pekiknya saat mencoba mengangkat rak tua yang masih berada diatasku.

"Tak ada gunanya oppa. Aku tak bisa merasakan tubuh bagian bawahku!!"  ucapku .

Aku menundukkan kepalaku mencoba melihat bagai mana keadaan tubuhku.

"Hahhaa liat. Ada darah disana". Ucapku lirih  yang melihat cairan merah itu mulai mengalir kearah jihoon oppa.

"Diam lah.". Pekik jihoon oppa dan berlari keluar. 

Kurasakan penglihatanku mulai memudar.

#jihoon pov

Aku berlari keluar rumah. Berharap ada seseorang yang mau membantuku untuk membawa Mia ke rumah sakit.

"Cepatlah.. Tolong dia!" perintahku pada petugas yang akan memperbaiki rak buku itu. Kebetulan berada tak jauh dari rumah.

"Satu.. Dua.. Angkat!". Ucapku.

Kedua petugas itu langsung mengangkat rak yang sedari tadi berada diatas tubuh mungil milik Mia.

Aku menarik tubuhnya  ke pelukakan ku.
Cairan kental berwarna merah kini menghiasi kaki mungilnya.

****

>rumah sakit

Masih saja aku bergerak kesana kemari.membayang kan apa yang terjadi pada Mia karena ulahku, karena keras kepalaku.

"Bagaimana? Dia baik baik saja?!". Suara Mama terdengar dari kejauhan.
Derap kaki terdengar mendekati tempatku berdiri.

"Aku tidak tahu". Jawabku seadanya.

"Bagaimana bisa terjadi? Aku sudah memberitahu Mia, kalau rak itu dalam proses perbaikan."  ucap Appa yang mencoba menenangkan Mama.

"Ini-"  aku menghentikan kalimatku.  "Ini karna kelalaianku, dia hanya mencoba menyelamatkan aku tadi."  ucap ku dengan menunduk kan kepala.

"Jelaskan pada ku!". Sahut appa .

Aku hanya menatap matanya dengan rasa bersalah.

Aku menceritakan kejadian tadi pada appa dan Mama.

Tak lama saat aku selesai menceritakan apa yang terjadi. Seorang pria berjas putih datang menghampiri kami.

"Bagaimana dok? Apa putriku baik-baik saja?!"  tanya Mama saat pria itu mendekat.  

"Beban yang sangat berat itu membuat tulang kakinya patah. Di Kakinya juga terdapat beberapa luka sobek. Mungkin terkena benda yang menimpah nya.".  Jelas sang dokter.   "Mungkin dalam beberapa bulan dia tak akan bisa berjalan seperti biasanya. Beruntung dia masih dalam masa pertumbuhan, jadi tulang kakinya akan lebih cepat sembuh dibandingkan dengan anak remaja.". Jelas sang dokter itu lagi dengan penuh penekanan.


***"*"**

Votment bebb 😃😃

"My Brother's" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang