Part 3 - Hidden Plan

279 52 5
                                    




Kim Mansion, 9.00 PM

Para tamu undangan perayaan Kimcorp Anniversary saat ini masih asik berbincang ditemani dengan iringan musik orchestra yang membawakan lagu bernuansa jazz. Setelah pidato singkat yang diberikan oleh Kim Soo Man beserta kejutan terkait proyek besar Kimcorp dan Jung Company, acara dilanjutkan dengan ramah tamah serta makan malam. Namun fokus para tamu sebagian teralihkan, ketika melihat sesosok pria mulai memasuki ballroom.

Pria itu adalah Kim Kai. Identitasnya sebagai anggota keluarga Kim sekaligus Kimcorp sangat jarang diketahui orang banyak, oleh karena itu kehadirannya disini dianggap suatu hal yang sangat tidak wajar. Maklum saja, Kim Kai lebih banyak dikenal dengan seorang idol korea yang saat ini sedang naik daun dan digilai banyak wanita serta tidak mungkin ada sangkut pautnya dengan Kimcorp.

Kai berjalan sambil menatap lurus kedepan, tidak memperdulikan kasak kusuk tamu undangan di sekeliling yang menyadari keberadaannya. Ia memakai kemeja dan jas hitam. Namun penampilannya nampak tidak serapih dengan tamu pria lainnya yang kebanyakan memakai tuxedo beserta dasi kupu-kupunya. Tapi penampilannya yang santai dan sederhana tetap terlihat memukau dengan aura penuh misteri dan kemarahannya.

Kai menemukan sosok yang dicarinya sejak tadi. Kim Soo Man, ayahnya, yang saat ini begitu ia benci begitu mendengar berita yang disampaikan oleh sahabatnya, Oh Sehun, di dalam pembicaraan telpon tadi. Sedangkan Oh Sehun, dibelakangnya, memandang cemas berharap sahabatnya masih berpikir jernih dan tidak sampai hati menimbulkan keributan di tengah pesta.

"Kita harus bicara," ucap Kai rendah begitu dirinya berdiri di depan sosok Kim Soo Man, ayahnya.

Kim Soo Man menghentikan pembicaraan seru dengan salah satu rekan bisnis di depannya, kemudian memandang putranya dengan tatapan penuh selidik. "Aku mohon undur diri sebentar," ujarnya kepada sang tamu didepannya kemudian mengikuti langkah anaknya yang menuju pintu keluar ballroom Kim Mansion.

****

"Apa maksudmu?" tanya Kai penuh dengan amarah.

Tuan Kim hanya menatap putranya tenang. Ia sudah tahu reaksi Kai begitu mendengar berita itu akan seperti ini. Ia sudah bersiap akan setiap kemungkinan, bahkan kemungkinan terburuk.

"Apa yang kau bicarakan?" tanya Tuan Kim tenang.

"Kau masih bertanya?! Jelas aku membicarakan proyek Auzoka Resort yang kau umumkan kepada setiap undangan barusan! Apa kau gila?" ujar Kai penuh emosi.

Tuan Kim masih memandang Kai dengan tenang. Tatapan Appa nya yang tenang membuat emosi Kai semakin tersulut.

"Apa maksudmu membuat sebuah resort dan taman bermain disana? Kau lupa disana ada makam istrimu? Apa perlu aku ingatkan kalau kau pernah menikah dengan seorang wanita sebelumnya? Kemudian wanita itu kau campakkan hanya karena harta-harta duniamu, hingga akhirnya kau tidak menyadari kalau ia sedang sakit parah? Apa perlu aku ingatkan kalau aku harus hidup tanpa seorang eomma karena keegoisan appa?! JAWAB AKU!" teriak Kai dengan emosi.

Tuan Kim membuang napasnya pelan. Sesiap apapun ia dengan rencana ini, ternyata hatinya selalu tidak siap ketika luka lamanya kembali dibuka. Kenyataan bahwa ia terlalu berambisi dengan kerajaan bisnisnya, hingga melupakan istrinya yang ternyata saat itu sedang sakit parah. Kenyataan bahwa ia terlalu mementingkan dirinya hingga ia percaya begitu saja ketika istrinya berkata kalau ia baik-baik saja. Kenyataan bahwa ia sudah menyia-nyiakan waktu dan kebahagiaan keluarganya demi semua harta materi yang ia miliki saat ini. Kenyataan bahwa anak satu-satunya yang dimilikinya membencinya selama bertahun-tahun karena kesalahannya saat itu yang tidak akan pernah bisa ia perbaiki lagi.

"Aku tahu kau kecewa, Kai. Tapi sejak dulu tanah itu memang bukan milik keluarga kita sendiri. Appa, eomma-mu, serta Tuan Jung yang membelinya saat itu. Kau tahu Kai, kami bertiga memiliki mimpi sejak lama untuk membangun suatu proyek impian disana yang akan terwujud sebentar lagi. Ini salah satu bagian dari mimpi eomma-mu," jelas Tuan Kim dengan jawaban yang sudah lama ia persiapkan.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang