Part 5 - First Date

219 40 4
                                    

           

"Ya!! Kenapa kau bisa ada disini?," bisik Krystal setelah berhasil membawa laki-laki di depannya jauh dari kedua temannya.

Kai tampak santai menatap Krystal. "Ayahmu menyuruhku makan siang denganmu," jawab Kai santai.

Krystal memutar matanya dengan kesal. Belum lagi masalahnya yang lain selesai, muncul masalah baru. And her life becomes more more complicated each day because of this guy.

"Ya! Apakah kau tahu ada teknologi yang namanya handphone? Kau kan bisa menghubungiku saja tanpa harus kesini. Kalau teman-temanku mengenalimu bagaimana!!!" ujar Krystal kesal.

Kai hanya mengedikkan bahunya tidak peduli. "Aku tunggu kau di mobil," ujar Kai santai sambil berjalan melalui Krystal.

"Aku tidak bisa," jawab Krystal pelan. Kai membalikkan badannya menghadap Krystal, menyatukan alis menunjukkan kebingungannya.

"Aku tidak bisa makan siang denganmu. Aku ada kelas. Makanya lain kali coba dulu hubungi terlebih dulu orang yang ingin kau ajak makan siang! Babo!" kata Krystal pedas.

Kai menghela nafasnya, menahan kesabaran. Kalau bukan karena ada mata-mata utusan ayahnya yang mengamati dirinya dari jauh ia pun tidak akan sudi memohon makan siang dengan cewek keras kepala di depannya. Seumur hidupnya tak pernah ada wanita yang berani berkata dirinya 'bodoh' seperti yang baru saja perempuan ini lakukan.

Sambil menghela nafas panjang, dengan kaki panjangnya Kai menghampiri Krystal mendekatkan wajahnya sedekat mungkin dengan wanita di depannya.

"Kau tahu aku sudah terlalu sabar denganmu, can you just shut up and have a lunch with me quietly?", kai Kai dengan geram.

"Shierro! Apakah kamu gak sadar kalau posisi-mu disini yang membutuhkan aku? Aku bisa saja menelpon ayahku sekarang dan bilang kalau kau memperlakukanku dengan buruk dan aku tidak mau bertunangan denganmu!" ancam Krystal.

"YA!!!" kata Kai emosi.

Kai menghela nafas sekali lagi. Ia segera memutar otak, bagaimana pun saat ini posisinya lah yang terpojok dan membutuhkan kerjasama gadis di depannya ini. Kalau dengan cara baik-baik tidak berhasil, berarti ia harus bermain kotor seperti biasanya.

"Oke kalau kau tidak mau ikut denganku, aku juga bisa menelpon wartawan sekarang dan mengkonfirmasi siapakah Krystal Jung, tunanganku yang sebenarnya.." kata Kai dengan santai.

Krystal memandang Kai penuh curiga. "Apa maksudmu?"

Kai tersenyum santai sambil mengambil handphone dari sakunya. "Ya kau kan tahu, semua orang di Korea penasaran siapa seorang Krystal Jung sebenarnya? Bahkan kalau ku tidak salah dengar, temanmu tadi bahkan sangat penasaran siapa Krystal Jung sebenernya..."

Krystal memandang Kai dengan penuh selidik. Kai tersenyum menang, melihat gadis di depannya tidak bisa berkutik. "Kau tahu, dengan satu telepon ini, aku bisa membongkar identitas Krystal Jung yang sebenarnya. Bahwa selama ini Krystal yang dibicarakan semua orang adalah Jung Soo Jung, seorang mahasiswa di Universitas Seoul."

"Ku dengar kau sedang dalam pelarian di Seoul. Well, aku tak tahu kau bersembunyi dari siapa sampai harus pindah dari kehidupan nyamanmu di California ke Seoul sendirian. Tapi yang pasti kau tentunya tak ingin orang tahu keberadaanmu disini," lanjut Kai.

Krystal menatap Kai marah. Kali ini kartu-nya sudah dipegang oleh Kai. Tangannya mengepal menandakan kekesalannya. "Awas saja sampai kau melakukannya..." kata Krystal penuh dengan amarah.

"Itu tergantung dirimu, mau tetap membantuku atau tidak. Jadi kalau kau mau menelpon ayahmu, silahkan saja. Aku tidak masalah," kata Kai tersenyum senang.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang