Part 10 - Stormy Night

173 36 2
                                    

Auzoka Resort, 3:00 AM

Sudah hampir 3 jam berlalu, tapi Krystal tak kunjung bisa tertidur. Kai sudah tertidur nyenyak di sofanya, sedangkan Krystal sedari tadi hanya memejamkan mata namun tak kunjung terlelap. Frustasi, Krystal bangun dari tidurnya dan duduk di tempat tidurnya.

Ia harus mencari cara agar perjodohannya dengan Kai dibatalkan. Tapi cowok itu malah mendeklarasikan sudah menyerah dan lebih memilih setuju dengan perjodohan itu. Sebenarnya bukan karena Seunghyun ia tak setuju dengan perjodohan itu. Namun lebih karena ia takut menyesal telah membohongi dirinya sendiri dengan berpura pura menikah.

Krystal masih terjaga ketika semua lampu di sekitarnya mati dan menjadi gelap gulita. Ia spontan berteriak ketakutan. Krystal benci kegelapan. Sewaktu kecil ia pernah terjebak di dalam gudang yang gelap semalaman, dan semenjak itu ia phobia dengan kegelapan. Oleh karena itu, sebelum tidur tadi Krystal sempat meminta Kai agar tidak mematikan lampu temaram yang ada di dalam villa kecil itu sebagai penerang.

Tubuh Krystal mulai gemetar. Suasana masih hening, dan tidak ada tanda-tanda Kai bangun dari tidurnya. Di luar hujan deras mulai mengguyur disertai dengan deru petir bersahutan.

"Kai..." cicit Krystal dengan tubuh yang masih gemetar ketakutan. Hening. Tak ada sahutan dari Kai.

"Kai? Kau masih disitu kan?" kata Krystal ketakutan. Air mata mulai turun di wajahnya. Krystal mencoba meraba meja kecil yang ada di sebelah tempat tidurnya. Ia mencoba menyalakan lampu tidur di sebelahnya, namun tetap tidak menyala. Ia kembali meraba meja di sampingnya, mencari handphone atau apapun sumber cahaya yang dapat digunakan. Tapi ia tidak menemukan pertolongan apapun di meja sebelah tempat tidurnya. Krystal ingin memberanikan diri berjalan membangunkan Kai, tapi kakinya terlalu gemetar bahkan untuk berdiri.

DUARRRRR

Suara petir menyambar begitu kencang terdengar. Refleks, diantara badannya yang gemetar, Krystal berteriak ketakutan. "KAIII!!"

Mendengar suara teriakan, Kai terbangun dari tidurnya. Begitu membuka mata ia baru menyadari keadaan villa yang sudah gelap gulita. Berbeda saat ia tidur tadi, ada sebuah lampu temaram di dapur dan dekat tempat tidur yang dibiarkan menyala.

DUARRRR, petir menyambar begitu kencang lagi. Sepertinya sedang terjadi badai di luar, karena selain petir terdengar suara angin yang berhembus begitu kencang.

"KAAIIII," teriak Krystal putus asa. Ia bahkan bukan hanya gemetar tapi sudah menangis hebat. Tiba tiba sebuah tangan merangkulnya lembut. Kaget, Krystal kembali histeris.

"Calm down, I'm here." kata Kai sambil menenangkan Krystal dengan merangkul tubuh Krystal yang masih gemetar.

"Kai... hiks... Aku takut gelap," kata Krystal ditengah isak tangisnya.

"Sepertinya di luar ada badai. Mungkin ada korsleting atau listrik yang tersambar petir," terang Kai.

Krystal masih terisak. Tubuhnya sudah tidak begitu gemetar, namun tangannya memeluk tubuh Kai erat, enggan melepaskan.

"Mungkin aku harus menghubungi Lee Ahjussi dan Ahjumma menanyakan apa yang terjadi," kata Kai ingin beranjak.

"JANGAN!" ucap Krystal sambil mengeratkan pelukannya pada pinggang Kai. "Kau harus disini, aku takut.."

"Tapi Krystal, aku tak bisa tahu apa yang terjadi kalau tidak bertanya pada Lee Ahjussi dan Ahjumma... Kau mau gelap-gelapan sampai esok pagi?"

"Tapi diluar ada badai... Kau yakin mau menelpon dengan petir semenyeramkan itu?" tanya Krystal ketakutan.

"Aku bisa menghampiri pondok mereka... Kau diam disini saja..."

"Tapi angin di luar kencang Kai... Kau yakin sanggup menerjang badai?" kata Krystal merengek.

Two SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang