Chapter 3 : Last Meeting (and a dream)
Himchan dan Daehyun sekarang sudah berada di depan cafe tempat janjiannya dengan Sehun. Himchan sebenarnya sedikit ragu untuk menemui Sehun. Ia khawatir si Private Number-ssi itu tidak bercanda. Bukan berarti Himchan takut. Ia hanya khawatir.
“Hyung, ayo masuk.” Ujar Daehyun.
“ah? Iya.”
Himchan dan Daehyun pun masuk ke dalam cafe bergaya minimalis tersebut. Tak butuh waktu lama bagi Himchan untuk menemukan Sehun. Namun ia tidak sendirian. Ada seorang namja berpipi chubby yang menemaninya. Kelihatannya mereka sedang mengobrol.
“Hai, Sehun.” Sapa Himchan.
“oh! Kau sudah datang, Hyung. Aku tak menyadarinya.” Ujarnya setelah menoleh. “ayo silakan duduk.”
Daehyun merasa dirinya sudah tak tertarik oleh makanan ketika ia melihat pemuda chubby yang duduk disebelah Sehun. Kulitnya putih bersih, wajahnya imut, matanya indah, apa mungkin Daehyun jatuh cinta pada pandangan pertama?
“oh,ya! Himchannie hyung, Daehyun, perkenalkan ini teman kuliahku, Yoo Youngjae.” Ucap Sehun setelah Himchan dan Daehyun duduk.
“bangabseumnida.” Ujar Youngjae.
Singkat cerita, Himchan, Sehun, Daehyun dan Youngjae pun makan sambil mengobrol. Ternyata selain mahasiswa, Youngjae juga suka menulis. Ia gemar menulis novel genre mistery. Sehun juga sudah mulai melancarkan aksinya untuk mendekati Himchan. Ia kadang menggombali pemuda cantik itu, membersihkan sisa makanan yang menempel di sudut bibir Himchan, atau memuji kecantikan Himchan. Sedangkan Himchan hanya akan membalas dengan mencubit pipi Sehun.
Daehyun pun sama, ia bahkan sudah menanyai Youngjae ‘apakah kau sudah punya pacar?’. Saking asyiknya bersenda gurau, mereka pun tak menyadari ada seorang yang sedari tadi mengamati mereka.
“mati kau, Oh Sehun!”
XxxXxxX
Himchan kalut saat dirinya menemukan ponselnya – masih utuh tanpa cacat sedikitpun- berbaring indah diatas ranjangnya. Terlebih lagi saat dengan tiba-tiba ponselnya berdering tak karuan dan menampilkan tulisan ‘Private Number is calling’ di layarnya. Ingin ia lempar ponselnya keluar seperti tadi pagi. Namun mengingat kaca jendelanya baru dipasang kembali, ia urungkan niatnya tersebut.
Tapi, jendela masih bisa dibuka bukan?
Jadi Himchan dengan kalut menyibakkan tirai jendelanya.
Horor. Adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan jendelanya saat ini. Penuh dengan lakban dan perekat lainnya. Tidak hanya itu, beberapa helai benang juga menutupi jendelanya. Kegagalan yang harus diterimanya dikala mencoba membuka jendelanya.
Ia merasa tengkuknya dibelai oleh hawa mencekam yang tiba-tiba mengerubungi ruangannya. Sekuat tenaga ia mencoba meraih gagang pintu kamarnya tersebut. Namun dirasa pintu tersebut berlari menjauhinya.
Di tengah kekalutannya, ia menemukan sosok lain berada di ruangannya yang tiba-tiba menjadi seluas hall gereja. Dengan wajah bingung ia dapat merasakan ia sedang berdiri di atas altar dengan sosok itu disampingnya. Ketika ia menoleh ke belakang, dapat dilihat teman-temannya tengah duduk manis dengan pakaian formal dan wajah yang kaku. Seperti raga tanpa nyawa.
Dapat didengarnya suara serak memanggilnya beberapa kali. Ia menoleh kedepan mendapati seorang dengan perawakan pendek dan tubuh ringkih dengan bola mata yang menggantung menatapnya kosong. Jangan lupakan pakaiannya yang menyerupai pendeta.
Ingin teriak namun lidahnya kelu. Nafasnya seperti dicuri paksa saat ia menoleh kesamping dan mendapati seorang Bang Yongguk dengan wajah tak kalah mengenaskan dari pendeta tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/11167244-288-k690719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? (7X)
Hayran KurguB.A.P Fanfict Suatu hari Himchan mendapat telepon dari orang asing. Identitas orang itu tidak diketahui. Orang itu dengan seenaknya mengklaim Himchan sebagai miliknya. Tanpa ada namja yang boleh mendekati Himchan. Himchan mengabaikannya. Dan saat it...