1st Murder (Who?)

205 15 0
                                    

Chapter 4 : 1st Murder

Himchan memandang tak percaya ke arah ponselnya yang sedang digenggamannya. Apakah mimpinya akan menjadi kenyataan? Sungguh tidak masuk akal. Ponselnya yang tadi pagi ia lihat sendiri sudah hancur berkeping-keping kini ada digenggamannya?

hime, kau masih disana?”  suara robot di seberang sana menyadarkan Himchan dari lamunannya.

“eoh?  Ya?” balas Himchan. “mau apa menelponku lagi?”

aku tanya, apa makan siangmu berjalan lancar?” suara robot itu terdengar sarkastik.

“bukan urusanmu!”

ohh, begitu? Tapi nyawa teman albinomu ini adalah urusanmu. Bye!”

Bip

Teman....

..albino?’

“SEHOON!”

XxxXxxX

Youngjae menekan dadanya. Serasa jantungnya melompat keluar ketika melihat sosok itu terjatuh begitu saja dari bangku taman.

“Se-sehun~ Hei, kawan! Kenapa kau tidur se-seperti o-orang mati?” tanyanya. Pada seonggok tubuh manusia didepannya. Di dorongnya pelan tubuh itu, bermaksud membangunkannya.

ya! Sehunna.. Ini tidak lucu, kau tahu!” ujar Youngjae saat ia menyadari tubuh di depannya tidak terlihat sedang tidur ataupun bernafas.

Youngjae menarik tubuh itu agar ia bisa melihat wajahnya. Ia cukup terkejut saat melihat wajah raga tanpa nyawa tersebut.

mayat! Tapi...

.

.

.

.

.

.

.

 ini bukan Sehun!!’

XxxXxxX

Sehun menatap horor sesosok manusia bertopeng  putih yang tengah menggenggam semacam pisau panjang –namun bukan pedang- terlihat sedang menelpon seseorang.  Jubahnya panjang menutupi tubuhnya sampai ke lutut.

ohh, begitu? Tapi nyawa teman albinomu ini adalah urusanmu. Bye!” Ujar pria bertopeng itu sebelum memutuskan sambungan udaranya. Tapi yang keluar dari mulutnya adalah ...

.

.

.

suara robot?

Dapat Sehun lihat ia mematikan ponselnya dan menyimpanya di saku jubah.

“halo, Oh Sehun! Siap untuk dijemput?”

Mwoya!” ujar Sehun ketika mendapati sosok itu sudah berdiri di depannya.

Seperti dihipnotis, Sehun merasa tubuhnya kaku dan tak dapat digerakkan. Keringat dingin mengalir dari pelipisnya. Benda tajam yang digenggam sosok itu telah menempel di permukaan wajah Sehun. Seketika ia sadar dan berlari. Namun pisau itu menggores pelipisnya.

Lidah Sehun serasa kelu dan mati rasa. Ia tak dapat berteriak maupun berbicara. Yang bisa ia lakukan hanyalah berlari ke arah pepohonan rimbun yang gelap. Sementara dibelakangnya sosok itu masih mengejarnya.

XxxXxxX

nomor yang anda tuju sedang tidak aktif –“

shit!” Himchan mengumpat ponselnya lagi.

Who? (7X)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang