"Terkadang, bahagia itu tak perlu mewah kelihatannya, jika yang sederhana saja sudah membuat kita bahagia."
"Andra, hey!"
Sabita menjentikan jarinya di depan wajah Andra.
"Masyaallah, bidadari," Andra bergumam.
Andra baru sadar dari lamunannya, entah apa yang ada difikiran Andra.
Kini Andra dan Sabita sedang berada di depan rumah Sabita. Andra sempat tercengang saat melihat Sabita keluar dari rumahnya, Sabita terlihat begitu cantik! Padahal ia hanya memakai rok sebatas lutut bermotif bunga, tapi tak terlalu ramai. Memakai kaus putih yang bertuliskan never be like u di bagian depannya dan memakai sneakers putih handalannya. Namun walaupun ia sudah 21 tahun, Sabita masih terlihat seperti anak-anak remaja. Dan tentunya sangat cantik!
"Mikirin apa sih?" Tanya Sabita.
"Kamu,"
"Hah? Aku?"
"Iya, mikirin kamu, kok kamu bisa cantik gini,"
Blush!
Sabita blushing dengan sendirinya mendapat pujian dari Andra.
"Eh, tapi serius deh, kamu cantik hari ini." Andra pun kembali menggoda Sabita.
"Ohh, jadi selama ini aku gak cantik? Iya?" Sabita pun menatap Andra malas.
"Gak gitu sayang, selalu. Selalu cantik setiap saat."
Tidak ingin tambah digoda oleh Andra, Sabita pun mencubit pinggang Andra.
"Awwww." Ringis Andra. Sabita pun tak menggubrisnya, ia langsung masuk kedalam rumahnya.
"Lho? Sayang? Kita bukannya mau pergi? Heiii," Teriak Andra, Sabita pun pura-pura tak mendengar.
Dari dalam rumahnya Sabita berteriak.
"Oohh jadi kamu gak mau izin dulu sama Bang Kevin?!" Teriak Sabita.
Andra menepuk jidatnya. Ia hampir lupa akan hal itu.
Andra pun menyusul Sabita masuk kedalam rumah. Sampai didalan rumah, mata Andra menyapu seluruh ruang tamu yang ada dihadapannya, namun ia tak kunjung menemukan Bang Kevin.
"Kamu tunggu disitu, aku mau ambil handphone dulu,"
Andra hanya mengangguk sebagai jawaban.
Andra pun duduk disofa yang ada dihadapannya. Tak lama Sabita turun dari lantai atas lalu duduk disamping Andra.
"Bang Kevin mana?" Tanya Andra.
"Sebenarnya Bang Kevin tuh gak ada, tadinya aku mau izin lewat telfon, tapi gak diangkat telfonnya." Jelas Sabita.
"Terus gimana? Masa gak jadi pergi?" Kata Sabita.
"Yaa, kita tunggu Bang Kevin aja kalo gitu." Sabita pun mengangguk mengerti.
Andra pun menarik kepala Sabita perlahan membawanya kedalam pelukannya. Memberikan Sabita posisi ternyaman, walaupun rambut Sabita kini sudah serapih mungkin, ia tak peduli. Sabita malah menyandarkan kepalanya di dada Andra.
"Nanti rambut kamu berantakan." Andra pun mengelus-elus rambut Sabita.
"Biarin."
Sabita pun mengeluarkan ponselnya untuk menelfon Bang Kevin. Namun tak kunjung diangkat.
"Gak diangkat lagi." Sabita pun memanyunkan bibirnya. Tentu hal itu membuat Andra gemas.
"Yaudah, kita gak jadi pergi aja yuk, kita main-main aja dirumah." Kata Andra