IY-2

463 25 11
                                    

Ketika Andra membalas pelukan Sabita, dan Sabita berada di titik ternyamannya. Dari kejauhan seseorang berlari menghampiri mereka dan...

"Andra! Lepaskan dia!" Dengan kasar, wanita paruh baya itu pun menarik Andra dari pelukan Sabita.

"Bunda,"gumam Andra, ternyata yang datang adalah ibu dari Andra----Bunda Devi----

"Sekarang kamu ikut Bunda pulang!"

"Tapi Bun----"

"Tidak ada tapi tapian! Ayo ikut Bunda, Vineas telah menunggumu!"

Devi menarik tangan Andra dengan cepat lalu membawa Andra ke dalam mobil.

Sabita?

Ia masih diam tak bergeming. Namun ia lagi-lagi menangis dalam diamnya. Lagi-lagi Bunda Andra membawa nama Vineas, Vineas yang telah dijodohkan dengan Andra oleh Bunda Devi.

Sabita pun tak sadar dengan keberadaan Bio disampingnya,"Udah deh, jangan nge-galau mulu, balik yuk"Bio menarik tangan Sabita, namun tiba-tiba...

Brukkk..

Sabita langsung tak sadarkan diri.

***

Bau obat langsung menyengat di indra penciuman Sabita, dinding putih yang bersih langsung jadi yang pertama dilihat olehnya, ia tidak tahu mengapa dirinya bisa disini.

"Dek, kamu kenapa?"ucap Kevin.

"Abang? Kok disini? Aku kenapa?"tanya Sabita.

"Kamu pingsan, tadi Bio yang bawa kamu kesini,"

Sabita meringis memegangi perutnya,"Perut aku sakit bang,"

"Iya, kata dokter kamu kurang makan, penyakit maag kamu kambuh,"ucap Kevin.

"Makanya makan nya yang banyak,"lanjut Kevin.

"Aku mau makan, bang"ucap Sabita, Kevin tersenyum.

"Mau makan apa?,"

"Omelete aja,"

"Abang mau beli dulu, kamu jangan macem-macem, istirahat yang bener"ucap Kevin. Lalu Kevin membungkuk untuk mencium kening adiknya,"Abang pergi dulu,"lanjutnya.

Setelah Kevin sudah benar-benar pergi dan menghilang dibalik pintu. Sabita mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Andra memeluknya.

Sabita ingin Andra nya kembali. Tapi mungkin ia harus pasrah dengan takdir ini. Andra tak lagi mengingatnya. Andra tidak ingat betapa ia mencintanya. Mungkin, setelah beratus-ratus kali Sabita mencoba untuk mengembalikan cintanya, namun tak bisa. Sabita bingung, ia harus tetap memperjuangkan cintanya atau ia harus mundur.

Sabita lelah. Ia kecewa dengan perlakuan kasar Andra terhadap nya semenjak beberapa tahun. Jika ia tahu akan seperti ini jadinya. Ia lebih memilih untuk tak pernah mengenalnya, bahkan. Mencintainya.

Disisi lain. Di balkon kamar Andra terus memikirkan keadaan gadis itu, gadis yang selalu menangisinya, selalu meminta ia mengingat dirinya. Gadis yang bilang jika dia mencintai dirinya.

Kali ini Andra merasa bingung akan hal ini, ia tidak ingat apa-apa. Tapi, Andra merasa tak asing dengan gadis itu. Apalagi danau yang tadi.

Dan yang ia bingung, ada apa hubungan tentang Bundanya dengan gadis itu? Mengapa Bundanya tidak memperbolehkan nya untuk dekat-dekat dengan gadis itu? Sampai sekarang yang hanya Andra tau adalah gadis itu bernama Sabita, karna ia tak sengaja mendengar Bio memanggil gadis itu.

"Sebenarnya Sabita siapa?"Andra bergumam.

Andra menyentuh tepat di dadanya.

"Emang bener jantung ini dulu selalu berdetak lebih cepat karna nyebut namanya?,"

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang