3. Bertemu Lagi

149 78 36
                                    

Teringat kenangan manis dan kenangan pahit bersamaan itu sangat menyiksakan
-Fita

***

Bel baru saja berbunyi dan murid-murid berhamburan keluar kelas. Kebanyakan dari mereka menuju kantin, mengisi perut yang sedang minta diisi. Begitu pun dengan Fita dan sahabat-sahabatnya yang juga ingin pergi ke kantin.

Ketika hendak keluar kelas, tiba-tiba saja seorang cewek berambut pendek masuk dengan hebohnya. "Fit, akhirnya lo masuk sini juga. Gue kangen sama lo tahu nggak? Kita bisa bareng-bareng lagi deh. Kita...," ucapan cewek itu terhenti ketika seseorang membekap mulutnya.

"Lo berisik banget deh Sara!" jengkel Hana yang membekap mulut cewek yang di panggil Sara itu.

Sara pun menggigit tangan Hana. Refleks Hana pun melepaskan tangannya dari Sara. "Anjir, sakit tangan gue nih lo gigit. Emak, tangan gue ternodai sama si Sara jenong," teriak Hana histeris dan mengambil tisu dari dalam tasnya untuk mengelap tangannya yang digigit.

"Hahaha...emang enak." Sara menjulurkan lidahnya ke arah Hana.

"Diem elo jenong." Hana semakin kesal dengan Sara yang mengejeknya.

Fita yang mendengar itu pun menengahi mereka agar tidak berisik. "Kalian ini apa-apaan deh. Udah berhenti semuanya, gue lapar ni. Kantin yok," ajak Fita. Mereka pun mengangguk mengiyakan ajakan itu.

Sepanjang perjalanan mereka bersenda gurau dan tertawa bersama. Banyak juga orang-orang yang di sekitar melihat mereka dengan tatapan aneh, iri, dan sebagainya.

Mereka memilih meja yang berada di pojok dengan jendela yang menghadap langsung ke lapangan basket.

"Kalian mau pesen apaan? Biar gue sama Hana yang mesenin," tanya Sara kepada kedua sahabatnya itu. "Gue mau pesen bakso tapi nggak pake mi putihnya, mi kuningnya aja sama minuman nya apa yah...ah jus jeruk aja deh yang dingin pake es batu ye. Lo, Fit?" tanya Kay.

"Gue bakso sama es jeruk tapi baksonya jangan dikasi cabe gue nggak tahan pedas," jawab Fita. Hana dan Sara pun mengangguk dan mulai meninggalkan mereka menuju tempat si Mas Suryo si pedagang bakso.

Sambil menunggu, mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Fita sibuk dengan benda pipih putih yang dipegangnya. Sedangkan Kay sibuk dengan novel yang baru dibelinya kemaren.

Tiba-tiba ada orang yang duduk disebelah kursi Fita, membuat Fita yang sedang asyik dengan benda tersebut terkejut akan kedatangan orang itu. "Gue boleh duduk sini nggak?" tanya cowok itu ramah disertai senyumannya yang dapat membuat perempuan di sekitarnya meleleh.

"Eh, tunggu lo bukannya murid baru yang tadi pagi bukan?" Cowok itu yang merupakan orang yang tadi pagi menunjukkan ruangan kepala sekolah berada. Yang ternyata berada di belakang Fita itu sendiri.

Fita pun mengangguk,"btw, makasih ya tadi. Kalau nggak ada lo mungkin gue bingung cari ruang kepala sekolah tu tadi."

"Selow aja kali. Oh ya, nama gue Raymond. Panggil gue Ray aja," cowok itu mengenalkan dirinya kepada Fita sambil menjulurkan tangannya ke arah Fita. "Gue Fita." Fita pun tersenyum.

Ray pun manggut-manggut mendengarnya. Padahal di dalam hati, ia bersorak gembira karena dapat berkenalan dengan orang yang  cantik seperti Fita. Bukannya apa-apa. Tapi semenjak ia pertama kali bertemu Fita tadi pagi, ada perasaan yang aneh di dalam hatinya. Membuatnya ingin dan ingin lagi untuk melihat wajah menggemaskan Fita.

Kaysa yang sedang asyik dengan novel terbarunya pun, memberhentikan kegiatan nya. Karena mendengar Fita berbicara dengan seseorang. Ketika ia mendengar nama si cowok itu, Kay mendongakkan kepalanya melihat siapa yang sedang ada di hadapannya. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui siapa orang itu dan membuat tubuhnya menegang seketika.

Who Can Open My Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang