2. Meet Them

205 105 92
                                    

"Aku berharap bertemu denganmu adalah sebuah kenangan yang tak terlupakan dan selalu kukenang selama hidupku."
-D


***

Baru beberapa langkah Fita memasuki sekolah barunya itu, ia merasakan bahwa ia telah menabrak bahu seseorang. Sepertinya seorang cowok, dilihat dari betapa sakit yang ia rasakan pada bahunya.

Fita pun mendongak dan ternyata dugaannya benar. Seorang cowok bak dewa Yunani. Memiliki tubuh yang tinggi dan tegap. Kulitnya putih dengan hidungnya yang mancung. Dipadu oleh kedus matanya yang indah. Siapa pun yang melihat itu pasti akan langsung jatuh hati kepadanya.

Satu kata yang ada di dalam benak Fita yaitu ganteng. Tapi, langsung ditepisnya semua itu. Karena ia tidak ingin jatuh hati terlalu dalam. Sungguh hatinya telah tertutup rapat.

"Ck, lo kalau jalan lihat-lihat dong," jengkel cowok yang ditabraknya itu. Cowok itu menatap tajam ke arah Fita.

"Iya-iya, gue nggak sengaja." Fita merasa bersalah dan menundukkan kepalanya. Menghindari tatapan cowok itu yang seolah-olah akan memakannya saat itu juga.

'Siapa suruh badan lo itu tinggi kayak tiang listrik.' tambah Fita di dalam hatinya.

Cowok itu pun menghela nafas dengan kasar dan melengos pergi meninggalkan Fita yang masih berdiri di tempatnya.

Tersadar ia tidak tahu dimana ruang kepala sekolah berada dan ingin bertanya kepada siapa lagi. Maka dipanggilnya cowok itu kembali. "Hei!" Cowok itupun berbalik dan menaikkan sebelah alisnya, seolah mengatakan 'apa?'.

Fita pun menghampiri cowok itu dan bertanya, "lo tahu nggak ruang kepala sekolah yang mana? Gue anak baru disini."

Cowok itu pun menghela nafas pelan sebelum menjawab pertanyaan Fita. "Lo dari sini lurus aja terus belok ke kiri jalan terus nanti ketemu ruangannya. Yang ada tulisan kepala sekolah di pintunya," jelasnya.

"Oh, oke. Makasih ya." Fita mengucapkan terima kasih kepada cowok itu sambil tersenyum. "Btw nama gue Zafita. Tapi biasanya orang-orang manggil gue Fita. Terserah lo aja mau panggil gue apa. Asal jangan yang aneh-aneh aja." Fita menggulurkan tangannya di depan si cowok itu.

"Gue Davin," jawab cowok itu. Mengabaikan tangan Fita yang masih berada di atas udara. Ia pun berbalik meninggalkan Fita.

Sementara Fita masih melihat kepergian cowok itu dan berteriak, "Makasih sekali lagi."

***

"Ini dimana coba ruang kepseknya?" gerutu Fita.

Dari tadi ia hanya mondar-mandir mencari ruangan kepala sekolah berada. Perasaan Fita, kalau daerah ini sesuai dengan yang ditunjukkan oleh si Davin tadi. Ia juga memperhatikan semua ruangan yang berada di sana. Tapi, tidak ada satu pun yang menyatakan bahwa ruangan itu tempat kepala sekolah berada.

"Jangan bilang gue nyasar lagi. Dari tadi nggak ketemu-ketemu tu dimana ruang kepseknya. Benar nggak sih ini arah yang ditunjukkan cowok tadi?" Fita berbicara sendiri sambil mencari dimana ruang kepala sekolah berada.

"Atau si Davin tadi ngerjain gue lagi. Gimana nih?" Fita mengusap wajahnya kasar.

"Lo ngapain disini?" tanya seorang cowok. Yang tiba-tiba saja berada dibelakangnya. Fita pun tersendak kaget mendengarnya. Tapi, ia buru-buru menormalkan raut wajahnya.

"Alhamdulillah, akhirnya ada orang juga." Cowok itu mengernyit mendengar ucapan Fita.

"Lo tau nggak ruang kepsek yang mana? Dari tadi gue nyariin nggak ketemu- ketemu tuh ruangan," tanya Fita kepada cowok itu.

Who Can Open My Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang