7. Pesan Malam

49 10 8
                                    

"Apakah hubungan kita akan seperti ini terus? Terjebak friendzone?"
-Raymond Kenward

***

Hari ini adalah hari senin. Yang mana pada hari ini akan diadakan upacara bendera seperti biasanya. Di atas sana matahari pagi begitu teriknya. Membuat siswa-siswi kepanasan dan keringat mulai bercucuran. Tidak beda jauh dengan mereka, Fita dan sahabat-sahabatnya mengalami hal yang serupa.

Guru yang memberikan pidato di depan tidak henti-hentinya memberikan amanat. Siswa-siswi mulai gelisah, mereka selalu bertanya di dalam hari. Kapan guru itu akan menghentikan amanatnya, yang omong-omong selalu dibicarakan tiap hari senin seperti ini. Salah satu contohnya yaitu, jagalah kebersihan dan keamanan lingkungan sekolah.

Setelah beberapa waktu akhirnya upacara selesai juga. Dan pasukan barisan upacara membubarkan barisan masing-masing. Ada yang langsung pergi ke kelas, ke loker mengambil buku atau menukarnya, bahkan ada yang pergi ke kantin.

Fita dan sahabat-sahabatnya memilih pilihan ketiga untuk pergi ke kantin. Sekedar membeli minum dan nongkrong di sana sebelum bel masuk tanda pelajaran pertama dimulai. Mereka memilih meja yang berada di pojok.

Sementara itu, Hana langsung memesan minuman untuk mereka, Sara sedang asyik berbicara dengan Fita. Sedangkan Kay seperti biasa selalu membaca novel kesukaannya.

"Ampun deh, ramai banget yang beli," keluh Hana ketika datang membawa 4 gelas es jeruk di atas nampan, lalu meletakkannya di atas meja tempat mereka duduki.

"Namanya juga kantin, apalagi tadi upacara lama banget ditambah terik matahari yang menyegat kulit," ucap Sara dramatis.

Kay memukul kepala Sara pelan dengan novel yang dipegangnya, "kagak usah lebay deh, nong."

"Ih Kay, nama gue udah bagus-bagus Sara. Motong kambing pula satu. Dengan seenak udelnya lo ganti dengan Jenong?!" Histeris Sara dengan suara cemprengnya. Membuat Fita, Kay, dan Hana menutup telinganya dengan kedua tangan. Murid-murid yang berada di sana langsung melihat kearahnya.

"Berisik deh Sara," tegur Fita. Kay menjulurkan lidahnya ke arah Sara sedangkan Sara wajahnya telah bertekuk masam.

"Gue dengar dari anak sebelah, katanya nanti kita ada tugas kelompok Bahasa Indonesia," ucap Hana.

Fita yang sedang mengaduk minumannya mendongak menatap Hana, "tugas apaan?"

Hana mengangkat bahunya tidak tahu. "Gue dengar tugasnya berpasangan."

"Gue do'ain, semoga lo sama dengan Varo." celetuk Sara dengan santainya. Hana melotot mendengarnya, "apa-apaan deh Sara, kok sama si curut satu itu sih. Gue ogah ah kalau sama dia. Palingan gue sendiri yang kerja. Malas." Hana memutar kedua bola matanya.

Yang dimeja tersebut tertawa mendengarnya. "Masa iya malas sih? Padahal lo suka 'kan?" goda Kay. Hana membuang pandangannya. "Apaan sih, enggak. Ngapain juga gue suka sama dia." Mereka makin tertawa mendengarnya.

Mereka tahu bahwa Hana memiliki perasaan terhadap Varo, tapi ia sangat pintar menyembunyikannya. Biarlah perasaan itu tetap ada padanya. Karena ia takut untuk mengetahui fakta bahwa Varo tidak membalas perasaannya itu.

Varo selama ini dikenal sebagai orang yang sering bergonta-ganti pasangan. Hana takut jika ia menyatakan perasaannya kepada Varo, ia akan diledek habis-habisan oleh Varo. Ini juga ia berusaha menghindari Varo dengan menganggap musuhnya sendiri. Yang tidak pernah akur setiap bertemu dan bertatap muka. Walaupun itu akan menimbulkan rasa sakit. Setidaknya ia nyaman seperti ini.

Who Can Open My Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang