Without You

1.6K 150 2
                                        

Warning! Typo everywhere..

Happy Reading 😊

----------

Emily memohon. Vanessa bisa melihat bahwa mama nya kali ini benar-benar memohon kepadanya. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah ia harus bersandiwara didepan Nata dan seolah-olah mereka memang baru bertemu? Mampukah ia melakukannya saat harapan nya bertumpu pada Nata? Hari ini kenyataan pahit datang menghampirinya bertubi-tubi. Vanessa kini hanya diam dan menatap mamanya dengan pandangan kosong.

***

Vanesaa menarik nafas dalam berharap rasa sesak yang menghimpit dadanya segera hilang agar dia tidak perlu merasakan pesakitan yang sangat menyiksanya. Digenggamnya liontin itu penuh perasaan. Kini dia sangat takut untuk menghadapi hari esok, lusa dan seterusnya. Yang ia punyai hanya satu, hanya liontin itu yang akan mengingatkan Natanya kepadanya jika suatu hari bertemu. Gelang itu sudah hilang dan sekarang? Liontin.

Emily masih berdiri di hadapan Vanessa, Dilema. Ya, dia merasa sangat dilema sekarang. Perlahan, namun pasti Vanessa melepaskan Liontinnya dengan perlahan. Emily yang menyaksikan itu menyunggingkan senyuman sumringahnya, kemudian ia meraih liontin itu dari tangan Vanessa dan bergegas pergi dari kamar Vanessa. Vanessa hanya bisa memandang nanar kearah punggung mamanya yang semakin menjauh, hingga bayangannya kini menghilang di balik pintu kamarnya.

Hancur sudah. Perasaannya kini luluh lantak seiring berderai air mata yang membasahi pipi nya. Vanesaa jatuh terduduk ke lantai, menangisi nasib nya yang seperti ini. Dia memukul-mukul dadanya, rasa sesak itu seakan mencekiknya perlahan.

Apa kau tidak bisa mengingatku Nata? Apa kau tidak bisa membedakanku dengannya? Aku disini Nata, aku membutuhkanmu. Cecilia itu aku. AKU! Bukan Vania Nata.

-----

Di ruang tamu itu, canda dan tawa memenuhi ruangan itu. Jonathan sesekali melontarkan candaannya kepada Vania dan membuat gadis itu tertawa karenanya. Jonathan tidak melepaskan genggaman tangannya pada Vania. Hal itu tak luput menjadi kan William menggoda mereka berdua.

"Vania sayang, bisa kemari sebentar?"

Itu Emily, dia berdiri di ujung anak tangga yang paling terakhir. Vania yang mendengarkan itu menyerngit heran tetapi dia tetap mengiyakan ucapan Emily.

"Aku ingin menemui mamaku sebentar, tidak apa bukan jika aku meninggalkanmu disini bersama papaku?"

Jonathan menganggukkan kepalanya dan ia mengacak rambut Vania pelan.

"Baiklah, aku akan menunggu disini,"

Vania pun tersenyum. Ia melangkah menjauhi Jonathan dan William. Vania menghampiri Emily dan terlihat mereka berdua menjauh dari ruang tamu.

"Ini, mama tidak bisa membantu banyak. Dengan ini kamu bisa meyakinkan bahwa Cecilia itu kamu, bukan Vanesaa."

Emily memberikan liontin yang ia bawa tadi dan menaruhnya pada telapak tangan Vania.

Vania menatap liontin itu bingung. Apa maksudnya Emily memberikannya liontin ini? Ia menatap sang mama dan mencerna setiap perkataannya.

"Ma.. Ini, bukankah ini liontin Vanessa? Lalu, bagaimana dengannya ma?"

"Sudahlah, itu tidak penting sekarang. Yang terpenting kamu harus bahagia. Mama ingin melihatmu bahagia sayang."

Emily mengecup puncak kepala Vania dengan rasa sayang.

Vania sedikit merasa tidak enak kepada Vanessa, ia tahu betul bagaimana perasaan saudara kembarnya itu. Ia pasti terluka menghadapi kenyataan ini. Dimulai dari kecil, orang tua mereka memperlakukan Vanessa berbesa, tak jarang Vania memperhatikan Vanessa dalam diamnya. Ia seakan menjadi tokoh antagonis dalam hidup Vanessa. Ia mencintai Jonathan, dan ia ingin merasakan bagaimana dicintai oleh seorang seperti Jonathan Maximiliano Gilbert. Seseorang yang sudah lama mengisi relung hatinya. Namun, ia hanya bisa menyimpannya karena keadaanya yang seperti ini. Dulu, ia telah merelakan Jonathan dengan Vanessa kecil tetapi Kini keadaan telah berbeda. Dan ia ingin bersikap egois terutama saat Jonathan yang telah menolongnya saat ia pingsan di taman. Bagaimana perlakuan lembut lelaki itu dan itu semua mengusik perasaan yang dulu pernah ada dalam hatinya.

Bittersweet (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang