Hallo, aku kembali membawa ceritaku 😄
Maaf lama ngepost ceritanya, soalnya sibuk banget akhir-akhir ini hehehe.
Langsung aja ya, Happy Reading😊😊
Warning! Typo bertebaran!!
Previous Part
Vanessa berdiri di sebuah halte yang tidak jauh dari kantornya. Ia memeluk tas jinjingnya. Ia begitu menyesali hari ini karena tidak membawa mobinya. Dan sialnya, hari ini turun hujan begitu derasnya hingga membuat pakaiannya sedikit basah oleh air hujan. Ia menunggu taxi yang berlalu lalang, sesekali ia menghentikannya namun taxi itu tak kunjung berhenti juga. Mereka telah terisi penuh oleh penumpang-penumpang yang telah berebut sebelumnya berharap supaya cepat sampai di rumah dan merasakan kehangatan suasana rumah.
Tiba-tiba sebuah porsche berwarna silver berhenti didepannya. Vanessa mengernyitkan dahinya heran.
Kaca mobil itu turun secara perlahan dan menampilkan sosok yang berada didalamnya.
"Vanessa? Kenapa masih beraa disini?"
Dia Jonatha. Kenapa lelaki itu selalu muncul secara tiba - tiba dihadapannya. Ia tidak bisa berpikir secara jernih dan hanya menatap Jonathan kosong dengan segala pemikiran bodohnya.
"Nessa? Kau mendengarku? Masuklah, akan aku antar pulang,"
Seketika itu juga, Vanessa tersadar dari lamunannya. Ia tidak tahu apa yang ia lukukan, sementara hujan semakin deras mengguyur kota itu.
Vanessa memutuskan mengikuti perkataan Jonathan, dia memasuki mobil itu yang pintunya sudah terlebih dulu dibukakan oleh Jonathan, sebelum akhirnya mereka berdua melaju membelah derasnya hujan dan gelapnya malam.
*****
Vanessa sesekali melirik Jonathan yang tengah menyetir mobil dengan pandangan lurus kedepan. Betapa perempuan itu ingin memeluknya, menumpahkan segala kerinduan yang dirasakannya. Ditautkannya kedua tangan Vanessa untuk meminimalisir rasa dingin yang menyergapnya.
Jonathan yang mengetahui pun refleks menyentuh tangan Vanessa, menggenggamnya dengan sebelah tangannya.
"Apa kau merasa kedinginan?"
Hening, tidak ada jawaban apapun dari Vanessa. Ia hanya bisa menatap tangannya yang digenggam oleh Jonathan.
Nata menyentuhku?
Vanessa merasa sengatan seperti arus listrik dengan tegangan rendah ketika tangan Jonathan melingkupi tangan Vanessa. Setitik rasa membuncah di dalam hati Vanessa, hanya dengan hal kecil seperti inilah dia sudah cukup mearasa bahagia. Apa lagi jika suatu saat Jonathan mengingat dan menyadari bahwa Cecilia itu adalah dirinya, ia pasti akan merasa senang. Merasa bahwa dirinya masih diinginkan dan mempunyai arti penting.
"Kau mau mampir di apartmentku? Kebetulan lokasinya tidak jauh dari sini,"
Refleks, Vanesaa menoleh ke arah Jonathan. Pandangannya mengamati hujan yang semakin deras, juga hari yang sudah mulai larut. Bingung, ya dia bingung harus melakukan apa. Apa jika dia tidak pulang maka orang tuanya akan mencarinya? Ia rasa, orang tuanya bahkan tidak perduli sedikitpun pada keadaannya.
"Baiklah."
Gumam Vanesaa pelan. Di tariknya nafas sedalam mungkin untuk memenuhi paru-parunya.
***
Sesampainya di sebuah gedung apartment, Vanesaa mengikuti langkah Jonathan untuk menaiki lift menuju lantai 24 yang merupakan lantai paling tinggi di gedung apartment itu. Di dalam lift mereka berdua hanya terdiam enggan mengeluarkan sepatah katapun hingga,
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet (On Hold)
RomanceVanessa Dawson dan Vania Dawson. Terlahir sebagai saudara kembar yang memiliki rupa yang sama persis. Namun, mereka sangat berbeda. Vanessa gadis yang periang dan Vania gadis yang pendiam dan sering sakit-sakitan. Itulah mengapa orang tua mereka mem...