Di kelas, aku diperkenalkan oleh guruku dan disuruh duduk di kursi yang kosong di belakang. Kelas pun berjalan dan aku yang baru pertama kali hanya menulis apa yang dijelaskan dan ditulis di papan tulis oleh guruku. Bel sekolah pun berbunyi. 'Mungkin ini bel istirahat yang ibu maksud' pikirku. Sesaat setelah bel berbunyi, semuanya keluar dari kelas, Namun saat aku aku ke tempat yang ibu bilang padaku yaitu kantin, aku diberhentikan oleh tiga anak laki laki yang kelihatannya berumur lebih tua malah mungkin kelas 6 untuk pergi ke lorong belakang sekolah. Aku yang pada saat itu belum tau apa apa, mengira kalau mereka mungkin ingin mengajakku berteman namun kenyataannya mereka disana hanya bertanya kepadaku.
''Kamu anak baru di sekolah ini kan?" Aku mengangguk.
"Apa kau mau mendapat uang jajan tambahan saat di sekolah ?"
"Aku tidak paham sama sekali apa yang kalian maksud" Ketika aku merespon seperti itu, mereka langsung berdiskusi. Entah apa yang mereka katakan.
"Kami tidak bisa menjelaskan detailnya namun yang bisa kami katakan hanyalah, jika kau ingin uang jajan tambahan datanglah ke tempat ini dan pastikan kau sendirian" Lalu mereka pergi.
Sesaat setelah mereka pergi, aku pun juga beranjak kembali ke kelas karena waktu istirahat telah selesai. Di kelas, aku memikirkan apa yang mereka katakan. [Aku tidak paham.. uang jajan apa yang mereka maksud? Lagipula aku tidak pernah diberi uang jajan apapun. Apa ibu dan ayah pernah bilang itu sama aku ya? atau mungkin mereka lupa?*sigh* Nanti saja lah kupikirkan lagi. Saat ini saja teman aja belum dapat, aku harus segera punya teman agar aku dapat menunjukkan ke ibu bahwa aku punya teman]
Aku pun berjalan pulang segera setelah bel pulang. Aku juga heran kenapa aku bisa cepat hafal jalan yang baru pertama kali aku lalui ini, didepan pintu rumahku terdapat seseorang. Hmm.. rambutnya mengingatkanku akan ibu. Dan tidak hanya itu, postur tubuhnya pun juga. Aku yang penasaran siapa itu pun mulai menarik pelan bajunya. Sejenak dia langsung menoleh.
" *stutter* M-mm, k-k-kakak siapa ?" Dia tertawa kecil lalu dengan cepatnya langsung memelukku dan mencubit pipiku.
"Kamu pasti Reza, bukan ?" Dia bertanya sambil tersenyum dan aku mengangguk sambil tersenyum malu.
"W-well, kamu memang lucu dari yang di foto dan ... " Dia melihatku dan dia terlihat seperti tersadar akan sesuatu.
"Oh iya, aku lupa memperkenalkan diri, aku Frida. Bisa dibilang aku adalah kakak perempuanmu yang cantik, pintar serta peraih beasiswa kuliah di luar negeri yang pertama di universitas ku. Dan Reza, aku sungguh minta maaf karena tidak bisa ada saat kau tumbuh besar menjadi adikku yang tampan serta ... " Dia pun terus menerus berbicara sesuatu yang aku tidak pahami, tapi jelas.. yang aku tau hanya dia kakak perempuanku bernama Frida dan dia sayang padaku.
"M-mm Kak Frida, aku gak paham beberapa yang kakak katakan tadi, tapi yang pasti kakak kesini untuk berkunjung kan ?"
"Yap! Benar sekali " Dia tersenyum.
"Baiklah sebentar aku akan mengeluarkan kunci ... "
Hmm? Kok gak ada? Oh iya tadi aku berangkat sama ibu jadi ...
"M-mm kak... " "Iya ?" ''Aku... lupa kalo hari ini pertama kali sekolah dan bareng ibu jadi aku kira ibu akan di rumah terus makanya.. "
"Ohh don't worry, My little brother. Aku sudah menduga hal ini akan terjadi karena aku pulangnya dadakan tanpa ada kabar-kabar dulu. ibu tidak akan pulang ke rumah untuk sementara waktu. Jadi, Bagaimana kalo kita makan dulu sambil menunggu ibu pulang?" Aku mengangguk sambil tersenyum. Dan dia tersenyum kembali.
Kita berjalan bersama menuju restaurant yang hanya menghidangkan wafel dan makanan penutup yang sangat dilarang oleh ibu. Namun karena kakakku yang mengajak jadi mungkin tidak apa apa sekali kali.
Saat disana, kami langsung duduk dan pelayannya datang.
" Permisi, anda mau pesan apa ? "
" Hmm.. Aku pesan wafel dengan krim stroberi di atasnya. Za, kamu mau apa ? "
" M-mm ini pertama kalinya aku kesini kak, jadi mungkin kakak bisa pilihin ? "
" Ok, aku pesan 2 tapi yang punya adikku krim cokelat " Setelah itu pelayannya pergi. Beberapa saat kemudian, terjadi sesuatu tiba tiba. ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection
Художественная прозаReza adalah anak yang mengidap sindrom 'Empathy Overlimit Syndrome'. Sindrom ini dapat membuat kita merasakan sesuatu yang dirasakan orang lain. Sindrom ini tidak dapat disembuhkan sehingga membuat orangtuanya bingung harus bagaimana. Namun ketika m...