Part 4

101 19 26
                                    

"Ibu, aku disekolah ditanya oleh salah satu kakak kelasku (?)"

"Ditanya apa?" Tanya ibu sambil makan.

"Mmm, Aku tidak paham apa maksudnya jadi aku hanya bingung saja"

"Pertanyaannya bagaimana? "

"Pertanyaannya kalo tidak salah, Kalo butuh uang jajan tambahan, Temui kami di lorong. Begitu saja katanya" Kata Reza sambil memasang raut bingung.

Karena aku pernah mengalami hal ini, aku tau ini yang awalnya bullying. Dan raut wajah ayah serta ibu langsung muram. Namun raut wajah ayah berubah cepat dan ayah lah yang menjawab padahal ayah sebelumnya diam.

"Reza, Ayah pernah mengalami hal seperti ini. Tapi menurut ayah, kau tidak usah pedulikan mereka. Jika kau butuh uang, tinggal minta saja pada ayah" Jawab ayah tanpa menunjukan raut wajahnya.

"Intinya Reza, maksud ayahmu adalah bahwa kamu tidak usah dekat mereka lagi. Usahakan aja, Oke?" Ibu tersenyum kepada Reza dan Reza tersenyum balik.

Pada saat ayah dan ibu melanjutkan makannya, aku merasakan hawa yang tidak mengenakkan. Terlihat ibu melirik tajam kepada ayah dan ayah bertingkah seperti tidak tau apapun. Aku tidak tau masalah sebelumnya namun aku berpikir lebih baik ayah dan ibu menyelesaikan sendiri.

Setelah makan makan selesai, Ayah langsung pergi ke kamar dan ibu yang membereskan ruang keluarga pun seperti tidak peduli apa yang dilakukan ayah namun aku berpura pura tidak tau dan membantu ibu membersihkan ruangan. Reza yang masih kecil duduk di kursi sambil melihat TV dengan polosnya.

Tapi sampai saat ini, ada sesuatu yang mengganggu pikiranku. Kata kata 'uang jajan' dan 'lorong'. Mungkinkah...sesuatu yang ilegal? Sampai sekarang, hanya itu yang aku pikirkan.

Beberapa hari kemudian, karena aku liburan dan tetap di rumah untuk menjaga adikku karena ibu juga kerja. Begitu pula ayah. Maka disinilah aku, Bosan dan mencoba menggambar sesuatu untuk menghilangkan rasa kebosananku ini. Saat aku proses shading, Pintu depan dibuka. Setelah aku lirik, ternyata Reza. Namun, aku melihat wajah Reza tampak sedikit lebam dan pucat dari biasanya. Dia sudah jarang menyapa aku dan selalu langsung pergi ke kamar. Biasanya dia intip dan tanya-tanya tentang apa yang aku lakukan namun sekarang tidak.

Entah ini karena rasa penasaranku atau rasa bosanku, tapi aku memutuskan untuk mengikuti dan memata-matai Reza besok karena jika aku tanya Reza pasti dia akan menyangkal.

Esoknya, aku mengikuti Reza ke sekolah dan karena aku tidak mungkin mengikuti Reza sampai kelas maka aku langsung bersembunyi di semak semak yang ada di sebelah lorong. Aku pun menunggu sampai bel istirahat berbunyi.

Detik demi detik kurasakan dan teropong yang dileherku kusiapkan untuk memata-matai Reza pun sudah siap seperti elang yang menunggu saat yang tepat untuk memangsa.

Ketika aku merasa mengantuk, tiba tiba bel istirahat berbunyi. Kantukku langsung menghilang dan aku pun berkonsentrasi lagi melihat ke lorong yang dibilang Reza beberapa hari yang lalu.

5 menit kemudian, tiga anak datang bersama Reza. Mereka duduk ditempat dan Reza duduk dibawah. Aku kaget dan Reza pun terlihat seperti ingin memohon ampun namun mereka tetap menatap Reza dengan tajam.

"Jadi kamu tetap ingin mengabaikan kami seperti apa yang dikatakan orang tuamu? Kamu ini ya.. Baru beberapa hari masuk aja udah bertingkah sok sama kami. Kamu tahu kan akibatnya karena berani sama kami? " Reza pun mengangguk pelan dan tiga anak tersebut langsung menggebuki Reza yang tak berdaya. Aku yang melihat tidak berbuat apa-apa karena jika aku langsung bertindak entah sampai kapan bullying mereka akan tetap terjadi.

Beberapa saat kemudian, mereka terlihat puas dan meninggalkan Reza yang ditubuhnya sudah dipenuhi luka lebam yang baru. Aku pun yang melihat menahan isak tangisku.

Reza pun berjalan pelan kembali menuju kelas dan meninggalkan lorong.

Hari demi hari, aku terus mengikuti Reza dan ternyata benar tiga anak itu terus terusan membully Reza. Tidak hanya itu, lebam nya pun juga bertambah. Di rumah, Reza pun mencoba menyembunyikannya tapi karena aku sudah tau daridulu tanpa melihatnya pun aku sudah tau ini bertambah parah.

Untuk mengatasi hal ini, pada saat Reza pergi, aku mencoba membuat alat yang dapat merekam berbagai suara dan dapat mentransmite ke hp ku untuk kudengarkan. Kalung itu tidak diperlu dicharge karena itu solar charge dan walaupun itu tidak kena sinar matahari, aku akan diam diam mengisi baterainya lewat kabel.

1 minggu pun berlalu dan telah selesai barang yang aku buat untuk kuberi ke Reza. Tepat pada saat aku selesai, Reza pun pulang. Dia berjalan lurus seakan kehilangan minat untuk melihat sekeliling lagi. Aku pun mendekati Reza.

"Reza!" Reza pun menoleh.

"Iya kak?"

"Kakak buatin kalung buat kamu loh"

"Kalung?" Aku tersenyum dan menunjukkan kalung yang berbentuk seperti telur. Ketika Reza memegangnya, kalungnya berubah warna. Dia pun kaget dan kagum.

"Kalungnya kok bisa berubah warna kak?"

"Rahasia lah. Tapi yang pasti dia dapat berubah warna seiring orang yang memegangnya berubah"

Dia pun melihat ke samping sampingnya dan bawahnya pun dia lihat juga. Setelah puas, dia tersenyum ke aku.

"Terimakasih, kak. Ini kalung yang paling keren yang pernah kumiliki" Aku pun tersenyum balik.

Setelah itu, adik pergi ke kamar sambil membawa kalungku.

Aku berpikir rencana pertamaku berhasil. Tinggal eksekusi rencana selanjutnya. Dan juga sebenarnya aku merasa bersalah karena berbohong ke adikku karena sebenarnya kalung itu dapat berubah warna karena aku memencet remote yang di tanganku. Tidak hanya itu, aku merasa bersalah juga karena aku tidak konsultasi dulu kepada ayah dan ibu. Namun karena keadaan sudah seperti ini, aku melanjutkan tahap selanjutnya dari rencanaku, yaitu mendekati adikku dan mengajaknya jalan jalan. Lalu setelah aku berhasil merayunya dan menyuruh agar Reza tidak menolak serta hanya meminta bully itu memperlihatkan caranya mendapatkan uang jajan yang dimaksud tadi maka Reza akan dapat terbebas dari bullying mereka.

Sejujurnya aku tidak cukup optimis ini akan berhasil, namun aku harus mengusahakannya. Demi adikku yang tercinta.

ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang