Part 5

96 16 42
                                    

A/N : Terimakasih ya buat readers yang udah vote dan comment di chapter sebelum-sebelumnya. Terutama yang silent reader. Walaupun silent reader tapi kan tetap dibaca dan aku tetap menghargainya karena aku sesuai prinsip seperti yang profileku katakan (hanya ingin karyaku dibaca).

Untuk 3 orang dibawah ini, makasih banyak ya udah vote dan komen. Kalo misal dimasukin library, makasih juga karena aku masukin cerita kalian ke library hehe, gak maksa loh :)

Rhizurola DeakurniaNingsi almayralerika

Oh ya, maaf kalo chapternya pendek karena aku lagi dapet author block dan juga mau UAS setelah tahun baru jadi ... #gomen

Oh ya hampir lupa lagi!

---------___---- HAPPY NEW YEAR ----___---------
                           2017

Semoga di tahun ini kita menjadi penulis yang lebih baik dan cerita kita masuk ranking wattpad semua!!!
--------------------------------------------------------------

Esok harinya, Reza berangkat seperti biasa. Dan seperti biasa, aku mengikuti Reza dari belakang. Dia tidak tahu kalo aku mengikutinya. Bermodalkan kacamata hitam dan mantel agar tidak kelihatan mencurigakan, aku pun mulai berjalan dengan lambatnya dibelakang Reza agar tidak ketahuan. Langkah kaki yang biasanya cepat karena ini adalah pertama kali dia sekolah, sekarang menjadi lambat seperti tak bernyawa.

Setelah beberapa saat, kami akhirnya sampai. Untungnya selama perjalanan, adikku tidak menyadari keberadaanku. Namun pada saat sampai, hal tidak terduga terjadi. Penjaga sekolah mulai ada padahal biasanya tidak ada. Ini membuatku berpikir [Apakah belakangan ini terjadi sesuatu di sekolahnya Reza?]. Setelah kupikirkan lagi, aku memutuskan untuk menunggu di luar.

Sambil berjalan, aku merasakan getaran dari celanaku. Ternyata telepon dari Ibu. Langsung aku angkat dan Ibu berteriak dengan kencangnya.

'Frida!!!!! Darimana kamu???!!!!! Pergi gak bilang-bilang. Kalo Reza, ibu maklumi karena Reza biasa pergi untuk sekolah sendiri, tapi kamu?? Padahal kamu berlibur disini hanya beberapa bulan dan Ibu ingin menghabiskan waktu denganmu' Jawab ibu sambil menangis pelan.

'Ibu, bukannya aku ingin pergi tanpa pamit tapi tadi ada urusan, Maaf ya bu' Kataku sambil merasa bersalah. Rasa bersalahku bukan karena tidak pamit tapi karena merahasiakan masalah Reza dari Ibu. Keheningan pun terjadi diantara kita dan setelahnya, kudengar ibu tidak menangis lagi.

'Baiklah, Frida. Kali ini aku maafkan tapi lainkali pamit ya? Karena Ibu khawatir terjadi apa apa dengan kamu'

' OK, Mom. Bye' Aku menutup telponku setelah Ibu mengatakan hati hati dan menutup telponnya.

Tak kusangka, beberapa saat setelah aku berjalan, aku menemukan taman.

Di taman, aku duduk dibangku dan mencoba menyambungkan transmitter di kalung Reza dengan HP ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di taman, aku duduk dibangku dan mencoba menyambungkan transmitter di kalung Reza dengan HP ku.

Sambil menunggu, aku melihat anak anak di taman bersenang senang dan kusadari mungkin setelah hal ini berakhir, aku akan mengajak Reza ke taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil menunggu, aku melihat anak anak di taman bersenang senang dan kusadari mungkin setelah hal ini berakhir, aku akan mengajak Reza ke taman. Dan kuharap traumaku untuk membawa Reza tidak kambuh. Sebenarnya selama ini, bukannya tidak mau melainkan aku takut jika ada orang sakit, Reza juga akan merasakannya.

HP yang aku bawa pun berbunyi. Menandakan bahwa sudah tersambung ke transmitter Reza. Aku pun segera memasang headset ke HP ku dan terdengar suara gurunya sedang menerangkan pelajaran Matematika. Untuk saat ini, aku akan mendengarkan pelajaran Reza sampai bel istirahat sekolah terdengar.

Beberapa jam kemudian,

Aku mulai merasa capek mendengarkan pelajaran sekolah Reza yaitu Matematika dan IPA. 'Dosa apa aku sampek sampek harus dengerin pelajaran anak SD. Selama 3 jam lagi *sigh*' Batinku.

Hampir saja, aku akan melepas headsetku karena capek, namun tiba tiba terdengar suara bel sekolah. Aku pun siap-siap mendengarkan lagi.

"Baiklah anak-anak, jangan lupa kumpulin tugas yang saya berikan tadi untuk besok dan jangan lupa untuk review pelajaran hari ini ya?" Kata guru Reza. Dan semua serentak menjawab "Baik, bu!!!"

Lalu, tidak terdengar lagi suara dari gurunya Reza.

Aku pun segera bergegas menuju sekolah Reza lagi. Namun sebelum sampai gerbang sekolah, aku melihat Reza dan tiga anak itu keluar dari gerbang sekolah.


To be continued ~


#dilanjut setelah UAS

ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang