Epilog

56 8 7
                                    

Esoknya, Reza pergi ke sekolah seperti biasa dan aku yang sudah menjalankan rencanaku pun hanya dapat berharap bahwa 3 anak tersebut berhenti mengganggu Reza.

Dan ketika Reza pulang sekolah, dia pulang dengan wajah ceria karena dia katanya tidak pernah didatangi oleh mereka lagi. Aku pun dalam hati bersyukur karena Reza sudah ceria lagi.

Beberapa minggu kemudian, Reza sudah tersenyum seperti biasanya dan lebamnya pun sudah aku obati. Mengapa aku bisa tahu? Karena minggu sebelumnya dia sudah jujur kepada aku bahwa dia dipukuli oleh 3 anak itu. Dan untuk menebus kesalahanku yang tidak pernah mengajak Reza jalan-jalan, aku pun akhirnya memberanikan diri dengan mengajak ke taman.

Dia pun berlarian kesana kemari. Main seluncuran, bermain kotak pasir, semuanya dia lakukan. Sambil tersenyum sedikit, aku pun berpikir dalam hati 'Baru kali ini aku kerepotan dengan tingkah Reza yang seperti ini. Tapi lebih baik begini sih, daripada dia di kamar terus' Setelah berpikir begitu, kudengar Reza memanggilku dan aku pun menghampirinya.

Namun dibalik senyumku yang sekarang ini, aku pun tahu sebelum aku berangkat lagi keluar negeri aku harus bilang mengenai masalahnya Reza kepada orangtua kita. Aku menghela nafas karena tahu bahwa nanti aku pasti dimarahin.

Esoknya pada malam hari, aku memberitahu mereka. Dimulai dari bully, sampai selesai. Panjang lebar kujelaskan mengenai itu dan orangtua ku hanya duduk terdiam tanpa menunjukkan ekspresinya. Aku yang menjelaskan pun mulai mengeluarkan keringat dingin dan berpikir bahwa mereka pasti akan marah.

Namun setelah aku selesai, hanya ayah yang mulai memarahiku.

Kamu ini gimana, Frida! Kamu tahu kan kalau itu bisa membahayakan Reza dan kamu? Dan apakah kamu berpikir bahwa bagaimana jika orang itu melakukan hal yang tidak terduga? Ayah tidak membicarakan membunuh namun mengancam kita balik dan lain sebagainya? Seharusnya kamu konsultasi--

Ibu yang diam pun memotong ayah dan berkata.

''Menurutku Frida sudah benar dalam menyelesaikan ini. Dan juga kenapa kamu sampai marah-marah begini?! Dan bukankah kamu tidak sayang Reza?!!! Dimana kamu saat aku mencari obat untuk penyakit Reza hah?!!!'' Kata Ibu sambil sedikit berteriak.

''Apa maksudmu?! Aku selama ini peduli sama Reza! Kamu kira aku mengabaikannya?!''

''Berhentilah berpura-pura! Kamu pikir hanya denga memarahi Frida, kamu--''

Ucapan mereka terhenti oleh Reza yang tiba-tiba masuk sambil mengusap matanya. Aku yang hanya terdiam melihat orangtuaku bertengkar pun juga dibuat kaget oleh Reza.

''Ibu sama ayah kenapa?'' Tanya Reza dengan wajah polosnya. Ibu yang bertengkar dengan ayah pun menarik nafas dalam dan menjawab Reza

''Tidak apa-apa sayang. Ibu dan ayah hanya berbicara mengenai sesuatu yang penting. Oh ya, ibu antar kamu ke--''

''Tidak usah, bu. Aku saja yang mengantar Reza ke kamarnya.'' Jawab aku. Ibunya pun hanya mengangguk dan aku bersama Reza pun berjalan meninggalkan mereka. Entah apa hasilnya besok.

Esok harinya, kulihat ayah dan ibu saling menyapa dan mereka berdua sama-sama memasak yang ternyata pada saat aku lihat, mereka memasak pancake.

Reza dan aku hanya tersenyum saja melihat ayah yang menggosongkan pancake di wajannya itu dan ibu pun yang menyadari mulai memarahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reza dan aku hanya tersenyum saja melihat ayah yang menggosongkan pancake di wajannya itu dan ibu pun yang menyadari mulai memarahinya. Dan aku mulai berpikir bahwa mungkin kejadian ini terjadi untuk menyatukan keluarga kami, yang mungkin sudah direncanakan oleh yang diatas. Aku pun bersyukur akan hal itu tapi tiba-tiba ayah berbisik di telingaku

'Kamu tetap dihukum tidak boleh keluar rumah loh, Frida' Bisik ayah dengan pelannya di telingaku. Dan aku hanya menghela nafas saja.

The End

A/N : Bagi semuanya yang udah ngikutin reflection, baik sider, ****vote dan lain lain, Makasih banyak ya :) terutama 2 orang ini : almayralerika dan Rhizurola

Jujur saat bikin ini, niatnya dibikin sepanjang-panjangnya, namun setelah kupikir lagi jika kubikin panjang maka akan menghilangkan konsep general fiction nya dan akan berganti genre crime/mystery hehe.

Dan juga perasaanku udah beda, sebelum hiatus reflection dan sesudahnya (bisa dibilang author block), sehingga reflection kurang bisa bagus gimana gitu, jadi maaf jika jelek :''

Oh ya ceritaku beberapa akan aku pindah ke akun SatriyoSoegianto jadi ...
kalo mau follow, vote dan comment!

Akun ini sementara vakum dulu. (Nunggu Bella gunain akun ini, karena yg aktif beberapa  ini aku terus, kan namanya orang pasti bosen kalo namanya dua tapi yang pake satu) #ignorecurhatgue

Bye

- S.S.

ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang