3. AKU BERSAMAMU

187 14 0
                                    

1
Ulangan semester sudah selesai kami tempuh, dan classmeeting dimulai dari hari ini, hari senin. Jam sudah menunjukan Pukul 06:08 pagi, tapi aku masih sibuk membereskan kamar ku yang berantakan gak karuan.

"Ahhh sudahlah, lagian juga classmeet ngapain buru-buru" ucapku didalam hati

Tiba-Tiba ...

"Niaa!! cepet mandi ayah harus berangkat pagi hari ini. Ada urusan penting." Jerit bunda dari dapur
"Eehh iya iya bun" Aku menjawab sambil menenteng handuk dipundak ku

2
Setelah sampai disekolah, aku melihat sahabat-sahabatku sudah berkumpul ditribun. Aku langsung bergabung bersama mereka.
Belum lama aku duduk disitu,

Tiba-Tiba..
"Ehh, Vania nya dipinjem sebentar ya. Ada yg mau diomongin." Ucap Dika sambil menarik tanganku untuk pergi dari kumpulan teman-teman ku.
"Eh eh, ada apa?" Tanya ku sambil memakan jajanan yang ada ditangan kanan ku sedangkan tangan kiriku ada ditangan Dika
"Sini duduk dulu."
"Ohh oke." Jawabku singkat
"Rahma punya pacar?"
"Mmm gak tau deh, kayanya enggak."
"Tapi sekarang punya" jawab Dika sambil tersenyum mencoba untuk tetap tenang
"Punya apa? Pacar?" Tanya ku meyakinkan
"Iyaa, Rahma sekarang punya pacar"
"Tau dari mana? Pacaran sejak kapan?"
"Pokoknya aku tau, entahlah kayaknya kemarin" Dika tersenyum
"Trus?" Jawabku sambil meliriknya
"Yaudah aku mau ke kelas" Jawabnya seperti marah karna curhatnya tak ku tanggapi
"Ehh, iyaiya, aku ngerti kamu minta pendapat. Yaudah sini duduk lagi." Aku menarik tangannya untuk duduk kembali disampingku. "Aku ngerti apa yang kamu rasain, kamu ngasih dia ini itu, kasih perhatian lebih, usaha buat jaga dia, usaha buat jadi pacar dia tapi sia-sia. Iya sakit memang, tapi kamu bisa apa? Nyatanya dia sayang sama orang lain. Kamu harus usaha lupain dia." Jawabku memberi masukan, seperti orang yang sudah berpengalaman
"Tapi aku gak bisa lupain dia" Dika menjawab sambil menunduk sepertinya dia sedih
"Tenang, ada aku!" Entah apa yang aku katakan itu seperti diluar kendaliku, aku tak menyadari apa yang aku katakan tapi yasudahlah itu sudah terjadi.
Dia menatapku namun aku menunduk.
"Yaudah aku coba buat lupain dia, makasih ya,Nia. Aku kekelas dulu."
"Iyaa oke, sama sama."
        Dika kekelasnya dan aku kembali bergabung bersama teman-temanku.

4
Setelah bergabung bersama teman-teman, aku berpikir. Mengapa aku bisa ngelontarin kata-kata itu sih? "Tenang. Ada aku!" Aku mengucapkan kata-kata itu, mengulangnya didalam hatiku. Ya Tuhan, bodohnya aku.
Kalo dipikir-pikir, coba aja aku yang ada diposisi Dika pasti sakit. Sakit hati maksudku.

      Dika sayang ke kak Rahma, tapi kok kak Rahma sejahat itu ya? padahal kan dia tau kalo Dika lagi berusaha buat mendapatkannya.
Tapii.. yaa bukan salah kak Rahma juga, namanya hati, gak bisa di paksa apa lagi di bohongin. Yaampun, jadi siapa sebenarnya yang salah?
Terus sekarang kenapa jadi aku yang bingung sih? Kenapa jadi aku yang mikirin?

5
Aku mencoba untuk mengirim pesan kepada Dika untuk memastikan dirinya baik-baik saja. Eh kenapa aku jadi peduli gini sama Dika? Terserah, sekarang aku mau tau keadaan dia.

"Hei"
"Hei,Nia"
"Gimana? kamu udah bisa lupain dia?"
"Hmm barusan aja gagal"
"Loh,kok gitu?"
"Tadi aku udah hampir sedikit lupa, terus sekarang kamu datang buat bahas dia. Aku jadi inget dia lagi sepenuhnya."
"maaf maaf, gak bermaksud."
"Gpp kok,Nia. Ada kamu aku lupa, beneran." Jawabnya sambil tertawa sedikit
"Aku?"
"Disaat aku lontarin kata kata gak bisa dari mulutku, kamu bilang tenang, ada aku. ingat?"
"Hehe iya, aku ingat. Yaudah yaaa"

6
Pada tanggal 16 Desember 2016 aku ikut kegiatan studytour disekolahku, tujuan Jogja-bandung.

 Sebelumnya aku sempat bilang ke Dika kalo aku bakal ikut Studytour sekitar kurang lebih satu minggu.

"Hati-hati,ya, Nia. Jangan macam-macam disana."

      Okeoke aku gak bakal macam macam, karna Dika gak ikut Studytour ada rasa sedikit sedih karna bakal lama gak ketemu sama Dika pLING SEDIH Gk ketemu sama Putra, soalnya saat aku pulang Studytour, masih dilanjutkan oleh satu minggu libur semester ganjil.

      Loh, terus, kenapa aku sedih? Entah aku berbohong atau tidak. Aku tidak tau. Hati ku berkata lain, tapi mulutku terus berkata aku tidak menyukainya. Lagi pula aku masih sayang sama Putra, diakan masih pacarku saat ini.

AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang