1
Pada pagi yang lumayan cerah, aku bersama teman-temanku mulai memasuki lorong-lorong sekolah untuk memulai pelajaran pertama dikelas. Pelajaran dimulai semua murid yang ada dikelas mulai bersiap untuk memulai doa belajar, jam perjam pun berlalu akhirnya bel istirahat pertama berbunyi.KRINGGGG!!! KRINGGG!!! KRINGGG!!!
Aku dan beberapa temanku keluar kelas untuk segera mengisi perut yang mulai berkicau karna kelaparan, sesampaiku di kantin aku hanya berdiri menatap kantin yang sudah sangat ramai dikunjungi pembeli.
"yaampun, kita telat!!! arghhhh! kita harus menunggu sangat lama lagi seperti kemarin." Bentak sinta kesal melihat beberapa kantin sudah penuh akan pembeli yang berdesak-desakan
"sudahh ihh, gak apa apa. Kita gak akan kehabisan makanan kok." Ucapku menenangkan suasana2
Jujur saja, aku tidak lapar, aku lebih memilih duduk didepan kantin. Aku terlamun didalam pikiran kosongku yang terngiang hanya lagu yang keluar dari earphone yang ada di telingaku. tak lama kemudian ada benda kecil yang mengenai tubuhku, aku tersadar dari lamunanku.
"awww!" Teriakku sambil menengok kanan kiriku seperti mencari siapa orang yang menimpukkuAwalnya aku tidak sadar, tiba-tiba aku mendengar seperti orang yang sedang tertawa kecil diwarung sebelah kanan dari tempat aku duduk. Ternyata orang itu Dika.
"Hei, apa-apaan siihh."
"Lah, kenapa?" Tanya dika kepadaku seperti orang yang benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi.
"Kamu kan yang nimpuk aku make batu?"
"Bukan aku, Nia, bukan"
"Terus siapaa lagi coba?"
"Saya bu yang nimpuk" Jawab Dika sambil mengacungkan tangan kanannya
"ya itu sama aja kamu yang nimpuk, pake ba bu ba bu segala lagi."
"Abisnya ngelamun aja, cemberut lagi"Kata dika sambil membersihkan kukunya "Tapi gak apa apa, cemberut aja terus. Kamu cantik." Dia berbicara agak berbisik
"Apaaa???"
"Enggak. Tadi aku bilang, ibu kantin cantik kalo lagi nyeduh es"
"iihh apaan sih kamu, hahahaha"
"Ketawa kamu manis. Mendingan kamu manis deh daripada cantik. Aku kekelas. Kamu beli tuh makanan, jangan yang manis-manis nanti kena diabetes."
"hahaha iya iyaa, bye" Aku memberikan senyum kepadanya3
Akupun langsung bergabung kembali bersama teman-temanku, lalu Liana bertanya
"siapa itu nia??"
"itu anak kelas IX, Dika namanya"
"ohh, yang sering nongkrong diparkiran?"
"iyaiyaa mungkin"
"Iyaa atau bukan? Kok malah mungkin sih?"
"Abisnya aku bingung,yg kamu maksud yang mana. Kan yang nongkrong diparkiran banyak atuhh Liaaa"
"Nanti pulang sekolah, kasih tau aku deh. Gak mau tau."
"Iyaaa ihh"Dan pada akhirnya kami memasuki kelas, karena bel masuk sudah berbunyi. Kamipun memulai pelajaran biologi, disepanjang pelajaran aku sibuk menyimak materi yang diterangkan oleh guruku sampai-sampai aku tidak mendengarkan pembicaraan Liana dan Sinta tentang aku dan Dika, astagaa aku mendengarnya sedikit mereka bilang belakangan ini aku sedang dekat dengan Dika. Tidak Liana, Sinta andai saja kalian tau yang sebenarnya. Ingin sekali aku bilang itu kepad mereka tapi aku lebih memilih untuk diam dan pura-pura tidak tau.
4
Sepulang sekolah, kami bergegas menuju parkiran. Karena benar, sahabatku yang belum mengenal Dika sangat penasaran. Walau aku tau sebenarnya Liana dan Sinta sudah mengetahui Dika tapi tetap saja mereka bersikeras untuk melihat Dika."Itu tuh," Kataku sambil menunjuk ke seseorang lelaki yang duduk diatas motor
"Ooooo itu," Jawab lima sahabatku kompak
"Iyaa,udah tau kan? Ayo lah kita pulang."
"Aku mau samperin Dika" kata Liana iseng
"Ngapain sih? Aduhhh"
"Ayo ikut." Liana menarik tanganku
Ketika aku sudah ditarik paksa dengan Liana ke hadapan Dika, wajahku mulai tegang.
"Hey!" Sapa dika kepada kami berdua
"Hey" Jawabku sambil mengantarkan senyum malu kepada Dika
"By the way, ada apa nih? Kok belum pulang?" Dika bertanya kepada kami berdua
"i.. i.. ini.." Jawabku terpatah-patah, tiba-tiba saja
"Kak Dika, ini Nia pengen ketemu. Kangen katanya" Jelas Liana sambil berlari menjauh dari kami berdua
"Heh awas kamu yaa, Liaaaaa!!" Teriakku sambil menyusulnya pergi dari Dika
"Mau kemana coba, sini tanggung jawab." Dika menarik tanganku
"Tanggung jawab apaan sih Dik? Kamu tau kan? Liana bercanda"
"Tanggung jawab pokoknya!" Dika menatap tajam mataku "Karna Liana bilang kamu kangen aku,aku jadi kangen kamu juga."Jantungku tak berhenti berdegub kencang, wajahku mungkin saja terlihat sangat shock dan mungkin memerah. Pikiranku entah kemana, apa yang harus aku jawab? Aku belum menyiapkan jawaban untuk ini. Yatuhan.
"Aku harus pulang." Kataku gugup sambil pergi meninggalkan Dika
"Bilang aja emang bener kangen." Suara dika sambil tertawa kecil terdengar dari kejauhan tapi aku lebih memilih untuk terus berjalan ketempat sahabat-sahabatku. Aku melihat mereka tertawa sangat kencang sedangkan Liana entah kemana dia.
"Gak lucu!" Bentakku marah dikemas dengan rasa malu
"Gak lucu darimana coba? Lucu gini hahahaha" Jawab sinta
"Ayo pulang!!" Ajakku agak bergegas karena aku masih melihat Dika belum juga pergi
"iyaiya ayo" Jawab Liana yang tiba-tiba datang sambil tertawa jahil. Aku melihatnya sinis, tapi dia tetap saja tertawa meledekku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin
Teen FictionBerawal dari persahabatan yang sulit dimengerti. Memiliki perasaan yang sama namun tak bisa bersatu, entah karna orang-orang baru atau alasan yang sedikit logis. Biarlah semua rindu-rindu ini aku yang menanggungnya. Dan kau, berbahagialah dengan ses...