1
Sepulang sekolah aku berkumpul bersama rekan-rekan Osis untuk melakukan suatu pertemuan yang berkaitan dengan kegiatan sekolah kami, kebetulan aku adalah ketua osis disekolahku. Setelah berbincang cukup lama aku merasa sangat lapar dan sangat haus karena itulah aku permisi dan segera pergi kekantin sekolah. Oiyaa waktu itu juga, siswa kelas 9 sedang melakukan kegiatan bimbel persiapan UN (ujian nasional).Baru saja aku memesan minumku, tiba saja seseorang sudah berdiri disampingku namun aku sempat tidak mempedulikannya karna aku masih sibuk menahan rasa hausku. Ternyata itu adalah Dika, yaampun ini belum jam istirahat tapi Dika sudah menghampiri kantin duluan. Bagaimana kalau ada guru yang melihat nanti? Dia bisa kena hukum. Karena ada sedikit rasa kesal aku mengambil satu sedotan yang ada didepan wajah Dika sambil menabrakkan sedotan kewajahnya, dia mungkin tau maksudku namun dia lebih memilih diam sambil tersenyum jahil.
2
Setelah Dika meninggalkan ku dikantin dia menuruni tangga untuk kembali menuju kelasnya sambil menenteng es seduh yang ada ditangannya."hey tunggu!" kataku sambil sedikit berlari
Dika menghentikan langkahnya, dan menoleh kebelakang sambil memasang wajah luar biasa santai.
"ada apa Nia? Aku ganteng?"
''aku lagi gak mau becanda."
"maunya?" Jawab Dika sambil menaikkan alisnya
"bimbel belum istirahatkan? Terus kenapa udah kekantin?"
"dibolehin jajan, aku haus Nia."
"beneran?"
"iyaa astaga gak percayaan banget sih" Dika memamerkan senyum manisnya
"yaudah deh, lanjut belajar lagi oke" "oke, bye!"
"bye"3
Disore itu angin senja mengalun begitu lembut lengkap ditemani oleh kesetiaan langit birunya. Angin, janganlah kau bawa terbang kebahagiaan dan keutuhan jiwa ini dan jangan kau bawa terbang debu-debu kotor yang berserakan dan menjatuhkan debu itu tepat di matanya . Sesungguhnya, itu akan menyakiti matanya dan merusak indahnya mata yang selama ini aku tatap dari kejauhan. Dika, janganlah kau seperti pelangi yang memberikan warna-warna indahnya dan pergi begitu saja. Namun, jadilah seperti bumi walaupun petir yang menyambar begitu sakit, panasnya kemarau yang begitu pedih, bahkan badai hujan yang sangat dingin sekalipun tak mampu membuatnya meninggalkan langit.Aku sendiripun tak mengerti dengan perasaanku saat ini. Entah menyukaimu atau tidak. Yang pasti aku nyaman didekatmu, aku merasa aman didekatmu. Bila sedang dekat bersamamu rasanya tidak ingin sekali pergi dari sisimu. Apakah kau juga sama merasakan hal seperti itu? Jika tidak, maka aku yakinkan kelak kau akan merasakan hal yang sama. Teruslah bersamaku, keluarkan semua sifat konyolmu, ukirlah tawa ke wajahku dan undanglah bahagia ke jiwaku. Kau adalah warna dihari-hariku saat ini. Semoga, sampai kapanpun kamu tetap menjadi kamu yang aku dambakan.
4
2 bulan 3bulan sudah aku lewati bersama Dika. Tawanya, senyumnya yang manis, tingkah konyolnya, suaranya, tatapannya yang menemani dihari-hari ini. Indah rasanya, tak ingin berpisah sampai kapanpun, entah semenjak kapan perasaan ini datang, aku tidak mengerti. Ini bukan mauku, hatiku yang membukakanku pintu untuk melangkah menuju hari-hari penuh anda dan tawa.Pada suatu haripun sekolahku ulangtahun, jadi sekolahku mengadakan acara besar-besaran untuk merayakannya dan acara ditanggung jawabkan oleh anggota osis dan beberapa guru, sangat lucu jujur saja aku tidak bisa menahan tertawa dihari itu. Jadi di acara itu diadakan beberapa lomba dan pentas salah satunya adalah lomba fashionshow dan satu kelas wajib mengirimkan 2 orang perwakilan. Dan tau kah kau? Dika adalah salah satu peserta fashionshow. Saat Dika tampil fashionshow kebetulan denganku yang sedang duduk beristirahat tepat didepan panggung. Awalnya aku benar-benar tidak tau kalau Dika mengikuti pentas itu. Jadi aku tidak terlalu fokus ke panggung fashionshow itu, setelah beberapa peserta naik turun panggung tiba-tiba saja ada sesutau perasaan yang mendorong mataku untuk melihat kearah panggung
Dika sudah rapi dengan jas hitamnya dengan dasi terbalut dilehernya lengkap dengan rambut hitam rapinya serta senyum manis khasnya. Dia berjalan seolah panggung pentas itu miliknya, dia tidak sadar kalau aku ada didepan panggung. Seketika dia melihatku yang tertawa geli melihat Dika berpenampilan sangat beda, mendadak wajahnya menjadi datar dan terlihat sangat gugup dan itu hanya membuatku semakin tertawa, aku mengeluarkan ponselku dan memotretnya itu membuatnya malah semakin gugup tak lama Dika menuruni panggung dan sudah berlanjut ke peserta selanjutnya.
Ketika pentas sudah selesai, aku mulai berdiri dari tempat dudukku untuk lanjut mempersiapkan acara selanjutnya. Sepulang sekolah aku mengirim pesan kepada Dika sambil tertawa membayangkan wajah gugupnya,
"hey model fashionshow, hahaha"
"apaan ketawa-ketawa"
"kamu lucu"
"iya aku ngerasa aneh banget tadi, untung aku dipasangin sama Hira. Dia kan orangnya pede banget jadi aku bisa sedikit ikutin pede gtu, hehe. Aku aneh ya tadi?"
"sebenarnya enggak kok, Cuma mungkin aku gak pernah liat kamu super rapi kya tadi pagi. Makanya lucu aja gitu. Manis."
"hehe, makasihh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin
Teen FictionBerawal dari persahabatan yang sulit dimengerti. Memiliki perasaan yang sama namun tak bisa bersatu, entah karna orang-orang baru atau alasan yang sedikit logis. Biarlah semua rindu-rindu ini aku yang menanggungnya. Dan kau, berbahagialah dengan ses...