8. AKU TIDAK INGIN KAMU BERUBAH

264 7 0
                                    

1
Diawal bulan-bulan yang indah aku melewati hariku penuh canda dan tawa bersama Dika walau sederhana aku rasa, tapi aku sangat-sangat begitu senang. Luar biasa rasanya bisa mengenal orang baik seperti dia. Dia adalah penyemangat keduaku setelah keluarga dan sahabat. Dan seiring berjalannya waktu Dika diterima di salah satu sekolah menengah di Bandar Lampung, sementara aku mulai duduk di bangku kelas IX. Dan diacara perpisahan sekolah aku memberi kado sebagai kenang-kenangan sekaligus hadiah ulantahunnya juga.

      Indah, manis bisa melihatnya tersenyum diatas motor maticnya. Semenjak itu kami berbeda sekolah, dan kebetulan sekolah Dika tidak begitu jauh dari rumahku. Aku masih sering bertemu dengannya namun tidak terlalu sering berbicara. Rumahnya dekat sekolahku, sedangkan rumahku dekat dengan sekolahnya. Entahlah aku tidak mengerti, itu kebetulan atau memang sudah takdir. Walau jarang bertemu tetapi aku senang masih bisa melihatnya walau sekilas dan terlarut dalam sapaan singkatnya. Pada saatnya Dika pun berubah dia bukan dia yang aku kenal dulu, setiba aku dirumah sehabis sekolah, aku melihat ponselku. Itu pesan dari Dika.

"aku mau coba rebut hati Rahma lagi, gimana?"
      Membaca pesan singkat itu entah mengapa hatiku gelisah seperti memberitahu bahwa itu tidak boleh terjadi. Bibirku tersenyum tapi mataku mulai basah.

"semangat" pesan singkat itu aku kirim ke Dika seperti memberikan semangat yang sesungguhnya, sakit tapi aku tahu diri ku bukan pilihannya.

       Sampai aku mendengar kabar, bahwa Dika tak bisa bersama Rahma disebabkan karna Rahma belum bisa melupakan mantannya yang baru saja putus. Dan akhirnya Dika kembali padaku dan kembali memberikan warna yang indah pada hari-hari sederhanaku. Terserah jika menurut kalian aku adalah pelampiasannya untuk melupakan masa lalunya, tapi masa bodo aku tidak peduli. Aku? Bodoh? Bisa kalian fikir seperti itu tapi ayolah mengerti aku masih menginginkannya seperti ini.

2
Disuatu hari tanpa aku percaya Dika berbicara padaku,
"aku mau kamu jadi... lebih dari sahabat" mendengar itu aku shock jantung ku berdegup hebat kakiku lemas napasku seperti terkilir. aku bingung ingin menjawab apa. Dan akhirnya aku meyakinkan keputusanku.
"maaf, aku sayang sama kamu. Aku gak mau kehilangan kamu. Maka dari itu aku gak mau terima hubungan kita untuk lebih dari sahabat, seandainya kita lewatin hubungan kita lebih dari sahabat sekarang, dan pada saatnya ego kita bertengkar dan putus. Aku bukan cuma kehilangan kekasihku tapi juga sahabat terbaikku. Ngertiin aku ya, jangan berubah."
"okeoke, aku ngerti. Aku juga sayang kamu" aku bisa membayangkan pasti Dika memasang wajah santainya dikemas dengan senyum khasnya.

      Aku mengerti perasaan kamu, pasti sakit. Ya benar aku salah, memang salah tapi itulah keputusanku tolonglah, semoga kalian mengerti apa yang aku maksud. Aku hanya menyayanginya. Tapi syukurlah Dika sepertinya mengerti keputusanku dalam diamnya. Untunglah kejadian itu tidak membuat hubungan kami menjadi hancur.

3
Singkat cerita diawal september 2016 aku menerima pesan baru dari Dika.
"Nia"
"hei, eh udah adzan bentar aku sholat dulu"
"oke aku juga"
Setelah sholat aku melanjutkan chattingku bersama Dika,
"kok bbm kamu ceklis?"
"ponselku gak ada jaringan"
"ohh, nanti kamu on bbm lagi?"
"enggak deh kayaknya."
"huu payah"
"kamu yang payah"
"kok aku?"
"ya emang kamu" Aku sengaja tidak membalas pesan dari Dika dan aku rasa sepertinya tidak penting untuk membalas perdebatan yang sama sekali tidak bermutu itu.

5 menit berlalu.. pesan baru masuk lagi,

"kamu sayang?" Aku seperti diteror degan pertanyaan ini

       kamu keluar dan hitung ada berapa banyak hembusan angin yang berhembus, atau kamu hitung berapa banyaknya rintik hujan yang turun, itu banyaknya rasa sayang aku ke kamu." Aku meyakinkan

4
      Esok hari minggu, dan malam mingguku disambut oleh suara-suara lucu Dika. Ponselku berdering itu panggilan darinya. Asikkkk aku senang,

"Niaaaaaaaa"
"hey hey ada apa?"
"aku mau jadi kekasih kamu udah itu aja"
"apa?"
"aku lagi latihan drama"
"astagaaa"
"aku jujurkan?"
"iya aku tau."
"sudah jangan dipikirin, bahas yang lain aja. Gak penting itu mah wkwkwk"
"lagi dimana sekarang?"
"lagi ngumpul nih sama teman-teman, tapi udah mau pulang."
"ohh iyaudah gih pulang, gak baik pulang terlalu larut"
"okee nanti aku telepon lagi"
"siapppp pak! Heheh" Dika mematikan teleponnya
      Ternyata benar setelah agak lama aku menunggu....
"Nia aku tidur yaa, selamat malam.. jangan tidur malam-malam ya , mimpi indah. Jangan dibalas, mending tidur" Pesan singkat dari Dika

       Ini yang membuatku tak mau dirinya berubah, aku selalu merasa istimewa dibuatnya. Suka dan duka ku bersamanya tak terasa sia-sia. Bahkan hati ini sampai mati rasa akan kesedihan. Doaku bersamamu, kau menceritakan semua masalahmu kepadaku dan aku mendengarkan. Menyaksikan betapa lucu ekpresimu ketika berbicara. z

      Kamu menceritakan semua apa yang kau impikan, dan aku mengamininya. kau memperkenalkanku didepan teman-temanmu dan mereka mulai mencari tau siapa aku. Kau marah bila ada temanmu yang menggangguku. Kau marah bila ada orang yang berusaha mengenalku lebih darimu. Kau tersenyum dalam cemburumu jika aku lebih dekat dengan Putra yang juga temanmu. Dan akupun begitu. 

       Aku bahagia, sangat bahagia. Kita hanya dibatasi oleh garis tipis persahabatan, dan aku tidak pernah membayangkan bahwa kita akan berpisah. Semoga hal itu tidak akan pernah terjadi. Itu kira-kira yang ada didalam pikiranku dulu.

5
Ditemani hari yang mendung dan angin yang mengalun indah membuat semua daun-daun berguguran,
"aku hitam banget sih" kataku sambil berkaca dikaca kecilku
"demi apa sih?"
"liat deh,"
"Biasa aja ahh, hitam dikit gak masalah kali"
"iya sih" kataku datar
"aku tetap suka,gak percaya?"
"percaya sayang hahaha"
"sayang sayang apaan sih" sepertinya Dika memasang wajah yang membuatku jengkel
"gak, aku ngomong sama tembok" jawabku santai
"eh brengsek"
"lagian dipanggil sayang banyak komplain sih hahaha"
"aku takut kamu bohong."
"terserah dehh,"
"iya sayangku"
"sayangku sayangku apaan sih" Kataku membalas
"nahhhhh"
"empasss"
"gak mau rugi banget sihhh," entah Dika bicara kepada siapa

       Kamu dimana? Sudah pukul 22:34 sekarang, dulu jam segini kita masih sibuk chatting. Sekarang kamu lagi apa? Sudah tidur? Atau masih diluar rumah? Aku harap kamu sudah mimpi indah ya.  aku rindu...

AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang