YNK - 1

907 152 135
                                    

1. Aku dan dia.

"LAAANNNNNGGGGGG!!!!!!!!"

Cewek itu menjerit delapan oktav ke arah laki-laki itu. Ribuan langkah kakiku berderap mengikuti jejaknya dari belakang. Koridor sekolah jadi rame kalo gini.

Seragamnya basah. Membentuk pola lingkaran yang cukup besar pada bagian punggung.

"Kaki gue encok, goblok!" Pekiknya lantang. Oke, kali ini mereka berdua berhasil meramaikan koridor kelas sebelas. Pak Bon sampai terpelongo. Ada aja 'tom and jerry' di siang bolong.

dug.

Kejora menabrak Langit yang sudah berbalik badan dan berhenti berlari. Kepalanya pas menatap dadanya, sehingga sangat jelas terdengar degup jantungnya yang bergerak. Sangat cepat. Baiklah. Kalau aja ini film, sang sutradara pasti akan meng-slow motion-kan adegan ini.

"Aduh," keluhnya.

"Gue... sayang... sama lo." Ia membisikkan sesuatu ke telinga Kejora, tanpa suara, lirih sekali.

"Ap..apa?" Ujarnya mendongak.

"Gue bilang jangan deket-deket gue, budeg! Parah, lo bau banget!"

"Lu ngomong apa halu sih? A-I-U-E-O. Kaga jelas. Gagu sumpah."

"Badan lo bauk, bego!" Kejora memanyunkan bibir. Langit melepas tangannya yang tadinya mendekap tubuhnya. Lagian, ia tidak ingin direpotkan dengan tingginya yang berbeda dua puluh sentimeter dengannya. Dasar, tiang listrik.

"Sekarang gue tanya. Yang lari duluan, siapa?"

"Gue."

"Yang ngejar siapa?"

"Lo."

"Nah, yang bau siapa?"

"Lo."

"Gasalah denger gue?"

"Ah, pokoknya lo bauk." Langit melangkah maju menjauh darinya. Menutup hidungnya dengan bajunya yang benar-benar basah kuyup. Kejora tersenyum kecut. "Batal hukuman gue gara-gara lo. Untung ga diawasin Bu Agnes." Sahutnya. "Ngapain lo ngejar gue?"

  "Pahlawan kesiangan lo tadi."

  "Yaelah. Syukur syukur masi gue tolongin. Kalo gak, udah jadi ayam penyet di depan nenek gayung,"

  "Gila lo, ngata-ngatain." Langit terkekeh. "Btw, Thanks Lang."

  "Baper mulu lo, dasar." Langit mengelus-ngelus rambutnya.  "Emang, yang ngusilin lo, siapa?"

   "Pacar lo."

   "Pacar gue? Lu maksudnya?" Kejora terbelalak.

   "Lang?"

   "Apa, budeg?"

   "Perlu gue pinjemin kaca? Hm?"

"Buat?"

"Ngaca lah! Lo siapa, gue siapa. Aneh lu, dasar." Kejora menjitak kepalanya.

   Gue emang gapantes buat lo. Gumam Langit.

   "Kita ini udah saling ada. Bina persahabatan kita yang udah dijalin. Jangan sampe lo berpaling, eh ko berpaling, ngaco. Hahaha."

You (Never) KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang