YNK - 2

568 133 57
                                    

2. Geng Rebecca

"Gilak! Jelek banget punya gua!"

"Lo berapa?"

"Tigapuluh gue. Lu?"

"Yaelah gue malah enem belas. Lo berapa cuyyy?????"

"Parah banget. Ni nilai apa absen kelas sih?!!!"

"Kaya gue dong, bro. Seratus."

"Sumpah lo??!!"

"Seperempatnya maksud gue. Hehehehehe." Celetuk Randy yang membuat kemurkaan berkecamuk.

"Yaelah. Nyesel gue tau." Randy meringas-meringis.

"Nyokap gue tau, langsung jago tinju dia."

"Ambil korek api! Buru!! Cepet angusin ni nilai! Benci gue!" Verrell berapi-api.

Kelas X-IPA 3.
Keributan membahana. Langit menapakkan kaki dengan tampang datar. Menyelimpit di celah kerumunan mereka-mereka yang memperdebatkan score matematika.

"Pada ngapain lo sem—"

"Lang, punya lo ada di bangku gue! Gilak lo paling tinggi Lang!" Seru Verrell.

"Ap.. apanya?"

"Nih!" Jodi mengambil selembar kertas yang masih mulus. Di atasnya tertera nama si pemilik.

"Mantabbb Jiwaaa!!! Serius ni nilai temen gue?" seru Randy yang paling heboh dari yang terheboh. "Abis makan apaan lo semalem?"

Semuanya terpelongo. Terfokus pada Langit.

"Nilai juga nilai gue, lu pada yang rempong. Ah, bacot lu. Minggir-ming—"

"Ya ampun bro. Pelit banget sih lo. Apaan rahasianya neeehh?? Nanti dedek gemez nangis loochhh" ujar Yasha dengan nada menjijikkan.

"Lebay. Tapi ada. Lo semua mau tau resepnya?"

"YA APAAN CEPET NGEBET BANGETTT GUAAA!!!" Bentak mereka.

"Nih gini. Lo ambil gelas. Masukin air. Ambil kertas jangan lupa, isinya rumus mate lu taruh semua disitu. Abis tu lo sobek-sobek deh. Kaya gini." Langit memperaktekkan eksperimen menyobek kertas dengan sadis bagaikan sadisnya pembunuhan di televisi-televisi swasta.

"Terus?"

"Ya ude. Minum."

"Emang enak?"

"Coba aja sono."

"Serius lu bro?"

"Iya serius." Langit berkata dengan entengnya. Mencoba meyakinkan mereka yang begonya sebelas dua belas sama anjing buldog tetangga. "Lu cobain sono." Mereka berfikir keras. "Tapi gue minta upah. Bakso bu Inah. Goceng doang."

"Pake upah-upahan segala lagi, elah. Kalo ga manjur? Ga enak?"

"Yatetep. Bakso, goceng." Sahut Langit datar.

"Yaelah. Kaga bisa, kaga bisa! Turun, gopek."

"Deal?"

"DEAL BROOOO!!!!" Sahut mereka dengan kehebohannya dan kekompakannya yang antusiast. Mereka hampir berbalik badan.

Namun dikejutkan pada satu titik pertanyaan Langit yang membuat mereka terkejut.

"Otak lo pada lo taroh dimana?"


            •YNK

Pepatah mengatakan, suatu tindakan pasti ada imbalannya.

*plak.
Tamparan mengenaskan dari si bumbu mie samyang.

"WOI!! APA-APAAN LO RA!!!! PAKE NGADU KE BU AGNES SEGALA!!!!!! LO KIRA—"

"Berani berbuat, bertanggung jawab. Simpel, Ca." Kejora berdiri, dengan tampang sok manis pada si ratu cabe.

Datanglah para ulat bulu yang abis kena minyak tanah. Berpora-poranda sambil mengenakan seragam compang-camping. Kerahnya diberdirikan. Dasinya disampirkan ke belakang. Rok selutut dinaikkan sampe setengah paha. Kaos kaki mereka tinggi sebelah. Ditambah dengan tali rafia yang mengikat kaki mereka sampai lutut.

Memang, tadi pagi , Kejora dan Langit melaporkan tindakan yang sejujur-jujurnya pada Bu Agnes. Mengenai kasus pencemaran nama baik Kejora. 'Rebecca CS' pelakunya.

Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa Ga Becca aja yang dilaporin langsung? Kenapa harus Langit yang bela-belain Kejora?

Jadi kemarin, pagi-pagi banget, Langit udah cek ke kelas. Kata Farah (temen gue) dia liat si Becca, Gladys, ama si Zaskia colut keluar sekolah, lewat pintu belakang. Usup demi usup, si Langit ngelaporin mereka. Hukuman para cabe-cabe genit dua kali lipat.

Hahaha. Dua kali hukuman langsung.

"Salah, salah lo sendiri. Ngamuk ke gua."

"SEWOT BANGET LO BEGO!!! GARA-GARA LO, BECCA JADI KELILING GORRR!!! KITA JUGA IKUT DISALAHIN! EMANG LO KIRA ENAK GITUUU??!!!!"

"GARA-GARA LO JUGA, KITA BERTIGA KENA DUA KALI HUKUMAN! DASAR TOLOL LO!!!"

Mampus lo. Emang enak. Batinnya. "Kalo gamau karma, yaudah. Sok, buat baik aja. Jangan ambil pusing. Ntar mulus-mulus sendiri kehidupan lo."

"DASAR GEMBEL LO!! LU KIRA—"

"Gue cabut." Dengan sesingkat ocehan dan amukan mereka yang bergejolak, Kejora segera beranjak lalu menuju perpustakaan, menjemput Dira di sana. Dan Membiarkan si cabe-cabe keriting terpuruk dengan hukuman mereka.

"EHHH DASAR SINTINGGG!!! AWAS LO!!!!!"

                 •YNK

"Ra, ada anak baru." Dira yang ada di sebelahnya saat itu seketika menepuk pundak Kejora yang sukses membuatnya terkejut.

"Elah, gue kira apa." Sahutku dengan nada datar yang sedang merapi-rapikan buku di perpus.

"Yaelah elo. Serius ganteng banget!!! Tampangnya aja maco, kaya artis korea-korea gituuuu." Dira yang menamatinya sampai seteliti mungkin, akhirnya menghentikan aktivitasnya membawa setumpuk ensiklopedia. Sahabatnya itu masih uncare. "Ih, Rara. Lo ga tertarik masa?"

"Terus, kalo anak baru, musti diperhatiin banget ya?" Kejora berkacak pinggang.

"Yee ngibul." Dira memanyunkan bibir.

"Cewek apa cowok?"

"OW EM JI BINTANG KEJORA SAHABAT GUE KEMBARANNYA ELI SUGIGI, LO GADENGERIN OMONGAN GUE YANG NYEROCOS DARITADI??? GUE BILANG COWOK RAAA COWOKKKK!!!"

"Yee ngata-ngatain gue lo. Gue ga merongos kalik." Kejora menghadap ke Dira yang dari tadi sepertinya memerlukan perhatiannya. "Abis lu sih. Semua cowok dibilang ganteng. Semua cowok lu sukain. Ya gue mana peduli, Dir."

Dira mendengus kesal. "Kalo yang ini ngalah-ngalahin Langit. Sumpah. Boong masuk neraka deh gue."

"SUMPAH LO?!"

"Iye. Langit yang gantengnya bagaikan beruang kutub aja udah lewat tuh. Gue jamin. Pingsan lansung lo liat tampangnya."

"Hm, sori ya Dir. Gue sih orangnya ga langsung jatuh cinta kaya elo, seleksi dulu. Lagian banyak yang suka sama gue!"

"Kepedean."

Ia mencibir. "Tapi... Tunjukin boleh kan?"

"Malu malu tapi mau lo, dasar."

You (Never) KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang