Renathan as Manu Rios Fernandez and Adellia as yourself
Aku akan menceritakan kisahku. Klise memang, tentang aku yang mencintai temanku. Dan orang yang aku cintai, tak pernah peduli dengan lingkungan terdekatnya. Dan dengan bodohnya ia, mengejar apa yang tak akan ia bisa capai. Sedangkan aku? Hanya bisa menunggu, menunggu dan menunggu. Entah sampai kapan,
Perkenalkan, Namaku Adellia Andriani. Aku adalah siswi yang baru duduk di bangku kelas 11. Umurku masih 16tahun. Umur yang masih labil bahkan masih belum matang soal masalah cinta. Dan kini aku merasakannya, entah ini hanya sekadar kagum atau bahasa gaulnya. Cinta Monyet. Tapi, setiap aku berada di dekatnya, hatiku bergejolak aneh, pipiku selalu merona saat melihat ia tersenyum. Ya, aku cinta dia. Dialah sahabatku. Renathan Wijaya. Atau biasa dipanggil Nathan. Nama yang indah, seperti rupanya.
***
Kring.. Kring.. Kring..
Bel istirahat pun sudah berbunyi, semua siswa siswi SMA HARAPAN langsung berhambur keluar kelas.
Beda halnya dengan siswi yang satu ini, Adellia atau akrab disapa Adel. Ia sedang sibuk merapikan semua alat tulisnya, dan setelah dipastikan semua beres, ia menyapa seorang lelaki yang sudah berdiri tegap di ujung kelas."Hai Nathannn!" sapa Adellia dengan semangat.
Nathan yang sedang menggoda siswi-siswi yang lewat langsung terkaget dibuatnya. Dan untuk info, Nathan adalah salah satu Most Wanted di sekolah ini. Maka ia bebas tebar pesona sana sini, tapi hal itu malah membuat siswi disini berat hati.
"Kebiasaan deh ngagetin. Udah yuk, gue udah laper banget. Dasar, lo lama banget. Udah lelet, cebol, hidup lagi.." omel Nathan sambil merangkul Adel
Adel yang mendapat 'pujian' kecil dari Nathan hanya melotot kesal.
"DASAR BULE NYASAR, KUDANIL, ONTA!!!!" teriak Adel sambil melepaskan rangkulan Nathan. Dan mendorong Nathan sampai terjatuh
"Oke juga tenaga lo. E-EHH CEBOL TUNGGU GUE.." teriak Nathan sambil berlari mengejar Adel
Di perjalanan, Adel hanya menghentakkan kakinya kecil sambil meremas-remas uang yang sudah ia genggam sedari tadi
"Ngeselin banget sih si Setan, masa gue tinggi gini di kata cebol. Tapi iya sih, gue sama dia bagaikan tiang listrik sama pohon cabe. Tapi kan-- AHH UNTUNG AJA GUE SAYANG" teriak Adel frustasi
"Ciee sayang sama gue cieee..." ucap Nathan di belakang Adel. Adel yang mendengar hal itu hanya kaget dan langsung menampar pipi Nathan
"Si Cebol dasar, udah ninggalin, dorong, sekarang tampar. Mau lo apa sih?!" ujar Nathan kesal sembari mengelus pipi yang ditampar Adel tadi.
Adel hanya menyeringai kecil dan menggandeng lengan Nathan.
"Ayo kantin!!"
***
"Mbak mau pesen apa?" tanya Nathan yang sudah membawa sticky notes
Adel berpura pura berfikir sembari mengelus dagu nya. Ia membolak balikkan daftar menu nya berkali-kali
"Eumm... Menu spesial disini apa aja ya mas?" tanya Adel kepada Nathan
"Disini kita menyediakan menu spesial seperti spagetti, burger, pizza, berbagai macam lalapan, capcay dan untuk minuman ada berbagai macam jus, minuman soda, dan untuk dessert nya kita menyediakan salad buah dan ice cream. Jadi pesan apa, Mbak?" Ujar Nathan yang berlagak seperti waitress
