Chapter 4

538 59 5
                                    

Pagi itu aku terbangun lebih awal, tepatnya pada jam 6. Penyebabnya adalah sinar matahari yang merangsek masuk ke dalam kamarku akibat tirai yang lupa aku tutup. Semalam aku tidak sempat melakukannya, aku bahkan langsung tertidur beberapa saat setelah minum obat.

Ngomong-ngomong soal semalam, aku mengalami mimpi yang sangat gila. Namun entah kenapa, mimpi itu terasa begitu nyata.

Taehyung ada disini, duduk di depanku. Tatapannya tidak dingin, ataupun jahil seperti biasanya. Ia terlihat begitu... lembut?

Ya Tuhan. Bagaimana bisa aku membayangkan Taehyung dengan raut wajah seperti itu padahal aku belum pernah melihatnya di kehidupan nyata?

Dan yang lebih gila lagi, dalam mimpiku, Taehyung menggenggam tanganku dengan lembut dan mengatakan terima kasih. Oke, mungkin itu tidak terlalu aneh, ia sudah pernah berterima kasih padaku sekali. Iya, hanya sekali. Tapi tetap saja, apa yang kulihat dalam mimpi seakan bukan Taehyung. Ia tidak akan pernah menatapku selembut itu di kehidupan nyata. Aku berani jamin itu.

Ya sudahlah, lupakan. Sepertinya aku harus segera siap-siap dan berangkat ke sekolah sebelum Taehyung datang dan menggangguku lagi.

**

"Selamat pagi. Jihyun-ah."

Jungkook datang dan menyapaku dengan senyumnya yang mengembang, memperlihatkan gigi-gigi kelincinya yang lucu seperti biasa.

"Oh, pagi, Jungkook." aku membalas senyumnya. Ia kemudian mendudukkan dirinya di bangku depanku setelah meletakkan tasnya di bangkunya sendiri.

Menit-menit sebelum bel berbunyi kami habiskan dengan bernostalgia tentang cerita masa kecil kami. Saking sibuknya mengobrol, kami sampai tidak sadar bahwa bel masuk kelas telah berbunyi dan semua siswa berlarian ke bangku masing-masing. Jungkook juga segera bangkit dari duduknya dan kembali ke tempat duduknya sendiri.

Tak lama kemudian, Jung sonsaengnim, guru geografi yang terkenal killer itu, masuk kelas dengan langkah tegas, sorotan matanya tajam, seakan memancarkan sinar laser yang bisa membunuh siapapun yang melihatnya. Oke, itu berlebihan.

"Selamat pagi, anak-anak. Hari ini, karena akan ada rapat guru, saya akan memberi kalian tugas dan harus dikumpulkan di meja saya ketika jam pelajaran selesai. Nilai tugas ini akan menjadi 50% nilai ujian tengah semester kalian, jadi pastikan kalian semua mengumpulkan tugas ini, mengerti?"

"Baik, ssaem."

Setelah memberikan tugas yang sangat banyak—yang sepertinya akan membuat jari-jariku putus—Jung sonsaengnim keluar kelas, dan suasana yang tadinya hening mendadak berubah menjadi sebaliknya, hampir mengalahkan taman bermain.

Aku baru saja akan memulai tugasku, namun...

BRUG!!!

Suara keras yang berasal dari bangku belakang itu sontak menyita perhatian seisi kelas. Termasuk aku. Penyebabnya, siapa lagi kalau bukan si alien dari Saturnus, Kim Taehyung.

Kali ini ulahnya adalah memukul Yugyeom, teman sebangkunya sendiri. Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan anak itu, sih?

Yugyeom kini telah jatuh tersungkur ke tanah dengan sudut bibir yang berdarah. Namun ia berusaha bangkit dan melawan Taehyung, meski lagi-lagi, Taehyung malah memukulnya lebih keras.

Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, namun tubuhku rasanya memanas dan emosiku meningkat melihat Taehyung dengan semena-mena menyiksa orang yang lebih lemah darinya.

Aku menarik napas panjang, sebelum berteriak...

"KIM TAEHYUNG HENTIKAN!!"

Entah datang darimana keberanianku, aku berteriak dari tempatku berdiri. Seisi kelas termasuk Taehyung, mengalihkan perhatian mereka padaku, membuatku menyesal akan perbuatan bodohku barusan.

Alien Next Door [KTH]Where stories live. Discover now