"Ini kan..."
Taehyung tidak melanjutkan kalimatnya. Aku mengangkat alis melihatnya yang malah mengambil ponsel dan mencari-cari sesuatu di dalam ponselnya yang entah apa. Setelah sepertinya menemukan apa yang dia cari, Taehyung menyeringai.
"Aku sudah tahu siapa dia." tukasnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel. Matanya masih sibuk memandangi sesuatu di ponselnya, seringaian jahat itu seperti mengisyaratkan kemenangan. Aku tidak mengerti.
"Siapa?" aku bertanya penasaran.
"Aku akan memberitahumu setelah aku menghajar orangnya. Keparat sialan itu." Taehyung mendengus remeh. Mataku membulat kaget dan alisku terangkat tinggi.
Memangnya orang ini siapa sampai-sampai Taehyung ingin menghajarnya. Apa hubungannya dengan Taehyung? Kenapa Taehyung mengenalnya?
Eh,
Tapi memangnya kenapa Taehyung mau menghajar orang ini? Apa iya gara-gara orang ini menggangguku?
Ah, tidak mungkin. Ada-ada saja aku ini.
Mungkin saja karena Taehyung memang membenci orang ini. Atau mereka bermusuhan. Atau ini hanya salah satu anak yang suka diganggu Taehyung di sekolah.
Tidak mungkin seorang Kim Taehyung akan rela berbuat demikian demi aku, bukan?
**
Pagi itu, setelah melalui sedikit-atau banyak-perdebatan dengan orangtuaku, aku akhirnya setuju untuk berangkat sekolah dengan Taehyung. Tidak seperti hari-hari biasanya, Taehyung hari ini tidak terlambat bahkan telah siap di depan rumahku sebelum aku selesai bersiap-siap. Mungkin karena ada orangtuanya di rumah. Cih, andai saja orangtua Taehyung tahu apa yang dilakukan anak semata wayangnya itu ketika mereka tidak ada di rumah.
"Yah, kenapa kau lama sekali, huh? Nenekku saja masih lebih cepat darimu." gerutu Taehyung melihatku sibuk memasang tali sepatu. Ia bersandar di tembok dengan kedua tangannya yang terlipat di dada.
Aku mendengus. "Bicaralah seperti itu jika kau sudah tidak pernah terlambat ke sekolah, Tuan Kim." balasku. Taehyung memutar bola mata.
"Yes, selesai. Kaja!" Aku bangkit dan segera melenggang di depan Taehyung yang berjalan ogah-ogahan. Bangun pagi dan berangkat ke sekolah jam 6.45 memang bukan tipe Taehyung sama sekali.
Kami berdua tidak berkata apapun selama perjalanan. Taehyung sibuk mendengarkan lagu dengan earphone yang tertancap di telinganya sambil sesekali menguap. Sementara aku sibuk memperhatikan jalanan yang masih sepi karena ini masih sangat pagi. Aku suka suasana yang tidak terlalu ramai seperti ini. Tidak banyak kendaraan di jalan raya, jadi aku bisa menghirup udara segar pagi hari yang belum terkontaminasi senyawa jahat.
Sekitar 10 menit kemudian kami sampai di sekolah. Aku segera pergi menuju kelas, sementara Taehyung sudah menghilang entah kemana. Suasana kelas masih sepi, hanya ada Doyeon-teman sebangkuku-dan beberapa anak yang duduk di belakang.
"Selamat pagi, Doyeon-ah." sapaku pada gadis jangkung itu.
Dia tersenyum lebar. "Pagi, Jihyun-ah. Tumben datang pagi-pagi sekali."
Aku meletakkan tasku di kursi dan duduk di sebelahnya. "Mm, orangtuaku yang memaksaku berangkat sepagi ini." aku tidak menyebutkan aku berangkat dengan siapa, memangnya itu penting?
Doyeon mengangguk paham, "Oh iya, ada sesuatu yang ingin aku ceritakan padamu."
"Apa?" tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari ponsel yang baru saja menunjukkan sebuah pesan masuk. Aku tidak terlalu memperhatikan Doyeon karena biasanya sebagian besar yang ia ceritakan hanya tentang lelaki. Aku tidak terlalu mengerti tentang hal-hal seperti itu, jadi biasanya aku hanya menjadi pendengar setianya tanpa tahu harus memberi nasihat apa.
YOU ARE READING
Alien Next Door [KTH]
FanfictionKetika Kim Taehyung si tetangga baru menjadi musuh terbesar sekaligus orang yang paling berarti bagimu di saat yang bersamaan... ••• (ON-EDITING) ⚠ DO NOT PLAGIARIZE ©kookkiri, 2016.