Nyaris!

77 31 14
                                    

'Aku mencoba berhenti berlari, lelah rasanya memutari titik yang membuatku jenuh. Tapi kamu terus menarik ku.'

N Y A R I S !

Digo melangkahkan kakinya santai di sepanjang koridor yang sepi. Hanya ada suara guru yang mengajar dan anak murid yang bersuara jika diperlukan. Badannya masih terasa pegal-pegal akibat kejadian kemarin malam.

Langkahnya terhenti saat notifikasi terdengar bertubi-tubi dari ponselnya. Dari grup 'Cogan bgst' entah siapa yang mengubah nama grup itu untuk kali ini. Yang pasti orangnya bukan Digo.

Ardiansyah : Eh Digo, lo dmn? Msuk gak?

Re. : Digo dihatikyuh bg Ar

Fadil D. : xxianjing kurbel😒

Daffariq : ketololan lo Re tolong kondisikan

Re. : Jahat kalian mas :(

Fadil D. : Bedebah -_

Daffariq : Lo ngmng lagi gue kik, tq.

Ardiansyah. : Daffa kiker, ew....

Daffariq : bodo amat

Re. : udah udah akunyah jngn direbutin gitu dong 😳

Fadil D : ke?anjingan -_

Daffariq : (2)

Ardiansyah : (3)

Re. : Akutuh masih polos jgn diajarin gitu" :(

Ardiansyah : gak mules lo ngetiknya

Daffariq menghapus Re. dari grup

Ardiansyah : Mampus, mantap!

Fadil D. : Eh anjir kashn wkwkwk....

Daffariq : Bodo amat

Digo J. : Bising

Ardiansyah : Eh abg Digo

Digo J mengundang Re. ke grup

Ardiansyah : Eh, Digo jngn inv si Dugong

Daffariq : Ett... Digo jgn, lagi maen di pojokan dia wkwkwk...

Fadil D. : Syiap mampusin law kecyduq Pak Tomo :)

Digo mengeluarkan aplikasi linenya dan kembali melangkahkan kakinya.

*******

"Lo lemot banget," kesal Nisa karena Dea belum juga bergerak dari tempatnya.

"Gue malu," cicit Dea pelan sambil terus meremas kaos olahraga di tangannya.

"Tau malu juga lo nyet," ledek Desna yang langsung mendapat jitakan dari Dea.

"Gue muka cantik bukan muka tembok."

"De, lo niat gak sih. Cepetan elahh... gue uda laper." Nisa mendorong-dorong pundak Dea dengan tidak sabaran membuatnya hampir terjungkal.

Dea mengerucutkan bibirnya lalu berjalan ke arah Daffa yang sedang menyeruput teh kotaknya.

"Daf, ini baju lo gue pulangin," ucapnya cepat sambil memberikan bajunya -milik Daffa-.

Daffa yang sedang menyendiri sedikit kaget melihat Dea yang tiba-tiba berada di sampingnya sambil menyodorkan bajunya tepat di hadapan wajahnya. Dia mengambil bajunya dan terkekeh saat melihat Dea masih menunduk.

"Udah nunduknya, gak ada uang gocap jatuh di kaki gue, kok," ucap Daffa garing tapi membuat Dea mendongak dengan wajah memerah.

"Hm... makasih ya," bisiknya pelan namun Daffa masih bisa mendengarnya.

"Ya sama-sama," balas Daffa sambil tersenyum.

Sungguh, Daffa dengan Dea sangat berbeda dengan Daffa tanpa Dea. Sifatnya akan berubah menjadi sedikit lebih dewasa dan santai dibanding dengan teman-temannya. Walaupun di antara teman-teman Digo, Daffa sedikit lebih pendiam dan pandai bermain peran. Dia juga satu-satunya yang sangat mengerti Digo, karena mereka bersaudara.

"Dea, bilang sama Ara nanti pulang lewat pintu belakang aja."

Seakan mengerti Dea langsung mengangguk tanpa bertanya kenapa. Lalu Dia pergi sebelumnya dengan suara pelan lagi-lagi berbisik, "makasih ya."

Ps : scene khusus emak aynakin

***********

Tiara memakan makanannya dengan tidak bersemangat. Mengingat kembali kejadian kemarin yang entah kenapa membuatnya selalu merasa gelisah. Apa dia salah kalau kembali satu mobil dengan Rafa? Kalau Digo tau, apa dia akan marah? Kenapa setiap apa yang dia lakukan bersama orang yang membuatnya bahagia akan membuat yang lain terluka.

Brakk....

Ara terkejut bukan main dan hampir saja lepas kendali mengeluarkan kata-kata yang tidak sewajarnya. Dia pelan-pelan menarik nafasnya lalu membuangnya dan menatap Dea dengan tajam. Sedangkan yang ditatap hanya mengumbar cengirannya.

"Ngelamun mulu, gak capek?" ucap Nisa sambil mengunyah cemilannya.

"Ra kata Daffa tadi, kalau pulang lewat pintu belakang aja."

"Iya makasih De," balas Ara sambil menghela nafas pendek.

"Apalagi sih yang mau dibuat sama Digo, gak capek apa ganggu lo mulu. Tuh anak emang egois lama-lama gedeg gue sama dia. Sebenarnya dia itu sayang siapa sih? Lo apa Shelin? Kalau sama Shelin ya Shelin aja, kalau dia mentingin kebahagiaan Shelin ya gak usah ngerusak kebahagiaan orang juga. Jangan dia masih cinta Shelin tapi sayangnya ke elo. Mampuskan dia sendiri yang pusing," ucap Desna panjang lebar dan entah kenapa dibanding dengan kata-kata pedas dari Desna yang kalau bicara memang selalu tajam. Tapi yang ini benar-benar membuat Ara tertusuk dalam tepat di hatinya.

Tbccc....

Akhirnya selesai juga lanjut wkwkwkw....

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang