19.

13.2K 521 6
                                    

Jerry pov

"Jessy lo harus bertahan gue akan bawa lo ke rumah sakit bokap gue" ucap gue.

Gue langsung ngangkat Jessy ke mobil ambulance punya sekolahan dan gue suruh mereka ke rumah sakit bokap gue. Semua sahabat gue juga langsung ikut ke rumah sakit dan hari ini kerena kejadian ini sekolah langsung di liburin dan semua murid pulang sahabat gue langsung ambil tas dan mereka juga ambilin tas gue dan Jessy. Mereka semua ikut dengan mobil masing-masing. Sesampainya di rumah sakit Jessy langsung di bawa ke ruang oprasi untuk ngobatin luka belas tusukannya.

"Jes lo harus bertahan gue mohon" ucap gue dengan memegang tangan Jessy.

---------------------------------------------------------------------------------------------

"Maaf ade cuma boleh nganterin sampai sini dan segera selesaikan biaya administrasi" ucap suster.

"Baik sus lakukan yang terbaik untuk dia saya akan selesaikan semua biaya" ucap gue.

Gue langsung ke bagian administrasi untuk nyelesaiin semua pembayarannya dan setelah selesai gue nunggu lagi di depan ruang oprasi. Dan para sahabat gue dateng.

"Jer gimana keadaan Jessy?" Tanya Sandra.

"Dia lagi oprasi kalian berdoa aja semoga lancar" ucap gue.

Kita semua di sini sangat khawatir dengan keadaan Jessy. Dan tidak lama kemudian dokter keluar.

"Dok gimana keadaam Jessy" tanya gue.

"Oprasinya lancar tapi Jessy sangat kritis" ucap dokter.

"Dok lakukan yang terbaik berapa pun biayanya akan saya bayar" ucap gue.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk Jessy. Nanti dia akan di pindahkan ke ruang icu. Saya permisi dulu" ucap dokter.

"Iya dok" ucap gue.

Dan tidak lama kemudian papi dan mami Jessy dateng karena sudah dikabarin oleh Sandra.

"Gimana keadaan Jessy?" Tanya papi Jessy.

"Dia masih kritis om" ucap gue.

"Oh god selamatkan anak kami" ucap mami Jessy.

Dan tidak lama kemudian Jessy keluar dari ruang oprasi dan menuju ruang ICU. Dan gue ga tega ngeliat dia kaya gitu. Gue mutusin untuk pulang karena mungkin Jessy ga akan sadar kalo ada gue.

"Gays gue pulang dulu ya, mungkin Jessy akan sadar kalo gue pergi dari dia untuk selamanya" ucap gue.

"Ya udah hati-hati Jer. Stev pulang bareng kaka lo tuh lo berdua balik ke sekolah dulu nanti biar Stevie yang nyetir mobil jangan lo Jer lo lagi setres" ucap Arnold.

"Ya udah kita pulang dulu ya. Bye" ucap Stevie.

Gue dan Stevie pun naik taksi ke sekolah buat ambil mobil dan sampai di sekolah kita langsung ambil mobil dan pulang ke rumah. Sampe rumah ternyata udah jam 5 sore.

"Jer kamu siap-siap sekarang kalo kita semua udah selesai langsung berangkat" ucap papa.

"Iya pi" ucap gue mungkin ini pilihan terbaik dari pada Jessy deket sama gue dia akan banyak masalah. Gue langsung ke kamar mandi dan langsung siap-siap. Gue pake kaos hitam polos dan jas putih dengan sedikit hitam dan celana Jeans. Setelah selesai gue langsung turun.

"Udah ayo kita berangkat" ucap papa.

Kita semua pangsung masuk ke dalem mobil dan gue duduk di belakang sama Stevie. Gue terus mandang foto Jessy hingga sampai di tempat tujuan kita. Dan gue langsung turun dengan tetap memandang foto Jessy.

"Jer matikan hp kamu ayo masuk" ucap papi gue langsung matiin hp gue. Dan setelah gue liat ternyata gue ada di rumah sakit.

"Hah rumah sakit?" Ucap gue heran.

"Iya orang yang papi jodohkan sedang kecelakaan dan dirawat di sini. Sudah ayo masuk" ucap papi lalu kami pun masuk.

Sesampainya di rumah sakit ini gue keingetan sama Jessy tapi gue harus ilangin semua itu karena gue dan Jessy udah saling di jodohkan masing-masing. Dan tanpa gue tau papa ternyata lagi ngobrol sama seseorang.

"Jerry sini kenalkan ini orang tua dari wanita yang papa jodohkan dengan mu" ucap papa dan gue menghampiri mereka.

"Om Bhrams" ucap gue dengan heran.

"Iya Jessy itu di jodohkan denganmu" ucap om Bhrams.

"Makasih pa" ucap gue lalu meluk papa dan papa hanya mengangguk.

Gue langsung masuk ke ruang icu meski ga boleh dan ruangan itu kekunci tapi gue tau pin untuk buka pintu itu karena bokap gue yang punya rumah sakit ini. Dan gue di tahan oleh 2 orang suster.

"Mas berhenti anda tidak boleh masuk" ucap suster itu.

"Gue Jerry Thomas Steven anak yang punya rumah sakit ini kalo lo masih mau kerja jangan halangin gue" ucap gue dengan nada tinggi dan mereka pun minggir dan gue langsung menghampiri Jessy yang terbaring lemas.

"Jes gue mohon bangun gue sayang sama lo. Jes sebenernya kita berdua udah di jodohin dari lama. Jes gue mohon bangun Jes gue ga bisa hidup tanpa lo" ucap gue dengan memegang tangan Jessy.

Gue udah ga bisa tahan air mata gue dan saat itu juga air mata gue jatoh dan gue terus mandang wajah Jessy dan tiba-tiba jari Jessy bergerak.

"Jer, Jerry" ucap Jessy dengam suara yang pelan tetapi matanya masih belum kebuka.

"Iya Jes gue di sini lo ga usah takut" ucap gue lalu mencet bel buat panggil dokter. Dan dokter pun datang.

"Ada apa de?" Tanya dokter.

"Jessy udah sadar dok" ucap gue.

"Ya sudah anda bisa keluar dulu" ucap dokter.

"Baik dok" ucap gue tapi tangan gue langsung di tarik Jessy.

"Jangan pergi lo disini aja temenin gue" ucap Jessy. Gue pun ga jadi pergi dan dokter langsung meriksa Jessy.

"Saya akan memberi taukan kepada orang tua kalian, permisi" ucap dokter lalu langsung pergi.

"Jes ternyata orang tua kita udah ngerencanain kalo kita akan di Jodohin dari lama. Dan ternyata orang yang di jodohin papa untuk gue itu lo" ucap gue. Jessy hanya tersenyum tipis kerena belum terlalu sadar.

"Maaf mas harus keluar supaya pasiennya istirahat agar cepat sembuh" ucap suster.

"Baik sus" ucap gue.

"Jes gue keluar dulu ya lo harus istirahat" pamit gue ke Jessy dia hanya ngangguk.

Gue langsung keluar dan duduk bareng bonyok Jessy dan bonyok gue.

"Om tadi kata dokter apa?" Tanya gue ke om Bhrams.

"Jessy tertolong atas anugrah dari Allah. Dan nanti dia akan pindah ruangan" ucap om Bhrams.

Dan benar kata papi Jessy dia akan di pindahkan sekarang tempat tidurnya lagi di dorong oleh para perawat ke ruang presiden room. Ruang paling mewah di rumah sakit ini. Kita semua pun langsung mengikuti para perawat yang membawa Jessy. Dan kita pun sampai di ruangannya.

"Om, tante, pa, ma, Stev biar aku yang nungguin Jessy malem ini pasti kalian cape" ucap gue.

"Ya sudah kalo gitu om dan tante mau pulang" ucap bokap Jessy.

"Mama dan papa juga pulang kalo ada apa-apa kamu ga usah khawatir ada dua bodyguard di depan pintu yang jagain kalian" ucap mama.

"Iya ma" ucap gue.

"Ya udah kalo gitu kita semua pulang kamu jagain Jessy baik-baik ya" ucap om Bhrams.

"Iya om" ucap gue lalu mereka semua pun pergi ningallin kamar Jessy.

---------------------------

Ceritanya makin ga jelas ya?

Makasih untuk yang udah kasih votenya. Yang belum ayo terus vote and comment ya.

-Danira Stephani

Fake Nerd and Cool KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang