"Dadda, kita akan kemana?" Tanya Rey yang akhirnya berbicara dan memecahkan kesunyian di mobil ini.
"Aku sudah berjanji untuk liburan dengan kalian, bukan?" Tanyaku dan melihat anakku bergantian. "Aku akan mengajak kalian liburan."
"Tapi kenapa tidak bersama momma, dad?" Tanya Arthur.
Aku tersenyum lalu mengusak rambut pirangnya. "Dia butuh hiburan sedikit di rumah. Baiklah kalian tidur saja, ayah akan bangunkan kalian ketika sudah sampai."
Aku menarik nafasku, menyenderkan tubuhku ke bangku. Sejujurnya aku tidak tahu kemana akan menuju, aku hanya tidak ingin berada di rumah dan bertengkar dengan Olivia. Aku bekendara malam hingga kembali bertemu sang mentari, aku tidak menemukan satu tempat rekreasipun. Aku menepi, beristirahat sebentar, menghilangkan penat di jalan. Aku mengeluarkan handphone dari saku kemeja kerjaku, melihat pemberitahuan siapa tahu Olivia mengirimkan pesan―tetapi nyatanya tidak dak ada apapun kecuali pemberitahuan batrai handphoneku lemah. Aku menekan icon broswer, mencoba mencari alamat penginapan terdekat dan pucuk dicinta ulam pun tiba―aku menemukan kawasan perkemahan di dekat sini. Kawasan itu juga menyediakan taman bermain dan juga hiburan lainnya untuk anak.
Aku menuju kawasan perkemahan itu, beruntung pintunya di buka 24 jam. Aku membangunkan kedua anakku. Wajah tidur mereka masih tertera jelas di wajah. Aku mengehntikan mobil di bagian pembookingan kamar. Aku keluar dari mobilku dan berjalan kedalam sana.
"Selamat datang di Perkemahan Hoddie, apa ada yang bisa kami bantu?" Tanya lelaki berambut pendek di depan kami.
"Aku ingin memesan kamar untuk menginap." Balasku dan lelaki itu mengetik sesuatu di komputer.
"Berapa malam?" Tanya lelaki itu tanpa melihatku.
"Um entahlah... . Mungkin empat hari tiga malam." Lanjutku sembari menggaruk kepala bagian belakangku.
"500 dollar." Ucapnya dan aku segera menaikkan kedua alisku.
"Apa tidak kurang?" Tanyaku dan dia coba mengecek lagi.
"Jika anda member akan di kurangi lima puluh, tetapi jika tidak semuanya sudah biaya makan, permainan dan juga satu pelayanan."
Aku melihat anak-anakku, mereka pantas mendapatkan ini daripada harua mendengar aku dan Olivia berterngar, trlebih aku sudah berjanji kepada mereka untuk berpikir panjang. Tanpa berpikir sekali lagi, aku setuju dan membayar sewa kamar. Lelaki itu memanggil petugas parkir valet, aku memberikan kunci mobilku tanpa ragu―tapi sebelum itu aku dan anak-anakku menurunkan barang-barang kami. Kamar kami terletak di atas dan paling ujung. Kawasan di sekitar sini nyaman dan juga sejuk, aku tidak menyesal membayar 500 dollar untuk beberapa hari di sini.
"Hallo... Selamat datang di Perkemahan Hoddie." Ucap Perempuan yang tiba-tiba datang. Dia tersenyum "Namaku Jamie, aku pelayan kalian untuk beberapa hari ini." Lanjut Jamie.
Aku tersenyum. "Namaku Jonas dan ini anak-anakku. Arthur dan Rey."
Perempuan itu tersenyum melihat kami, dia memperkenalkan namanya kembali kepada mereka.
"Ayah, kita berbicara pada siapa?" Tanya Arthur perlahan.
"Arthur kau sangat tidak sopan." Balasku sedikit berbisik.
Perempuan itu mengantar kami ke kabin―begitu ia mengatakannya. Ia memberikan kunci kabin kepadaku. Aku memasukan kunci itu ke dalam lubang kunci dan menarik gagang pintu ke bawah . Ketika pintu kabin terbuka Arthur berlari begitu saja ke dalam kamar, Rey menyusulnya. Aku tersenyum lebar dan melihat Jamie yang masih tersenyum dan menatapku.
"Baiklah terima kasih..." Ucapku.
"Kau terlihat lebih tua dari yang aku ingat." Lanjutnya dan melihat wajahku teliti.
Aku mengangkat alisku. "I'm sorry... hanya saja, apa kita saling mengenal satu sama lain?"
"Mugkin kau tidak, tapi aku mengenalmu. Namamu banyak muncul di koran tentang sains. Aku suka membacanya." Lanjut dia dengan senyuman.
Aku mengangguk. "Baiklah, terima kasih telah membantu Jammie."
"Sama-sama, Tuan Alexander. Jika butuh bantuan kau bisa hubungi aku." Lanjutnya.
Jamie segera pergi dan aku masuk ke dalam kabin. Aku melihat Arthur yang sedang loncat di atas kasur dan Rey yang tampak tidak peduli. "Baiklah, kalian harus mandi terlebih dahulu." Ucapku.
"Tapi ayah kita baru sampai." Arthur.
"Aku setuju." Sambung Rey dengan nada khas ketidak peduliannya.
"Anak-anak, kalian belum mandi seharian. Ayah sebenarnya tidak peduli karena ayah juga belum mandi selama seminggu tapi ibu kalian akan marah. Jadi mandilah." Ucapku.
"What ever..." Ucap Rey memutar bola matanya, ia menaruh handphonennya dan berjalan melaluiku. "Dad, kau merasa aneh dengan perempuan bernama Jammie itu? Aku merasa pernah melihatnya."
"Ya dan kau baru melihatnya tadi. Sekarang mandilah." lanjutku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Until the dawn
Novela JuvenilKau tidak tahu betapa berharganya orang disekitarmu, hingga mereka semua pergi. ['Not Kind Of That Story' Bonus Continuity Story.] Joe, 39. Sibuk dengan pekerjaannya hingga terjadi pertengkaran di dalam rumah tangganya. Tidak tahan mendengar oc...