1

3.2K 161 2
                                    

Jung Soo Jung, gadis bersurai coklat itu melangkahkan kakinya di sebuah koridor rumah sakit MyungWoo Hospital. Langkahnya terhenti di depan ruang pasien VVIP.
Langkahnya terasa berat untuk memasuki ruangan itu, tangannya terhenti saat menyentuh gagang pintu itu.

Haahh...

Soo Jung tampak gelisah, ia berbalik untuk meninggalkan tempat itu. Namun, langkahnya terhenti saat seorang pria jangkung berdiri tegap tepat dihadapannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Chanyeol, pria itu memandang Soo Jung dengan tatapan datar.

"Ani.. Aku hanya kebetulan berada di sini. Jadi aku berniat untuk mampir." Soo Jung mengalihkan pandangannya dari Chanyeol.

"Kryss.. Jangan mengganggunya lagi.." Chanyeol menyentuh bahu Soo Jung -Krystal Jung-

NB : Soo Jung : Krystal Jung. Org terdekatnya sering memanggilnya dg Krystal.

"Aku tidak mengganggunya. Aku hanya ingin menemuinya barang sebentar" Soo Jung menatap Chanyeol tepat dimata pria itu.

"Sampai kapan kau terus seperti ini? Huh?" Chanyeol membalas tatapan Soojung.

"Wae? Apa aku salah eoh? Bagaimana bisa aku membiarkannya begitu saja" mata coklat milik Soojung berair, ia masih berusaha menahan tangisnya. Ia tidak boleh terlihat lemah di depan pria yang sudah mengenalnya sejak kecil ini. Tidal, ia tidak akan menjadi lemah hanya karena ini, pikirnya.

"Lupakan saja semuanya. Tidak ada gunanya seperti ini." Chanyeol mengelus puncak kepala Soojung.

"Aniya.. Aku tidak bisa. Aku..aku benar-benar tidak bisa Yeol-ie" Soojung menundukan kepalanya, menatap sneakers polkadotnya. Airmatanya tumpah begitu saja, pertahanannya hancur. Ia meremas ujung bajunya.

"Tapi, kau tidak bisa seperti ini terus menerus. Kau akan menyakitinya." Chanyeol menarik Soojung kedalam pelukannya.

"Nado! Aku bahkan lebih tersakiti Yeol-ie! Jeongmal appo! Hiks.." Soojung memukul pelan dada bidang Chanyeol. Chanyeol hanya mengusap punggung gadis itu.

"Jangan seperti ini Kryss.. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini. Kumohon berhenti" Chanyeol mengeratkan pelukannya saat tangis Soojung semakin pecah.

"Shirreo! Aku tidak bisa!" Soojung melepaskan pelukan Chanyeol dan berlari meninggalkan pria jangkung itu sendiri. Chanyeol terdiam menatap punggung Soojung yang semakin menjauh. Matanya memerah seperti menahan sesuatu yang ingin keluar.

"Haahhh.. Aku bahkan tidak bisa menghentikanmu. Aku juga sakit melihatmu seperti ini. Apa kau tahu jika dirimu telah menyakitiku sejauh ini?" Chanyeol masuk ke dalam ruang pasien itu.
.

.

.

.

.

.
Soojung mempercepat laju mobil sportnya menuju apartmennya. Sampai, batin Soojung. Ia bergegas turun dari mobilnya dan mempercepat langkahnya menuju kamarnya.

"Eottheoke? Aku benar-benar tidak bisa!" Soojung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur queensizenya. Matanya sembab, wajahnya tampak begitu lesu. Otaknya terus berpikir, tapi ia tidak menemukan jalan keluarnya.

Drrtt...
Ponselnya bergetar, sebuah notifikasi pesan masuk.

010-778xxxx
Jangan membuat dirimu dalam bahaya! Jauhi dia!

Soojung terdiam membaca sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak ia ketahui. Matanya terpejam, mencoba menenangkan dirinya.

"Apalagi ini? Aku benar-benar lelah. Oppa mianhae.." Soojung meremas ponselnya kemudian menekan beberapa digit angka.

"Yeoboseo?"

"..."

"Ne. Aku akan menemuimu nanti malam. Apakah bisa?"

"..."

"Arraseo. Ne, tidak akan. Tenang saja"

Pipp
Soojung mematikan sambungan teleponnya. Kemudian merebahkan kembali tubuhnya dan terlelap.
.

.

.

.

.

.

"Apa kau akan pergi?" Seorang wanita menatap pria yang duduk disampingnya.

"Ne. Mianhae. Tapi dia sangat berarti bagiku" Pria itu berdiri dari duduknya.

"Bagaimana dengan diriku? Apa kau sudah tidak menginginkanku?" Wanita itu mengepalkan genggaman tangannya, kemudian ikut berdiri. Pria disampingnya hanya tersenyum sinis.

"Aku hanya membutuhkan tubuhmu. Ahh, dan juga aku hanya perlu menutup mulutmu dengan uang." Pria itu membuka kacamata hitamnya dan mengeluarkan smirknya, matanya menatap wanita disampingnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apa hanya sebatas itu saja? Apa kau tahu bagaimana peras..."

"Tak perlu mengatakan hal yang tidak penting padaku" Pria itu memotong ucapan wanita itu dan pergi begitu saja meninggalkannya.

"Aku tidak akan membiarkanmu begitu saja.." Wanita itu meneteskan air matanya.

.
.
.
.
Tbc

Oke saya tau ini ff gaje bgt. Tapi saya hanya mencoba menyalurkan isi pikiran saya. Dan untuk part pertama ini, mungkin masih banyak kesalahan dan typo yg bertebaran. Karena saya bukan penulis handal.
Semoga kalian menyukainya. Mohon vomentnya yaaa.
Mungkin untuk part selanjutnya masih ada kesalahan atau typo bahkan cerita yg makin gaje😁😁, semoga saja tidak.
Terimakasih

Yes, I Know.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang