Gadis bermata sipit itu tersenyum miris pada pria yang duduk di sampingnya. Mereka sudah menghabiskan hampir 1 jam berdiam diri di bangku yang terletak di tepi sungai itu. Sang pria berkali-kali menghembuskan nafas lelah, jam menunjukkan pukul 03.10 dini hari. Salah satu diantara mereka tidak ada yang ingin beranjak.
"Kau benar..." Sang pria menoleh saat gadis bersurai hitam itu akhirny bersuara.
"Seul,"
"Tidak, J. Kau benar, aku tidak seharusnya sedih seperti ini."
"Seul, kau berhak merasa seperti itu." Jongin meraih pundak Seulgi, mendekapnya dengan sangat hati-hati, membuat tangis gadis itu kembali terdengar, suasana sepi dan sisa aroma hujan tadi sore seakan mengimbangi perasaan hatinya.
"Kenapa sekarang lebih sakit?" Seulgi mencoba menahan tangisnya, tapi sulit.
"Seul, aku minta maaf. Sungguh, aku tidak bermaksud menyakitimu lagi." Seulgi akhirnya membalas dekapan Jongin dengan erat.
"Tidak, kau tidak bersalah. Aku saja yang masih egois, Kai." Jongin memejamkan matanya, mendengar Seulgi memanggil namanya seperti itu cukup membuatnya sesak, seolah jarak diantara mereka kian merenggang.
"Saat itu, aku mendengar berita putusnya kau dengan Klee, aku pikir semuanya akan kembali seperti dulu, aku mengira akan baik-baik saja kedepannya. Ini bahkan baru sebentar, tapi———tapi kau sudah bersama dengan oranglain lagi, Kai." Jongin melepaskan pelukannya walaupun sebenarnya merasa enggan, ditatapnya wajah Seulgi yang basah karena air mata, ia turut merasakan sakit.
"Aku mohon, bersabarlah lagi, Bear." Jongin menghapus air mata Seulgi yang mulai mengering.
"Aku tidak tahu kenapa kau memilih berkencan dengan Jennie kali ini, Kai. Tapi, ku harap kau tidak bermaksud mempermainkannya."
"Aku ingin sekali mengakui di depan semua orang jika aku hanya mencintaimu, aku hanya menginginkanmu. Dan biarkan aku memberontak dengan cara seperti ini,"
"Ini tidak terlihat seperti pemberontakan, bahkan agensi kita sama sekali tidak merasa dirugikan. Kau tahu bagaimana sosok Jennie, gadis sempurna itu sekarang sudah menjadi kekasihmu, agensinya bahkan tidak mengelak, Kai." Jongin menghela nafas kasar.
"Tunggu sebentar lagi, Seul. Setelah aku bisa meredakan kecurigaan publik pada hubungan Sehun dan Krystal, aku akan mengatakan yang sebenarnya di depan mereka."
"Aku cukup khawatir dengan Sehun dan Krystal, mereka sudah cukup lama menutupi semua ini. Aku tidak yakin Sehun akan tetap diam jika semuanya masih saja menyudutkan Krystal, terlebih mereka juga membawa Krystal dalam skandalmu bersama Jennie," Seulgi berdiri dari duduknya kemudian menatap Jongin dengan senyum tipis.
"Ku rasa hanya ini yang bisa kita lakukan untuk membantu Krystal. Kau ingat? Sehun bahkan membiarkan kekasihnya memiliki skandal sebuah hubungan denganmu hanya karena agensi ingin melindungi kita yang hampir saja tertangkap basah waktu itu."
"Kau benar, Seul. Maka ku mohon bersabarlah, aku janji tidak akan melibatkan hati." Jongin berdiri dan menghadap ke arah Seulgi setelah kemudian mengecup kening gadis itu.
"Aku sedikit khawatir dengan perasaan Jennie."
"Tidak, percayalah padaku semuanya tidak akan lama."
"Aku percaya padamu, J" Jongin tersenyum menatap Seulgi.
"Aku sangat mencintaimu, Bear."
"Aku juga, sangat mencintaimu, Kim Jongin."
.
.
.
.
.
.
Yah ini adalah ungkapanku sebagai KaiSeul hardshipper. Ku juga bingung kenapa sesedih ini hiks.
Ku masih berharap pada mereka:')Yah tapi ku juga mendoakan yang terbaik untuk KaiJen:)
Dan, semoga Sestal cepat ofc:')
Atau paling tdk mereka punya project bareng huhuhu.
Ini hanya selingan yaaa, untuk Yes, I Know. sudah aku ketik sih, cuma gatau mau publish kapan.Tngkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I Know.
RomanceSaat dirimu berada dalam dekapanku, aku bahkan hanya berharap waktu berhenti. Jangan biarkan dirinya mengambil diriku lagi.