15

426 57 6
                                    

Chorong menatap tajam pria yang memasuki kamarnya, wanita itu segera berdiri dari duduknya.

"Apa kau sudah merenungi kesalahanmu, Roongie?" Yixing tersenyum semanis mungkin saat menatap Chorong yang berdiri tepat di depannya, wanita yang tingginya hanya sebatas bahu Yixing itu mendecih, membuat senyum sang pria pudar.

"Apa kau baru saja mengabaikanku?" Chorong hanya menghela nafas sebelum beranjak keluar kamar meninggalkan Yixing yang menatap tidak percaya pada punggung wanita itu.

"Hei Park Chorong!"

Satu...

Dua...

Tiga...

Empat...

Lima...

Yixing menghitung dalam hati, yakin wanita itu akan kembali.

Enam...

Tujuh...

Del—

"SHIT!!!" pria itu mengumpat keras sebelum berjalan cepat keluar kamar, dirinya menuruni anak tangga dengan tergesa dan menemukan Chorong di dapur, wanita itu tampak berjongkok di depan pintu kulkas yang terbuka.

"Apa kau berniat menguji kesabaranku?" Chorong tahu pria yang berdiri tepat di belakangnya itu sangat marah, terdengar dari nada suaranya yang datar dan terdengar menggeram.

"Aku lapar." Chorong hanya menjawab singkat, dan beranjak menuju meja makan setelah mengumpulkan beberapa buah di atas piringnya. Sekali lagi, Yixing benar-benar merasa marah atas sikap Chorong yang seperti ini.

Bugh

Chorong terkejut lalu berbalik, mendapati kepalan tangan Yixing yang mendarat pada pintu kulkas. Wanita itu meneguk ludahnya dengan susah, jujur saja sekarang ia merasa was-was setelah melihat raut wajah Yixing yang kemerahan menahan amarah.

"Kau benar-benar membuatku ingin menghukummu, Roongie," baru kali ini Chorong merasa merinding saat ada yang memanggil namanya seperti itu.

"A——aku, aku benar-benar lapar," Yixing tertawa sarkas dan menatap tajam Chorong, tak habis pikir kenapa wanita itu malah berkata seperti itu bukannya meminta maaf seperti biasa.

"Kalau begitu makanlah dengan banyak, karena setelah itu kau akan kelelahan dan tidak bisa bangun di atas kasurku." Yixing berbicara sangat pelan namun, Chorong bisa menangkap nada menyeramkan dari bibir pria itu. Wanita itu berjalan dengan berat hati mendekati Yixing, menaruh piring yang berisi buah itu di atas meja pantry.

"Tuan, aku benar-benar minta maaf. Tolong," Yixing menatap lengannya yang dipegang Chorong erat dengan senyum remeh.

"Apa baru saja kau memohon? Kenapa tidak bersikap berani seperti tadi?" Chorong lebih suka Yixing yang langsung berteriak memakinya ketimbang bersuara dengan nada rendah yang menakutkan seperti ini, wanita itu menundukkan kepalanya dalam, tangannya yang memegang lengan Yixing sedikit bergetar.

"Ti——tidak Tuan. Maafkan aku." Chorong sudah ingin bersimpuh jika saja Yixing tidak menahannya, pria iyu mencengkram kedua bahu Chorong dengan kuat.

"Apa kau masih belum paham?! Apa kau belum mengerti kenapa aku mengurungmu di kamar hingga malam ini?!" Chorong menggigit bibir bawahnya, tidak tahu harus menjawab apa.

"Harusnya kau tahu apa kesalahanmu! Kau pergi dengan pria lain disaat kau adalah milikku, jalang!"

Deg

Chorong dengan perlahan mengangkat kepalanya yang semula menunduk, ia menatap lekat Yixing dengan mata berkaca-kaca. Dari sekian kali Yixing mengatainya dengan sebutan kasar, baru kali ini terdengar sangat menyakitkan, walaupun ia selalu sakit hati setiap dimaki seperti itu.

Yes, I Know.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang