12

602 60 1
                                    

Yixing menatap tajam Chorong yang sedang duduk di hadapannya, wanita itu hanya melamun sejak beberapa menit yang lalu, semenjak dirinya datang dan masuk ke dalam rumah lalu menemukan Yixing berada di meja makan ia hanya diam. Bahkan setelah Yixing berkata ia sudah memasak semua hidangan di atas meja ini, wanita itu hanya tersenyum tipis.

"Apa makanan buatanku tidak enak?" Chorong menggeleng kecil, ternyata wanita itu tidak melamun, pikir Yixing.

"Kalau begitu cepat makanlah. Jangan sampai makanan ini terbuang sia-sia," Yixing berdeham pelan saat manik matanya bertubrukan dengan pandangan Chorong yang sayu, "Aku sudah kenyang, aku akan ke kamar, kau habiskan semua makanan ini."

Chorong hanya tersenyum kecut, pria itu gila? Bagaimana bisa aku menghabiskan seluruh makanan di atas meja ini?!, batinnya.

"Yixing! Bisa bicara sebentar," pria jangkung itu menghentikan langkahnya saat sudah menaiki anak tangga kedua, lalu berbalik menghadap Chorong yang kini sudah berdiri di belakangnya.

"Bicara apa? Kalau kau hanya ingin meminta izin untuk pergi ke luar, aku tidak mengizinkan." Chorong mengernyit sebelum tertawa hambar. "Bukan itu. Lagipula aku tidak perlu izinmu untuk pergi."  Chorong berdeham pelan sebelum menatap Yixing dengan pandangan yang sulit diartikan oleh pria itu.

"Aku ingin kau berhenti ikut campur masalah apapun tentang Soojung," Yixing mengernyit heran, tapi masih bungkam menunggu wanita bersurai hitam legam itu melanjutkan perkataannya, "Sudah cukup kau mempengaruhi gadis itu untuk melakukan apa yang kau inginkan. Jika kau memang masih dendam dengan keluarga Joohyun, maka selesaikan masalahmu sendiri, jangan mengajak Soojung untuk ikut membalaskan dendam hatimu pada putri Bae Junho itu." tatapan Yixing berubah, rahangnya mengeras menahan amarah, wanita di depannya ini berhasil menyulut emosinya.

"Park Chorong! Apa yang kau katakan? Kau bahkan tidak ada hubungan apapun dengan masalah ini, jangan ikut campur!" Chorong tau benar jika reaksi Yixing akan seperti ini, wanita itu bahkan sudah memikirkan apa akibat dari perkataannya tadi jika Yixing marah seperti ini.

"Aku hanya ingin kau sadar. Terutama, aku hanya tidak ingin perbuatanmu merugikan oranglain," Yixing tertawa keras, kemudian mengangguk seolah mengerti kemana arah pembicaraan ini.

"Ah, aku mengerti sekarang. Apa pria bodoh itu yang memintamu untuk bicara seperti ini padaku? Dia pikir kau itu siapa bisa mengaturku?! Katakan pada adikmu yang sangat tidak tahu diri itu, berhenti ikut campur dengan apa yang ku lakukan!" setelahnya pria jangkung itu berjalan dengan cepat menuju kamarnya dan membanting pintu dengan keras, membuat Chorong terkejut. Ia pikir Yixing akan mengusir atau bahkan menyiksa dirinya, tapi pria itu lebih memilih mengakhiri pembicaraan ini dengan pergi.

"Bagaimana bisa aku menaruh hati pada pria kasar sepertinya," Chorong tersenyum miris setelah kemudian melangkah untuk duduk di meja makan kembali, menatap hidangan yang kata pria tadi adalah hasil masakannya sendiri, wanita itu tersenyum seraya menyuap sesendok salad sayur yang terlihat enak.

.

.

.

.

.

"Jung-ie! Oh anakku, Mom benar-benar merindukanmu." Soojung menyambut pelukan hangat dari ibunya itu, Jung Soo Ra.

"Mom! I miss you so much, kalian benar-benar begitu lama pergi." Soora tersenyum seraya mengelus punggung putri bungsunya itu, kemudian melepasnya saat suara sang suami terdengar.

"Oh Daddy! Aku juga merindukanmu!" Soora tersenyum melihat Soojung yang beralih memeluk ayahnya, Jung Hoseok.

"Putri kecil kita sudah beranjak dewasa ternyata, rasanya baru kemarin kita meninggalkannya di sini," Soojung terkekeh setelah melepas pelukannya pada sang ayah.

Yes, I Know.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang