14

457 57 7
                                    

Soojung menatap datar kedua sosok manusia di depannya, terlebih pada Chanyeol. Soojung tak habis pikir dengan rencana dari pria itu, bagaimana bisa pria bertubuh menjulang itu menyarankan Soojung untuk mempertemukan Joohyun dengan Sehun. Gila.

"Ku rasa apa yang dikatakan Chanyeol ada benarnya, Jung," Seungwan mengangguk saat Soojung menatapnya, seolah memberi dukungan.

"Tidak." Chanyeol dan Seungwan menghela nafas, begitu keras kepala, pikir mereka.

"Tapi, Jung, ada baiknya jika Sehun tahu bahwa Irene sudah sadar, mungkin saja ada yang ingin Sehun bicaran pada wanita itu." Soojung menatap tajam Chanyeol.

"Lalu, membiarkan wanita sialan itu membujuk Sehun untuk memaafkannya? Cih, tidak akan." Chanyeol dan Seungwan tidak lagi terkejut mendengar Soojung yang kini pintar memaki oranglain, terlebih jika orangnya adalah Bae Joohyun.

"Jung, bisa saja Sehun malah akan memberikan balasan yang setimpal pada Irene. Kau sangat tahu bagaimana marahnya Sehun atas perbuatan Irene, bukan?" Seungwan mencoba meyakinkan gadis yang menunjukkan mimik wajah kesal itu.

"Akan ku pikirkan."

"Hhh.. Baiklah. Kalau begitu, sekarang apa yang akan kau lakukan?" Chanyeol menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa ruang tamu yang ada di apartmennya, matanya melirik Soojung yang duduk di sampingnya. Sedangkan Seungwan yang ada di seberang mereka hanya diam, menunggu apa yang akan Soojung katakan.

"Tidak ada. Aku akan pulang. Sehun pasti mencariku. Dan tolong, Wendy bisa kah kau bermalam di sini. Setidaknya agar Irene tidak mencoba mengelabui Chanyeol," Seungwan menatap Chanyeol sekilas kemudian mengangguk pelan dengan wajah yang tampak memerah.

"Baiklah, aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu, Chan. Aku ke sini dengan stiven." Chanyeol tau betul siapa itu stiven, lebih tepatnya apa itu stiven. Sebuah mobil sport berwarna hitam metalic kesayangan Soojung.

"Tetap saja, ini sudah malam, Jung."

"Aku bilang tidak, Chan. Lebih baik kau tetap di sini, bisa saja wanita sialan itu melukai Wendy," Chanyeol hanya menghela nafas.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengantarmu sampai lift saja." Soojung hanya mengangguk, lalu beranjak keluar apartmen bersama Chanyeol. Sedangkan Seungwan melangkahkan kakinya menuju dapur.

.

.

.

Pagi ini wanita yang mengenakan dress merah maroon berjalan di koridor rumah sakit, wanita itu berjalan dengan lambat, terlihat melamun sampai seorang pria datang dan menyapanya.

"Apa yang kau lakukan di sini, nona Park?" Chorong yang semula melamun beralih menatap pria yang berjalan di sampingnya.

"Hm? Tidak ada. Aku hanya ingin ke sini saja," Pria itu tertawa mendengar jawaban Chorong.

"Apa sekarang kau berpikir jika rumah sakit adalah tempat rekreasi atau hiburan? Lucu sekali," Chorong hanya tersenyum menanggapinya.

"Mau mampir ke ruanganku?" Chorong menangkap makna lain pada nada bicara pria itu, terkesan seperti.. Menggoda?

"Ku rasa tidak perlu, tuan Kang." Pria itu, Kang Minhyuk----terkekeh melihat Chorong yang tersenyum meledek ke arahnya.

"Baiklah baiklah, aku tahu sekarang kau sedang merasa bosan, bukan?" Minhyuk merangkul Chorong berbelok menuju sebuah Cafetaria yang ada di rumah sakit Myungwoo.

"Kau mau membawaku ke mana?"

"Tentu saja makan. Aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu, dan kau terlihat kebingungan. Ada baiknya kau makan dulu, Roongie." Chorong hanya pasrah mengikuti pria yang katanya adalah dokter kandungan, tapi sikapnya kadang tidak mencerminkan bahwa ia seorang dokter.

Yes, I Know.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang