"Hai Avanny," Windi berjalan menghampiriku dengan senyum yang sangat manis.
Aku mengerutkan dahi, untuk apa Windi menghampiriku? Aku berdecak kesal, makar apalagi yang akan dia berikan padaku?
"Kenapa Win? Ada masalah tentang Vanno? Gue udah gak jadi murid dia lagi kok. Lo tenang aja. Gue udah jauhin Vanno juga, sebisa mungkin gak ada kontak apa pun." Cecarku.
"Wesss... tenang aja kali Vanny, gue ke sini mau bilang makasih atas pengertiannya, lo cewek gue juga cewek, syukur deh lo bisa ngerasain gimana jadi gue."
"Gue heran sama lo, hubungan gue sama Vanno 'kan biasa aja. Kita deket wajar karena temen sekelas, gue sering sama Vanno wajar karena kita sering belajar bareng, ngobrol bareng juga wajar karena kita butuh diskusi. Lo terlalu berlebihan menanggapinya."
"Tapi perasaan lo gak wajar! Lo suka sama Vanno, semua orang juga tau, Avanny. Dan gue wajar dong bersikap kayak gini, siapa tau aja lo ada niat buat nikung."
Kurang ajar.
"Sebodoh-bodohnya gue, gue gak akan nikung juga kali. Gue masih punya harga diri."
"Halah yang namanya cinta tuh bikin buta."
"Stop deh, Win. Jangan nyari ribut mulu. Gue mau pergi." Aku meninggalkan Windi yang masih di kelas sendirian.
Apa-apaan dia, kenapa ada saja makar dibalik semyum setannya itu.
#31DaysWtitingChallenge
14 Desember 2016

KAMU SEDANG MEMBACA
31 Days Writing Challenge #1 ✓
Short StoryNamaku Avanny, aku mengagumi Evanno, Kapten basket di sekolahku sekaligus mentor IPA-ku. Hubunganku dengannya baik-baik saja, hingga pacarnya mengirimkanku surat disuasi. -POV AVANNY- Drabble bersambung #31DaysWritingChallenge N #3 in 31DaysWritin...