"Nomor yang anda tuju sedang sibuk atau berada di luar jangkauan."Tut.. tut.. tut..
Selalu seperti itu, ini yang ke lima kalinya. Akan kucoba lagi, ini yang terakhir, kalau Arman tidak mengangkatnya juga aku tidak mau lagi belajar dengannya.
"Hal--"
"Heh Arman, lo di mana? Gue udah sejam lebih nunggu lo di caffe greentea. Emang dasar lo ya gak niat banget mentorin gue."
"Ya ampun, gue lupa, gue ketuduran abis main ps."
"Jadi gak belajarnya? Lama lo."
"Ke rumah gue aja."
*****
"Ya ampun, ini rumah berantakan banget sih! Lo ngapain aja Arman." kalimat itu yang pertama kali aku katakan saat sampai di rumahnya.
Kalibut di mana-mana, "Lo nih, ya, bantal sofa bukan pada tempatnya, kaleng soda dan bungkus snack berserakan, dan apa ini? Lolipop? Lo makan lolipop juga?" Aku bingung, padahal ia hanya sendirian, tapi begitu banyak sampah di sekitarnya.
"Eh, anu, itu–"
"Yaelah bawel banget sih, gue kok yang beresin," ujar seseorang dibalik pintu kamar.
"Vanno? Lo-"
"Vanny? Lo ngapain di sini?"
"Seharusnya gue yang tanya, lo ngapain di sini?"
"Ini 'kan rumah gue. Lo sendiri?"
"Rumah lo? Arman 'kan anak tunggal."
"Udah deh, gak usah kepo sama keluarga gue. Kita belajar di taman belakang aja." Arman menarik tanganku hingga ke taman belakang rumahnya.
Apaan sih, aku 'kan masih pengin tahu kenapa Arman dan Vanno satu rumah.
#31DaysWritingChallenge
26 Desember 2016
![](https://img.wattpad.com/cover/91765462-288-k938263.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
31 Days Writing Challenge #1 ✓
Short StoryNamaku Avanny, aku mengagumi Evanno, Kapten basket di sekolahku sekaligus mentor IPA-ku. Hubunganku dengannya baik-baik saja, hingga pacarnya mengirimkanku surat disuasi. -POV AVANNY- Drabble bersambung #31DaysWritingChallenge N #3 in 31DaysWritin...